2.TRAMIGASI DIMENSI

18K 1.3K 54
                                    

Aku dimana aku siapa? Kenapa aku nyasar??
~ Dhea ~
°°°°=°°°°

Ditempat lain..

Ini akhir dari hidup mu Jia bersenang senang lah di neraka hahaha~ ucap seseorang terakhir kali.

Dewi kabulkan harapan ku ini biarkan ia hidup ambilah jiwa ku tapi jangan dia, titip kan lah dia pada seseorang yang baik~ mohon Jia

"Aaah!!"~ teriak Dhea

" Gila! Tuh mobil Napa sih disko dijalan untung gua kaga jadi end!" ~tutur dhea. Ia tidak menyadari keberadaannya sendiri. Hingga

"Permaisuri!! Ahh permaisuri sudah sadar Nubi akan panggilkan tabib sebentar.."~
"Han apaan ubi?? Eh bentar permaisuri nama gua Dhea bukan per..deg"~dhea

"BANGSAT GUA DIMANA!!" ~ teriak Dhea melihat sekitarnya yg asing.

Tak lama datang pria dan wanita tadi. Sang pria langsung meraih tangan kanan Dhea yg langsung ditepis oleh sang empu

"Maaf neh bukan muhrim maen pegang pegang aje"~sewot Dhea, karena ia memang paling tidak suka disentuh secuil pun oleh human asing.

"Maaf permaisuri saya hanya ingin mengecek kondisi permaisuri saja "~ucap pria itu sujud

"Ehh gila lu gua bukan tuhan yg di sujud-in bangun gak lu!"~sentak Dhea pada pria dan wanita tadi.

"Tapi.. permaisuri" ucap pria tersebut tahun dan masih menunduk.

"Yayaaya lu mau cek nadi gua kan neh neh cek ditangan" ~dhea menyulitkan tangan kanannya ke pria aneh itu. Sontak pria itu langsung mengejek nadi Dhea dengan wajah serius

"Dah kan kumaha? Damang damang Bae kan ??" ~tutur Dhea

"Emm saya tidak mengerti yg permaisuri katakan tapi jika permaisuri bertanya tentang kesehatan permaisuri maka saya jawab kondisi permaisuri baik dan bayinya juga kuat dan sehat."~ ucap pria yg katanya tabib itu
"Ba..bayi?? Gua bunting?"~batin dhea.ia segera mengecek nadi dan deg.. ia segera memegang perutnya yg buncit lalu menekan nya sedikit dan benar ia merasakan aja jabang bayi di perutnya.

"Kau boleh pergi tabib, kau antarkan dia."~ ucap Dhea berubah dingin dengan hawa membunuh yg sengaja ia keluarkan.

Sang pria tabib dan wanita tadi pun langsung keluar dari kamar junjangnya karena takut pada hawa pembunuhan yg tiba tiba muncul.

"Jadi ini yg dinamakan transmigrasi dimensi?? Gua pindah ke jiwa permaisuri bunting gth?" ~tutur Dhea sesekali mengusap perutnya yg buncit.

"Huh ceritanya amazing sekali everybody, gua bukan agen Mapia atau pun dokter terkenal bisa transmigrasi juga ternyata hahaha"~

"Berarti gua koid beneran donk! Anjing emang tuh mobil hiks"~ oke untuk pertama kalinya dari 12 tahun belakangan Dhea merasa takut dan menangis. Jangan salah Dhea itu terakhir menangis saat ia berumur 5 tahun itu pun karena jempol kakinya kelindes sepeda abangnya. Sejak saat itu Dhea tidak pernah menangis.

"Huahhh hiks gua..gua masih SMA masih imut-imut hiks kena..kenapa gw yg kena hiks"~ sedu Dhea

Mendengar suara tangisan dari dalam kamar permaisuri mereka para pelayan dan penjaga langsung masuk dan walah mereka melihat junjangnya yg menangis di pojokan dengan bahu bergetar.

TH£ B∆D P£RM∆!$UR! (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang