Selamat datang di chapter ending dari book Anyelir:)Happy reading!
---
Seperti apa yang Kiya katakan sebelumnya, Anye kini sudah pindah pada apartemen sederhana namun tidak terlalu sederhana yang hanya berbeda lantai dengan apartemen Kiya dan Deryl.
Sudah tidak tau berapa hari, minggu atau bulan yang Anye habiskan di Jakarta setelah sebulan pelepas lelahnya di Desa. Yang pasti Kiya dan Deryl sudah hampir setahun menikah, dan dia sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Ganda.
Pagi ini agak berbeda dari rutinitas pagi biasa Anye. Dia akan keluar dari apartemennya hari ini untuk mulai bekerja secara langsung. Karena sebelumnya selama beberapa hari dia hanya akan diam didalam apartemennya dan menyusun segala macam rancangan ditangannya. Dan sekarang dia akan keluar untuk melihat secara langsung hasil dari pekerjaannya beberapa waktu kebelakang.
"Pagi semua, gimana kabarnya?"
"Pagi bu Anye. Seperti biasa, dan tumben bu Anye kesini pagi sekali?"
Anye berjalan mendekati meja kasir yang tengah lenggang karena sepertinya di jam tujuh dimana restoran dibawah kepemilikannya ini baru buka, masih terlalu dini untuk orang memulai sarapan diluarnya.
"Saya keliling saja. Saya liat lenggang ya? Akhir-akhir ini memang sesepi ini?"
"Nggak Bu. Kebetulan kita baru saja buka lima menit yang lalu dan Alhamdulillah sudah ada dua pelanggan dengan menu standar sarapan disini."
Anye terkekeh. "Dasar kamu tuh. Tapi Alhamdulillah."
Sang kasir tersenyum lebar lalu mengangguk saat Anye berkata bahwa dia akan masuk kedalam ruangannya dilantai tiga.
Anye menatap sekeliling ruangannya saat selesai menutup pintu, kegiatan yang selalu dilakukan Anye setiap dia memasuki ruangan miliknya yang ada pada restorannya.
Bibirnya mengulas senyum sementara hatinya berulang kali mengucap syukur atas semua pencapaian yang telah dicapainya hingga sekarang.
Drtt...
Anye yang sudah duduk di kursi nyamannya kembali bangkit guna mengangkat panggilan yang masuk, dia berdiri dihadapan kaca besar yang menampilkan pemandangan jalan yang ramai lancar dibawahnya.
"Assalamualaikum, kenapa Titha?"
"Waalaikumussalam, Anye?"
"Iya, kenapa Titha?"
"Bisa minta waktunya untuk bertemu?"
Anye tersenyum tipis. Titha adalah kakak Mitha, yang kini sudah berstatus sebagai istri Bian. Iya istri Bian, jika diceritakan semuanya rumit, tapi jika dijelaskan dengan singkat, semuanya berjalan seolah begitu saja selama tiga bulan itu hingga kini Titha menjadi istri Bian dan tengah mengandung anak mereka.
Sementara Mitha, dia adalah orang yang membuat Bian dan Titha menikah atas keinginan terakhirnya sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya tiga bulan lalu. Karena dia tau, baik Bian ataupun Titha sama-sama memiliki cinta dimasa lalu yang belum bisa mereka lepaskan.
Mitha meninggal karena kanker rahim yang dideritanya pasca keguguran. Dia yang enggan mendapat pengobatan dan bantuan biaya dari siapapun memilih untuk bertahan di rumahnya hanya dengan mengandalkan obat-obatan. Akhirnya Mitha meninggal setelah tak sanggup lagi melawan penyakitnya setelah kanker tersebut menginjak stadium akhir.
"Bisa. Ketemu diluar atau ditempat aku?"
"Diluar saja Nye."
"Emang kalau disini kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir
RomanceNamanya Anyelir Gilsha Hizbya, panggilannya Anye. Seorang muslimah berjilbab yang suka sekali memakai kulot. Tapi dia juga wanita berusia 26 tahun yang kini harus menelan pahit-pahit perselingkuhan yang dilakukan suaminya. Seorang wanita malam dari...