Pagi ini, Kiya yang memang sudah siap dan sedang menunggu Anye bersiap didalam kontrakannya pun mengerutkan kening karena pintu depan tiba tiba saja ada yang mengetuk di jam tujuh pagi ini.
Iya jam tujuh. Kiya memang sesemangat itu untuk menemani Anye yang bahkan baru saja masuk kedalam kamar mandi setelah sebelumnya dipaksanya bangun.
Tok tok.
"Iya sebentar."
Ceklek...
Kiya diam. Sosok yang bertamu pagi ini didepannya pun terdiam.
"Ah? Kenapa ya?" Akhirnya Kiya membuka mulutnya setelah melongo sekian detik.
Pasalnya yang bertamu ke kontrakan Anye pagi ini adalah seorang perempuan yang semalam baru saja dikatainya cabe impor. Jadi, taulah gimana ekspresi muka Kiya.
Tenang, Kiya cuma tegang karna kaget kok, bukan nahan bab.
"Saya mencari Anyelir. Apakah ini benar rumah Anyelir?"
Kiya mengerutkan kening curiga. Wanita didepannya ini dengan style se-kece ini bener-bener mau menandingi Anye?
"Bener bener. Cuma Anye nya lagi didalem, mandi. Ada perlu apa ya?" Baiklah, Kiya berusaha ramah yang malah terdengar tidak ramah.
Sosok yang tak lain adalah Jeniffer itu menggaruk leher belakangnya sungkan. Apalagi dengan tatapan tajam Kiya yang seakan hendak mengulitinya hidup-hidup sekarang.
"Yasudah saya menunggu saja."
"Kenapa nggak bilang sama saya saja? Nanti saya sampaikan ke Anye." Oke good, sekarang bicara formal ya..
"Saya mau bilang langsung ke Anye. Tapi sebelumnya saya boleh masuk?"
Elah dalah bujug.
Bener juga, mereka dari tadi berdiri didepan pintu dengan Kiya yang bergaya sok dengan menyenderkan sebelah tubuhnya ke kusen pintu.
Tanpa bicara, Kiya menggeser tubuhnya sebagai isyarat agar Jeniffer masuk sebelum disusul dirinya dan turut mendudukan diri di karpet bulu didepan Jeniffer yang sudah duduk lebih dulu.
Lama-lama kok jadi ngelunjak ya? Belum disuruh duduk, ehh malah main duduk aja.
"Siapa Ki? Ehh-" Anye membulatkan matanya sedikit kaget saat menemukan Jeniffer duduk ngegelampar diruang tamu kontrakannya bareng Kiya yang senantiasa menatap wanita itu tajam.
Anye menanggalkan handuk yang digunakannya untuk mengeringkan rambut sebelum menaruhnya kembali ke kamar mandi lalu kembali dengan sudah memakai hijab instan diatas kepalanya.
"Ada apa kesini? Masih pagi banget pula." Anye berucap ramah--yang benar benar ramah--sambil mendudukan diri disebelah Kiya.
"Jangan dipelototin." Ucapnya sambil menepuk paha Kiya gemas.
"Anu... itu mbak Anye."
"Hm? Kenapa?" Sahut Anye.
"Aku ma--"
Brak!
"Iffe!"
![](https://img.wattpad.com/cover/225460301-288-k747898.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir
RomanceNamanya Anyelir Gilsha Hizbya, panggilannya Anye. Seorang muslimah berjilbab yang suka sekali memakai kulot. Tapi dia juga wanita berusia 26 tahun yang kini harus menelan pahit-pahit perselingkuhan yang dilakukan suaminya. Seorang wanita malam dari...