Fearless

115 8 0
                                        

NCT DREAM (Mainly Jeno)
Action
©fedmydream

°°°

Kilat belati di bawah sinar bulan tidak membuat gentar Jeno yang terus menghindar. Meski jantungnya bertalu-talu, pria itu tetap memasang wajah tegas dengan fleksibilitas tubuh di antara gerak musuh yang menyerangnya bertubi-tubi. Akan tetapi, semuanya berakhir pada udara kosong. Demikian sudut bibir Jeno diam-diam terangkat kala deru napas kasar di hadapannya menciptakan uap dingin lebih besar.

Setelah pria itu puas bermain, barulah saat itu Jeno mengepalkan tangan dengan pasti dan melayangkan pukulan. Tungkai kakinya merangkap menjadi mesin--menopang tubuh dengan kokoh sekaligus alat gerak yang sempurna. Tidak butuh waktu lama bagi lawan bertarungnya untuk roboh di atas tanah lembab.

Terdengar siul di belakangnya. Jeno hampir berbalik dengan tendangan jika saja sosok tersebut tidak menghindar dan menarik tudung kepalanya. Surai cokelat tua disibak cahaya langit dengan mutlak.

Shit--Jaemin.” Jeno mengumpat keras.

Sang terdakwa, Jaemin, hanya tertawa. Pria itu kemudian menatap pria kekar yang tidak sadarkan diri di belakang Jeno sebelum melemparkan senjata api. Jeno menangkapnya dengan mudah lalu menyematkannya di sisi pinggang. Melalui kode mata, punggung keduanya menghilang di balik pepohonan. Derap langkah tetap dalam radius yang bisa tangkap oleh masing-masing.

Mereka kemudian tiba di depan sebuah bangunan berlantai dua yang tidak berpenghuni. Kegelapan nyaris melahap tembok kokoh tersebut, tetapi tidak ada yang bisa dijadikan titik kumpul yang lebih menjanjikan di tengah hutan, terlebih saat malam hari.

“Aku kehilangan Jisung dalam pertarungan, earpiece-ku terlempar,” kata Jaemin membuka dialog.

Mendengar hal tersebut, Jeno tidak bisa menahan diri untuk menyikut perut pria itu. “Bodoh. Sudah kubilang tujuan Renjun menempelkan perekat itu untuk membuatnya tetap diam di tempat.”

“Tapi rasanya seperti aku sedang sakit telinga, tahu.”

Jeno tidak menanggapi komentar bodoh milik Jaemin melainkan mengingat saluran pada earpiece-nya sendiri. Pria itu baru menyadari bahwa selama dua puluh menit ke belakang, ia hampir tidak mendengar suara Mark. Mereka terakhir berbincang mengenai arah mata angin sebelum tiba-tiba Jeno mendapat serangan dadakan dari sekelompok musuh yang mengakibatkan senjatanya dilucuti. Beruntung Haechan dapat menemukannya tepat waktu dan membantu pertarungan. Mereka kemudian kembali berpencar untuk melanjutkan tugas masing-masing.

Jaemin tiba-tiba mengambil posisi siaga dengan senjata di tangan. Jeno sontak memicingkan mata dan ikut menyentuh pistol di pinggang, menggenggam batang hitam tersebut lalu menyiapkannya di garis tepi celana. Tanpa sadar, baik Jaemin dan Jeno saling memunggungi dengan jari berada pada ujung pelatuk.

DOR!

Fuck, Chenle!”

Jendela lantai dua bangunan tersebut pecah dan sosok pria bersenjata jatuh dari sana. Tubuhnya membentur keras beberapa anak tangga di bagian teras rumah sebelum sepenuhnya tidak bergerak. Mati.

Chenle, masih tidak menurunkan senjata, muncul dari sayap kiri pagar dengan senyuman lebar. Anak lelaki itu adalah pelaku peletusan senjata pada musuh yang rupanya sedari tadi telah mengintai kedatangan Jeno dan Jaemin.

Thanks, kid!” Jaemin mendekatinya lalu memberikan satu tepukan halus di pucuk kepala. Chenle mengangguk kemudian mendekati mayat pria itu untuk melucutinya. Jeno membantunya mengambil beberapa senjata dan peluru, sedang sang empu tertarik dengan identitas diri yang tersemat pada kantong seragam.

SHALLOW - NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang