14. Praduga ❀

195 178 28
                                    

haiii haiii, baik gak nii kabarnyaa?

they called me muyy, thats what i like-☆

silahkan tinggalkan sebanyak-banyaknya komen di chapter ini, beri vote juga share cerita ini dengan temen-temenmu. salam sayang dari boon-♡

🎶play song Seperti Kisah-Rizky Febian🎶

okkiiiii selamat membacaa

~~~
"Di balik kesedihan pasti ada kebahagiaan yang menunggumu, percaya gak percaya semua akan terjadi."
~~~

Zirga dan Gisella pergi ke mall untuk metepati janji Zirga. Sebenarnya tadi Gisella sempat tidak mau ke mall karena semangatnya sudah hilang karena Rafael pergi, walaupun Rafael adalah mantannya tapi entah kenapa dia beda. Tapi Zirga membujuknya agar mau pergi bersamanya ia bilang "Kalau kamu gak mau ikut boneka beruangnya diganti dengan boneka monyet." Perkataan itu membuat mood Gisella kembali, ia sangat tidak suka dengan monyet sangat tidak suka.

"Pilih apa yang kamu mau, mau seberapa banyak kamu beli, kalau kamu mau ambil aja tu boneka monyet," kata Zirga sambil menunjuk boneka monyet yang betjejeran di toko itu.

"Gak mau! Monyet tu mirip kamu, jelek!"

"Oh aku jelek ya? Mau nanya sama mbak kasir lah, mau nanya mbak Zirga ganteng gak?" Zirga terkekeh melihat Gisella yang sudah kesal dibuatnya.

"Jangan! Ntar mbaknya naksir," balas Gisella lalu Zirga mengacak puncak kepalanya gemas.

"Aku mau ini boleh gak?" Gisella mengambil boneka beruang kecil yang terlihat imut di matanya.

"Kacil banget, nih yang ini aja," saut Zirga, ia menunjukkan boneka beruang besar yang menurutnya itu lucu.

"Gak mau yang ini lebih bagus." Gisella memeluk boneke beruang itu, boneka kecil bukan sedang.

"Ambil dua aja, aku suka yang besar biar kamu bisa peluk." Zirga mengambil boneka beruang sedang dan menarik Gisella ke kasir unruk membayar kedua boneka itu, Gisella hanya pasrah, ia mengikuti kemauan Zirga.

Mereka keluar dari toko itu lalu mereka peri ke toko ice cream di sana Gisella menyuruhnya untuk menggenggam tangannya lalu memotretnya dan memasukkannya ke dalam Instagram pribadinya. Zirga mengabulkan permintaan Gisella, ia mengepost foto itu tak lupa mengetag Gisella di foto itu. Zirga kaget ia meluhat banyak komentar kasar dan benci di foto itu, bukan tidak suka Zirga tapi tidak suka dengan Gisella.

 Zirga kaget ia meluhat banyak komentar kasar dan benci di foto itu, bukan tidak suka Zirga tapi tidak suka dengan Gisella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

begitulah komen-komen dan masih banyak lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


begitulah komen-komen dan masih banyak lagi. Zirga mematikan hpnya ia tak ingin melihat koman dengan kata-kata kasar lainnya. Ia melihat Gisella yang tengah memakan ice creamnya. Sangat menggemaskan di mata Zirga.

"Gisella." Panggil Zirga lalu Gisella menoleh.

"Iya kenapa?" Jawab Gisella

"Kamu liat ini deh." Zirga membuka hpnya lalu melihatkan hite comment kepada Gisella. Gisella yang melihatnya hanya biasa saja karena itu sudah menjadi resiko.

"Iya terus?" Gisella santai ia melanjutkan memakan ice creamnya.

"Kamu gak papa di komen gini?"

"Gak papa kok udah biasa, lagian itu kan udah pasti bakal terjadi, resiko punya pacar terkenal mah gitu."

"Biasa? Jadi pacaran sama Rafael dulu gitu ya?" tanya Zirga mulai penasaran.

"Hmmm, iya sih tapi gak usah di inget deh."

"Kamu mau makan?"

"Mauu dong tapi aku traktir."

"Gak boleh aku aja yang bayarin kamu yang makan."

"Yaudah deh, tapi besok-besok aku yang traktir, yaudah yuk." Gisella lalu pergi sambil memeluk boneka beruangnya kebetuan ice creamnya juga sudah abis.

Zirga tersenyum melihat tinhkah kekasihnya itu, ia gemas dengan semua tingkah Gisella. Untung saja Gisella tak sedih lagi karena memikirkan Rafael yang sudah pergi. Sebenarnya ada sedikit rasa cemburu di hati Zirga kerena Gisella sedih jika Rafael pergi, tapi sikap Gisella kepadanya membuat rasa cemburu itu hilang, tapi entah sampai kapan.

Sesuai peemintaan Rafael tadi di bandara, Zirga akan melakukannya, ia tak akan membiarkan pacarnya itu sakit ataupun sedih, ia akan selalu membuat Gisella bahagia dan tersenyum, itu kan yang Rafael mau.

"Kamu kenapa sih? Makan dulu jangan liat hp terus!" seru Gisella mengambil hp Zirga lalu menyimpannya.

"Iya-iya."

"Iya-iya tapi masih aja main hp."

"Iya sayang."

"Aku jadi gak mood," ucap Zirga tiba-tiba membuat Gisella bingung.

"Kenapa? Kerena komen ya?"

"Hm, aku mau ngomong sama kamu."

"Mau ngomong apa?"

"Kamu tau gak."

"Gak."

"Aku serius Gisella."

"Aku juga." Gisella menyuapkan makanannya ke mulutnya.

"Gajadi deh."

"Iya-iya apa? Aku gak tau, aku penasaran, kamu mau bilang apa?" bujuk Gisella kepada Zirga agar ia mau melanjutkan lagi perkataannya tadi.

"Gini, aku ngerasa yang nyebarin minyak di tangga itu Chelsea."

"Kok gitu?"

"Gak, praduga aku aja, soalnya waktu aku nganterin kamu ke kelas, dia datang dari arah sama dengan kita, trus dia gak bawa tas waktu itu. Kayak dia sedang mata-matain gitu. Terus diliat dari matanya waktu dia sapa kamu dia kek bahagia kamu kepeleset," jelas Zirga serius, ia sangat tak ingin pacarnya ini sakit, kerena ia sudah berjaji kepada Rafael.

"Iya juga sih, tapi jangan souzon dong."

"Ini praduga aku Gisella, terus yang ambil papan alas kamu juga dia kayaknya, soalnya kamu duduk di samping dia. Dia kan orang yang gak kamu suka, bisa jadi Gisella. Terus yang komen post aku yang barusan, dia yang nyuruh orang lain post gituan," lanjut Zirga lagi menyampaikan pikirannya.

"Bisa jadi sih apa yang kamu bilang, tapi udah lah aku gak mikir banget kok, kamu makan ada makanan kamu." Gisella seperti tidak tertarik dengan topik itu, ia tak mau akhirnya malah souzon atau sebagainya, ia tak ingin ada keributan.

Zirga melanjutkan memakan makanannya, ia tau Gisella tidak ingin membahas itu sekarang, jadi lebih baik ia menyelesaikan semuanya sendiri, dan ia akan menjaga Gisella lebih baik lagi, tidak akan ada orang yang boleh menyentuh kekasihnya itu.

♡♡♡

sorry jelek ya wlaau udah di revisi tapi tetep jelek dan purba

kalau mau lebih berkelas dan lebih bagus, mampis ke cerita aku yang lain, teekhususnya Zosiaya karena itu cerita Hagann

pokoknya buat yang baca cerita ini pandai" aja deh simpulin partnya karna aku bigung harus gimana revisinya, karna aku paling malea untuk revisi

936 words

IKATAN KOVALEN -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang