Anyelir 3. [Mas Vano?]

5.3K 377 25
                                    

"Mas--ehh, bapak pemilik Samudera Corp?" Anye bertanya pelan. Ngeri juga dia kalo sudah berhadapan langsung seperti ini.

Vano menoleh sebentar lalu kembali menatap kedepan. "Panggil saya Mas!"

Anye memutar bola mata, "iya iya, jadi Mas yang punya semua ini?" Anye mengulangi pertanyaanya.

"Iya"

Satu kata yang keluar dari mulut Vano berhasil membuat Anye gelagapan sendiri. Bagaimana bisa dia malah terjebak sama pemiliknya? Kan dia cuma mau jadi karyawan biasa, lagian dia juga tidak ada bakat sama sekali menjadi sekretaris.

"Maaf ya Mas, tapi nama Mas itu sebenernya siapa?"

"Devano, bukankah seharusnya kamu sudah mengetahui nama atasan kamu?"

Anye hanya menunduk dalam, dia benar-benar tidak mengetahui nama Devano Devano disebelahnya ini. Lalu dia salah?.

"Ehmm, anu pak--ehh Mas. Mas bisa pertimbangin lagi loh, saya beneran gak ada minat dan bakat untuk jadi sekretaris. Mungkin saya bisa gantian lagi posisinya sama sekretaris lama Mas, ya?" Anye kembali membujuk Vano agar melepaskannya.

Vano menatap Anye. "Keputusan saya sudah bulat. Siapa kamu berani ngatur saya?"

Jederr....

Oke baiklah, Anye kalah kali ini. Mungkin dari tidak ada minat dan bakat maka akan tumbuh rasa makin tidak ingin menjadi sekretaris dari bos pemaksa macam Vano ini.

"Baiklah pak"

Vano kembali menatap kedepan. Dia menekan beberapa kali layar benda pipih ditangannya sebelum benda pipih itu ditempelkannya ketelinganya.

"Berkas dan laporan yang belum kamu selesaikan langsung taruh ke meja saya. Kamu bisa langsung pindah dari meja itu"

Anye tebak bahwa yang ditelpon Vano adalah lelaki yang tadi didalam lift, sekretaris lamanya.

Setelah merasa kalau Vano telah memutuskan sambungan telponnya, Anye berucap pelan.

"Saya.."

Vano menoleh kepada Anye, menunggu kelanjutan dari kalimat Anye.

"Panggil bapak boleh ya? Saya gak sopan banget manggil Mas"

Vano menggeleng, "panggil saya Mas"

Astaga, Anye benar-benar baru menemukan lelaki pemaksa macam Vano ini. Ngomong-ngomong dimana Anye bisa mendaur ulang bos barunya ini? Supaya bisa diproduksi menjadi orang yang lebih baik lagi.

"Baiklah, Mas Vano" Anye memberikan senyum kepada Vano. Tentu saja senyum yang dipaksakan, lebih tepatnya sangat dipaksakan.

Setelahnya Anye kembali menatap pantulan dirinya pada cermin didinding lift. Anye tidak menyadari bahwa senyum paksanya tadi berhasil membuat Vano tersenyum untuk kali kedua pagi ini.

Vano benar-benar tidak menyangka dirinya bisa jatuh sangat cepat pada wanita berjilbab disebelahnya. Vano akan memiliki wanita ini apapun konsekuensinya. Kalau dia istri orang, maka Vano tidak akan segan-segan merebutnya dan jika Vano beruntung berarti wanita disebelahnya ini masih berstatus single sehingga dirinya mudah untuk mendapatkannya.

🌻🌻🌻

"Jadi, kebetulan sekali saya belum tau nama kamu, bisa mengenalkan diri terlebih dahulu?"

Vano dan Anye sekarang sudah duduk berhadapan diruangan Vano dengan dibatasi meja kerja. Anye menganggukkan kepalanya, dia benar-benar lupa mengenalkan dirinya karena terlalu sibuk terkejut dari tadi.

AnyelirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang