16. Genggaman yang erat ❀

183 166 24
                                    

hallooo gimana kabarnya? lama gak update ya hehe

they called me boon, thats what i like-☆

silahkan tinggalkan sebanyak-banyaknya komen di chapter ini, beri vote juga share cerita ini dengan temen-temenmu. salam sayang dari boon-♡

🎶play song Bersamamu-Vierra🎶

okeyy selamat membaca

~~~
"Hari-hari ku setelah mengenalmu seperti langit sore, sangat indah, aku mau keindahan ini berlangsung untuk selamanya."
~~~

Zirga meletakkan Gisella di ranjang UKS. Ia melihct wajah Gisella yang memucat, Zirga mengelus puncak kepada Gisella lembut, sangat menggemaskan Gisella ketika tidur.

"Zir gue aja yang jaga Gisella, lo sama Alfat balek aja." tata Zeline yang baru sapai ke UKS bersama Alfat.

"Terus lo gak belajar?" tanya Zirga membuat Zeline terdiam. Ya itu tujuan Zeline ia malas belajar dengan Pak Haikal, dan juga ia ingin menunggu sahabatnya itu bangun.

"Oh gue tah tujuan lo Ze, balik ke lapangan cepat!" titah Alfat setelah tau tujuan Zeline ingin menunggu Gisella. Zeline dan Alfat keluar dari ruang UKS dan kembali lagi ke lapangan agar tidak dimarahkan lagi oleh pak Haikal.

"Izinin Gisella yaa!" teriak Zirga tidak terlalu besar agar mereka berdua bisa mendengarnya.

Sekitar sepuluh menit Zirga menunggu Gisella untuk bangun, dari tadi ia masih mengelus puncak kepala Gisella dengan lembut. Ajeng, anak kelas 12 IPA 2, ia berpiket hari ini di UKS, sudah memberikan minyak kayu putih agar Gisella bangun, tapi Gisella belum bangun juga.

"Jeng kok gak bangun sih Gisellanya?" tanya Zirga kepada Ajeng yang sedang membereskan kotak P3k karena tadi ada murid yang terluka karena terjatuh.

"Mungkin Gisellanya kecapean kali Zir," jawab Ajeng.

Gisella membuka matanya kecil, perluhatannya sedikit buram, ia juga pusing. "Zirga," panggil Gisella lemah, Zirga yang mendengarnya dengan jelas langsung menggenggam tangan Gisella.

"Iya Gisella, kamu gapapa kan? Masih sakit? Atau pusing?" sahut Zirga menanyakan pertanyaan dengan sorot mata khawatir.

"Zirga aku mau minta tolong boleh?" tanya Gisella.

"Kamu mau minta apapun boleh Gisella," jawab Zirga dengan nada lembut.

"Aku mau muntah, aku gak bisa nyium minyak kayu putih," kata Gisella manahan mualnya karena bau minyak putih yang tidak ia suka.

"Oke okee, Ajeng! Tolongin Gisella ke toilet dia mau muntah," ucap Zirga kepada Ajeng, Ajeng mendengarnya langsung membantu Gisella berjalan ke kamar mandi yang tak jauh dari ruang UKS.

"Sorry ya Gisella, gue gak tau lo gak bisa nyium kayu putih," kata Ajeng meresa bersalah.

"Iya gapapa, santai aja, gue juga gak pernah ngasih tau lo," jawab Gisella santai.

"Yaudah lo gue tinggal ya, lo sama Zirga aja ya, tugas gue masih banyak di UKS hehe."

"Zirga, kalau Gisella kenapa-napa kasih tau gue ya, gue di ruang sebelah ngejain tugas gue," lanjut Ajeng lalu ia pergi dengan tergesa-gesa.

"Iya makasih ya."

Sekarang Zirga menggenggam erat tangan Gisella. Gisella hanya tersenyum melihatnya, ia merasa senang dengan perlakuan Zirga, sangat nyaman rasanya.

"Kamu gak olahraga?" tanya Gisella kepada Zirga yang masih menggenggam tangannya.

"Aku udah izin." jawab Zirga sejujurnya.

"Emang boleh?"

"Boleh dong"

"Kok boleh?"

"Kan buat jagain orang yang tersayang, ya boleh lah. Btw kamu gak mau pulang?"

"Gak, masih ada yang mau aku liat."

"Siapa?"

♡♡♡

udah segini aja, lama lama jijik aku revisi ceeita lama aku suerr, mager banget aku revisi yang penting kalian ngerti aja ga alurnya udah itu aja


533 words

IKATAN KOVALEN -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang