Anye berdiri kaku didepan mobil Vano. Sebenarnya sudah sejak sepuluh menit yang lalu mereka tiba didepan restoran mewah ini, tapi baik Vano maupun Anye sendiri masih tetap berdiri didepan mobil dengan sunyi.
Pasalnya restoran itu sepi dan terkesan gelap dijam tiga sore ini. Anye sesekali menoleh kearah Vano yang malah berdiri santai dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku celananya.
"Kok sepi, Pak?"
Vano mengedikan bahunya. "Emang kamu fikir ada apa?"
"Pesta perusahaan?" Jawab Anye ragu. Tapi selain acara perusahaan, mengapa dia harus memakai setelan yang 'berkelas' ini?
"Hm."
Anye berdecak kesal. "Ham hem ham hem. Gimana sih Pak?"
Saat Vano melangkahkan kakinya menuju restoran, Anye pun mengiringi, meskipun masih dengan langkah kesal tapi Anye cukup tau diri untuk tidak mempermalukan bosnya ini.
Tepat saat kakinya melangkah memasuki restoran saat itu pula seluruh lampu dinyalakan dan Anye dapat melihat secara langsung apa yang sedari tadi berada didalamnya.
"HAPPY BIRTHDAY ANYEEE!!!"
Mata Anye membola, mulutnya menganga tak percaya dengan apa yang ada dihadapannya sekarang. Dia bahkan lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Anye menatap kesekeliling, dimana seluruh restoran mewah ini sudah dihias tak kalah mewahnya. Dengan nuansa emas hijau yang selaras dengan gamis yang dipakainya beserta banyaknya bunga dan balon didinding dan plafon resoran membuat Anye takjub tanpa bisa berkomentar.
Dihadapannya sudah banyak orang berdiri dengan wajah yang sumringah menyambut kedatangannya. Jika dilihat lagi mereka adalah teman-teman lama Anye mulai dari jaman kuliah hingga teman kantornya saat masih bekerja di jingga.
Anye menoleh kesampingnya dimana tadi Vano berada. Dan dia berhasil kembali dikejutkan dengan Vano yang sudah berdiri dengan sebuah kue ditangannya. Tak lupa senyum manis yang hari ini hilang dari wajahnya pun turut dikeluarkannya dihadapan kekasih tercintanya.
"Happy birthday sayang."
"Ciee!!!"
Any tersipu. Vano memang selalu bisa membuat jantungnya bedebar tak karuan.
Anye maju satu langkah untuk mendekati Vano yang memegang kue yang diatasnya sudah ada lilin angka 26 yang sudah sedikit lumer.
"Berdoa dulu." Ucap Vano saat Anye sudah berdiri dihadapannya dengan senyum sama lebarnya dengan dirinya.
Anye memejamkan matanya dan menengadahkan tangannya, berdoa kepada sang maha Esa. Tepat saat matanya terbuka seluruh temannya pun bersorak riang dibelakangnya.
"Tiup lilinnya tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga."
Anye tersenyum jenaka kearah Vano sebelum mengibaskan tangannya agar lilinnya mati. Setelah lilinnya mati, tawanya pun mengudara. "Gak boleh tiup lilin." Katanya.
Sontak semua orang tertawa termasuk Vano. Mereka kadang masih tidak menyangka jika wanita yang sedang tertawa lepas itu sudah berusia 26 tahun, yang bahkan sudah berstatus janda. Itu agak terlalu tua untuk wajah dan perilaku Anye sekarang.
Setelah acara peluk memeluk dan serangkaian ucapan selamat ulang tahun, akhirnya mereka dipersilahkan untuk duduk dan menikmati hidangan yang khusus hari ini akan dibayar oleh sang bos plus kekasih dari Anye.
"Selamat makan!!" Teriak Anye sebelum turut duduk bergabung dengan meja yang mana sudah berisi Vano, Kiya dan lelaki berjas lainnya yang tidak dikenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir
RomanceNamanya Anyelir Gilsha Hizbya, panggilannya Anye. Seorang muslimah berjilbab yang suka sekali memakai kulot. Tapi dia juga wanita berusia 26 tahun yang kini harus menelan pahit-pahit perselingkuhan yang dilakukan suaminya. Seorang wanita malam dari...