7. Olimpiade ❀

291 260 59
                                    

haiii gimana nii baik aja kam kabarnyaa?

they called me boon, thats what i like-☆

silahkan tinggalkan sebanyak-banyaknya komen di chapter ini, beri vote juga share cerita ini dengan temen-temenmu. salam sayang dari boon-♡

🎶play song Dunia Tersenyum-Cherrybelle🎶

okayy happy reading

~~~
"Sebenci apapun gue sama tempat itu, jika ada seseorang yang gue cinta menyukai tempat itu, maka gue juga akan suka tempat itu."
~~~

Hari ini Gisella mengikuti lomba jadi dia lebih cepat berangkat sekolah, dia sudah mengatakan kepada Zirga tadi malam agar hari ini tidak menjemputnya, ketika jam istirahat seperti biasa sebelum Zirga kenal Gisella dia lebih memilih di kelas bersama teman-temannya bercanda riang sambil bermain gitar dan bermain kartu UNO.

"Woi Zir, lo nggak nyari Gisella?" tanya Raiden kepada Zirga yang tengah santai sambil memainkan ponselnya.

"Ngapain Dicari kan Gisella enggak ada," jawab Zirga enteng.

"Kemana dia?"

"Lomba."

"Ngapain lo gak ikut lomba juga Zir? Biar bareng aja gitu kan," tanya Aksa yang sedang duduk di lamtai sambil meletakkan kartu UNO-nya di lantai karena sekarang adalah gilirannya.

"Mana bisalah Zirga, dia kan goblok," ucap Raiden membuat Zirga menatapnya tajam.

"Enak aja, gue pinter ya kayak Hagan," balas Zirga.

"Kenapa Hagan gak ikut juga ya? Kan dia pinter," tanya Aksa lagi. Buat apa dia ngurus-ngurus orang coba. Terserah orang dong mau ikut atau engga olimpiade itu.

"Sibuk aja lo Sa! Terserah Hagan dong, diri juga diri dia, ngapain lo yang sibuk. Lo aja yang ikut sana," protes Zaiden membuat Aksa menyinyir untuk mengejek ucapan Zaiden. Aksa mengeluarkan permen tangkai dari mulutnya lalu memasukkannya kembali.

"Oy lo lagi!" kata Hagan membuka suara. itu Hagan nyuruh si Raiden letak kartu UNO-nya soalnya giliran dia.

"ANJIRRR JAHAT KALIAN!! Gilaa udah tiga puluh kartu anjir! Jadi gue harus nambah tiga puluh kartu kartu! Bangsatt, jelas-jelas gue gak ada kartu tambah! Siapa si yang narok kartunya bejibun!!!?" cercos Raiden tak terima, itu sengaja Aksa yang menaruh semua kartu tambahnya saat giliran dia, Aksa sudah tau jika Raiden tidak mempunyai kartu tambah, karena di saat Raiden berbicara tadi ia mengintip.

"Gue ngapa lo? gak terima?" jawab Aksa santai sambil memakan permen tangkainya.

"Males dah gue lama-lama sama kalian! Udahlah gak mau main gue! Gak akan menang juga gue! Ntar kalau gue yang kalah minta traktir! Giliran kalian yang kalah, gue minta traktir, ditunda mulu!" kesal Raiden masih tidak menerima ia diperlakukan seperti ini.

"Siapa juga yang butuh lo main sama kami, tadi lo kan yang maksa biar lo bisa main padahal kami udah satu kali putaran," balas Zaiden terkekeh melihat kembarannya yang sinting itu.

Zirga tertawa lepas melihat sahabatnya mendarita seperti itu. Apalagi jika Raiden yang menderita, pasti akan menyenangkan.

"Sinting banget temen lo Zir," ucap Andra tiba-tiba. Andra seorang ketua kelas yang sedari tadi tengah memainkan ponselnya. Padahal tadi seingat Zirga Andra berada di kantin bukan di kelas.

"Bukan temen gue."

"BTW, lucu juga."

"HAH? RAIDEN SINTING DI BILANG LUCU?" teriak Zirga membuat Raiden salah sangka, "MAKASIHHH YANG BILANG GUE LUCUUU, MUACCHHHHH, LOP YOUUU SAYANGGG!!!!" Raiden berhenti dalam ekting nangisnya sekarang ia menjadi lebay tak karuan, tak ada yang pernah mengatakannya lucu.

IKATAN KOVALEN -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang