36. Jadian ❀

185 150 301
                                    

haii haii haiii

they called me boon, thats what i like-☆

silahkan tinggalkan sebanyak-banyaknya komen di chapter ini, beri vote juga share cerita ini dengan temen-temenmu. salam sayang dari boon-♡

🎶play song Terlalu Lama-Vierra🎶

okeyy happy readingggg

~~~
"Sakit jika orang yang kita cinta bersama orang lain, apalagi itu adalah sahabat kita. Bingung harus menepi atau tetap mencintai secara diam-diam."
~~~

Petasan yang menghiasi langit malam yang sudah dihiasi oleh bintang-bintang yang bersinar terang. Belihat bintang langsung dari bukit adalah satu hal yang menyenangkan, suasanya malah yang penuh dengan kebahagian.

Murid-murid bersantai ria dengan memainkan gitar dan bernyanyi sambil melihat petasan yang meledak di langit malam hari ini. Gisella dan ke-tiga sahabatnya sedang memainkan kembang api di dekat api unggung. Sengat menyenangkan malam ini dilewati bersama sahabat.

Sebagian murid juga sedang membakar sosis dan jagung, itu akan menjadi makanan yang menjadikan pengganjal perut bagi orang-orang yang kelaparan, hahaha enak tuh.

"RAIDENN BAKARIN BUAT GUE DONGGG!" teriak Aksa meminta Raiden untuk membakar jagungnya.

"Enak aja lo, gue yang capek-capek bakar lo yang nikmatin. Gue sedang bakarin untuk pacar gue nih Friska," balas Raiden sambil mengipas-ngipas jagungnya, disebelah Raiden ada Pak Acep yang sedang membakar sosis.

"Raiden, kalo aku dibakarin, kamu juga harus bakar jagung buat mereka ber-tiga," sahut Friska membuat Gisella, Zeline, dan Selina terkekeh kecil.

"Okeee, kalo bebeb Friska maunya gitu, bakalan Raiden bakarin kok, bebeb Friska ketawa-ketawa aja yaa biar Raiden aja yang bakar," ujar Raiden dengan semangat, ia lalu mengambil tiga jagung lagi dan membakarnya untuk sahabat sang pacar.

Dengan malas Aksa juga ikut membakar jagung karena perutnya sudah keroncongan sedari tadi. Zaiden pun juga ikut membakar jagung karena tak ada teman lagi untuk bermain, Zirga? Cowok itu pergi entah kemana, dan Hagan? Manusia itu tak mau diajak bersosialisasi.

"Ze," panggil seorang cowok dengan suara beratnya, Zeline yang merasa namanya dipanggil langsung melihat kesumber suara. Dan ternyata Zirga yang memanggilnya.

Zirga lalu menarik tengan Zeline untuk pergi ke tepi bukit melihat petasan yang indah. Zeline sempat dibuat kaget dengan Zirga, mengerutkan keningnya bingung.

"Ze, gue mau ngomong," kata Zirga melihat Zeline dengan sorot mata yang berbeda.

"Iya ngomong aja," jawab Zeline tersenyum manis.

Banyak murid-murid yang melihat mereka dengan senang, juga sahabat-sahabat Zeline ada disana.

"Kamu mau ga jadi pacar aku?" tanya Zirga membuat Zeline kaget, semudah ini ternyata, kalo gini kenapa ga dari dulu aja dia ngungkapin perasaan? Kenapa baru sekarang.

"Hmmm, jalani dulu ya," jawab Zeline tersenyum senang, dan sahabat Zeline datang memberi pelukan hangat untuk Zeline, mereka sangat gemas.

IKATAN KOVALEN -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang