"Dad?!"••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Hah?" Nayra yang hendak memakan kuenya mendadak heran dengan tingkah Avis.
"Kenapa, Vis?" Nayra hendak menoleh ke arah yang dilihat Avis.
Namun, sedetik kemudian Avis membuka topinya dan langsung memakaikan dengan paksa ke kepala Nayra hingga menutupi matanya.
"Woy! Gila ya Lo?"
"Sshhtt... Nay, Lo tunggu disini ya. Bentar doang." Ucap Avis yang kemudian berlari.
Nayra melihat ke arah Avis yang berlari menuju seseorang yang berada dipojok kafe. Nayra tak bisa melihat dengan jelas rupa seseorang yang didatangi Avis. Kemudian, tak ingin cari tau apa yang jadi urusan orang lain iapun kembali melanjutkan makannya.
"Dad? What are you doing, in here?"
"Hm."
"Dad?!"
Angkasa menatap anaknya yang sedang jengkel didepannya dengan tatapan aneh. "Apa."
"Astaga, dad ngapain disini?" Avis menyisir rambutnya frustasi.
"Beli kue."
"Ya.. ya aku Taulah!"
"Terus."
"Nggak! Maksudnya, kenapa beli kue? Dan kenapa harus disini?"
"Hm? Ingin."
"Dad?!"
"Apa."
"Badai dari mana, dad beli kue sendirian?!"
"CK. Bukan urusan kamu."
"Lah? Dad? Please jawabnya benerin dikit."
Angkasa mengernyit, "Udah bener dari dulu."
"Daddy?! Ish! Kenapa beli kue nya disini? Yang lebih Deket dari rumah kan ada."
"Entah. Firasat mungkin."
"Firasat apa?!"
"Firasat buruk ketemu kamu."
"Dad?" Avis tersenyum paksa pada Angkasa.
"CK! Brisik! Mengganggu."
"Dad?" Tanya sabar Avis sambil masih menjaga senyum paksanya.
"Minggir." Angkasa berdiri lalu menggeser anaknya untuk menuju kasir dan membayar kue yang ia beli.
"Lanjut pdkt sana." Katanya sambil berjalan keluar kafe dan menyeringai ke arah Avis yang masih terbengong.
Huft huft.... Daddy bgst!!
Avis menendang kursi yang didepannya, kesal! Daddy nya maasyaa Allah, jahilnya minta dikulitin!
Kok bisa? Mommynya tahan sama tuh setan?!
CK. Poor mommy... Nggak papa mom, masih ada Avis kok.
Batinnya berkata yang disertai anggukan oleh kepalanya.
"Siapa?" Tanya Nayra ketika melihat Avis hendak duduk kembali dikursi depannya.
"Debt colector."
"Hah?"
"Nggak, belum saatnya Lo tau."
"Kenapa?"
"Lo nya masih abu-abu."
Nayra semakin heran, namun ia tak berniat bertanya lagi. Kasihan kuenya sudah berteriak ingin dihabisin.
Sedangkan Avis yang tadinya badmood mendadak goodmood melihat Nayra yang sangat lahap memakan kuenya. Macam anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYRAVIS
Teen FictionNayra yang emosian harus ekstra sabar menghadapi Avis si tengil yang anehnya hanya tengil kepadanya. Dibalik emosiannya terdapat kelembutannya. Dibalik ketengilannya terdapat perhatiannya. Ikuti keseruan cerita mereka hanya disini! Come on? Read m...