40. Zaiden dan Selina ❀

189 113 623
                                    

haii gimana sampai part sini seru ga?
boon ngerasa boon buat cerita ini lama banget ya HAHAHA

vote dulu yaaaa kawan-kawan tercintaaa

call me boon, thats what i like-☆

🎶play song Kesan Pertama-Nexgen🎶

okeyy happy readinggg😘😘😘

~~~
"Kesempatan kamu untuk sukses disetiap kondisi salalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan kamu dengan diri sendiri, harus berani, itu adalah jalan melalu kesuksesan."
~~~

Selina sedang membayar obat yang baru saja ia beli untuk neneknya. Selina sekarang sedang ada di Jakarta karena neneknya sedang sakit.

Selina tadi datang dengan ojek yang ia pesan karena lumayan jauh jarak apotek ke rumah Neneknya. Dan sekarang ia juga harus memesan ojek lagi untuk ia pulang.

"Lo? Kok disini?" ucap seorang cowok yang melihat Selina sedang sibuk dengan hpnya di pinggir jalan.

"Eh, Zaiden? Gue abis beli obat tadi," ujar Selina tersenyum kecil.

"Mau pulang? Gue anterin," sahut Zaiden dan langsung ia menggenggam pergelangan tangan Selina untuk mendakat ke motor sportnya.

"Eh, ga usah, rumah Nenek gue agak jauh," kata Selina tak enak hati.

"Gapapa, sekalian jalan-jalan."

Selina lalu menaiki motor sport Zaiden dengan gugup, padahal ia baru kenal dengan Zaiden, tapi dia kok baik banget.

"Jangan jauh-jauh duduknya, dekat aja ntar lo jatuh lagi kebelakang," kata Zaiden yang telah sadar dengan Selina yang duduk lebih kebelakang, Selina sedang menjaga jarak.

Selina lalu mendekat dengan Zaiden lalu ia tersenyum kecil, terlihat dari kaca spion motor itu. "Mau ngebut gaa?" tanya Zaiden dari depan sana. Tak mungkin jika Zaiden main ngebut-ngebut saja ntar jatuh Selinanya.

"Mau dongg, gue suka ngebut di motor juga," kata Selina seperti senang jika mengebut menggunakan motor.

"Lo suka pakai motor juga? Terus kenapa tadi gak pake motor lo aja beli obatnya?" tanya Zaiden sebelum ia mengebut.

"Motor gue di Bandung, gue takut pake motor di Jakarta, ntar remnya blong lagi," kata Selina terkekeh kecil. Selina kan suka benget sama motor walaupun dia cewek.

"Oohh gituu, pengangan dulu baru ngebut," kata Zaiden dari depan sambil tersenyum kecil. Selina yang gugup ia hanya memegang perut Zaiden sedikit tak mau peluk Zaiden.

"Dimana rumah Nenek lo?" tanya Zaiden mengurangi laju motornya karena ia bingung harus belok di jalan yang mana.

"Belok kiri nah terus lurus, rumah putih lantai dua," kata Selina dan Zaiden mengangguk kecil.

Zaiden dan Selina sudah sampai di depan gerbang rumah Nenek Selina. Selina tersenyum manis ke arah Zaiden, Zaiden pun juga gitu.

"Makasih ya, lo mau masuk dulu ga?" ucap Selina mempersilahkan Zaiden untuk masuk.

"Gausah deh, gue mau bantuin Raiden bersihkan rumah, soalnya mama gue yang suruh, ntar tu anak celoteh gejelas lagi," kata Zaiden seperti menghina kembarannya.

IKATAN KOVALEN -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang