6. Pembelaan ❀

325 274 60
                                    

haii haiiii ketemu lagi deh kitaa

they called me boon, thats what i like-☆

silahkan tinggalkan sebanyak-banyaknya komen di chapter ini, beri vote juga share cerita ini dengan temen-temenmu. salam sayang dari boon-♡

🎶play song Nona-Rizky Febian🎶

okeyy selamat membacaa

~~~
"Gue ngebela dan pihak yang benar, kalau gue ngebela di pihak yang salah, itu artinya gue bego."
~~~

"Gue anter lagi ya."

"hm."

"Zir," sapa ketua osis kepada Zirga yang sedang duduk bersama Gisella, dia adalah Anggara.

"Hai ga, ngapa?" balas Zirga menoleh ke Anggara dengan bingung, tak biasanya katua osis memanggilnya seperti ini.

"Lo mau jadi PJ lomba gak?" tanya Anggara to the point.

"Lomba apaan?" balas Zirga bertanya kembali, sebenarnya Zirga pernah mengikuti lomba, namun tidak terlalu sering.

"Bulan bahasa dan sastra."

"Boleh, jadi apaan?" Zirga menerima tawaran Anggara dengan suka ria, kapan lagi ia mengikuti lomba, sebentar lagi ia juga akan naik kelas.

"Panitianya, yang siap-siapinya."

"Boleh, kapan emangnya?"

"Sebulan lagi sih. Oke gue pergi," ucap Anggara lalu pergi meniggalkan Zirga dan Gisella berdua, sepertinya Anggara akan menawari murid-murid lainnya.

"yuk!" ajak Gisella kepada Zirga sambil menarik pergalangan tangan Zirga, Zirga hanya mengikuti Gisella dari belakang.

"Aduhh," rintih Gisella karena terpeleset di tangga pertama karena tangga itu disebar minyak, Zirga segera menangkap Gisella, sekarang mereka saling bertatapan, Gisella melihat Zirga yang sekarang begitu dekat dengannya

"Uh, untung ada kamu, kalau gak udah jatuh duluan," kata Gisella sambil merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan karena hampir terjatuh tadi.

"Siapa sih yang sebar minyak di sini? Sengaja ya biar kamu jatuh," ujar Zirga sedikit kelas mencari-cari orang di sekitar tangga, siapa tau saja orang yang telah menyebarkan minyak dan masih ada di sini.

"Udah ah, biarin aja, kita pergi aja lagi," tutur Gisella lalu ia berjalan meninggalkan Zirga di belakang.

Di depan kelas Gisella, tiba-tiba datang Chelsea dan dua entek-enteknya dari arah yang sama dengan Zirga dan Gisella datang. Sedang berjalan rempong-rempong mereka.

"Hai Zir," sapa cewek itu kepada Zirga dengan sok ramah dan tersenyum sok cantik.

"Hai," jawab Zirga singkat, sebelumnya jika Zirga bertemu dangan Chelsea Zirga sangat ramah kepadanya tapi semenjak ia berpacaran dengan Gisella, Zirga tak ingin berlama-lama lagi dengan Chelsea.

"Hai Gisella," sapa Chelsea lagi kepada Gisella dengan manis sambil sedikit melambaikan tangannya kepada gadis itu.

"Hai," balas Gisella tersenyum tipis, Gisella merasa ada yang aneh dari Chelsea, dari tingkah laku dan sorot matanya kepada Gisella, tapi ia sudah lega karena ia sudah mencaritakan semuanya kepada Zirga, jadi dia sedikit aman.

IKATAN KOVALEN -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang