Anyelir 30. [Sebuah hati]

3.4K 231 11
                                    

Typo = mahakarya :v
Warn, chapter pendek:(

***

Anye berjalan santai memasuki restoran tempat Vano serta Kiya makan siang. Kakinya melangkah pasti menuju salah satu meja kosong didekat jendela.

Setelah mendudukan tubuhnya, Anye memanggil waitress dan memesan makanannya. Iya, karena tujuannya kesini adalah makan siang. Sesakit apapun hatinya, perutnya adalah bagian lain yang juga butuh diperhatikan.

Anye menggulirkan matanya hingga sorotnya menangkap kehadiran Vano serta Jeniffer dimeja yang berjarak dua meja dari tempatnya. Anye terkekeh saat sorotnya tak sengaja bertemu dengan Kiya, karena Kiya langsung melambaikan tangannya heboh dan berlari kecil mendekatinya, tentu saja meninggalkan kekasihnya seorang diri.

"Itu beneran Vano?" Tanya Kiya saat mendudukan tubuhnya bersebrangan dengan Anye.

"Coba buka berita terbaru. Kayaknya ada deh beritanya." Ujar Anye sambil menunjuk ponsel ditangan Kiya.

Sementara Kiya sibuk mengotak-atik ponselnya, Anye sendiri memilih menikmati makanan yang baru saja tersaji didepannya.

Brakk!

"Astaghfirullah!" Anye terlonjak kaget saat Kiya menggebrak meja, tidak keras sebenarnya, hanya saja Anye yang sedang menikmati jus nya menjadi tersedak karena kaget.

"Vano brengsek." Ucap Kiya sinis.

Anye memutar bola matanya malas sebelum meraih ponsel Kiya yang sudah tergeletak diatas meja sementara sang empunya beralih menghabiskan jus miliknya. Mata Anye bergulir pelan membaca berita yang tertulis disana.

Tidak ada yang spesial. Hanya ada sedikit pembuktian tentang hubungan Vano dan Jeniffer. Bahkan pagi buta tadi Vano sudah stay di bandara guna menjemput Jeniffer yang baru kembali dari Aussie.

Anye hanya tidak mengerti bagaimana para pemburu berita itu bisa mendapatkan berita sedetail ini. Dia juga tak mengerti mengapa hatinya makin berdenyut nyeri.

Anye mendongak cepat saat mendengar suara kursi yang terdorong kebelakang. Terlihat Kiya sudah berdiri dengan amarah yang memuncak, matanya menatap tajam pada Vano yang kini malah sedang bermesraan dengan Jeniffer.

"Mau ngapain kamu?" Tanya Anye.

Kiya mendengus. "Aku gak tahan. Bye!"

Anye kira Kiya berjalan cepat menuju toilet karena berkata tidak tahan. Namun nyatanya dia salah besar kala mengetahui kemana arah langkah Kiya.

Meja Vano.

Anye membelalak kaget saat melihat Kiya sudah berdiri didekat meja Vano. Suasana restoran yang terbilang agak sepi disiang ini makin membuat Kiya menjadi pusat perhatian karena kini Kiya sudah menggebrak meja.

"Brengsek lo!" Ucap Kiya sinis.

Sementara Vano yang masih kaget dengan gebrakan meja serta kedatangan Kiya mendadak blank. Dia meneguk ludahnya kasar kala menemukan kilatan amarah yang berkobar dari kedua mata Kiya.

"Nyari lawan lo? Gue punya masalah apa sih sama lo?" Kiya tetap melanjutkan kalimatnya saat mengetahui bahwa Vano tak menjawab.

"Dia siapa sih--"

"Diem lo!" Bentak Kiya saat Jeniffer buka suara dan bertanya kepada Vano.

"Ki, saya bisa jelaskan." Ucap Vano pelan.

"Halah bacot!" Kiya kesal. Apalagi saat matanya melihat tangan Vano dan Jeniffer yang saling menggenggam diatas meja. Helaan napas kasar dikeluarkannya guna menetralkan sedikit amarah yang terasa membludak.

AnyelirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang