Hollaaaa🤩 happy reading yah moodyy 😚
5 menit berlalu sejak perjalanan Avis menuju rumah dari rumah Nayra, Ketika ia melihat ke kanan kiri jalan, ia mengernyit dan langsung menghentikan mobilnya ke pinggir jalan. "Buset! Tas Nayra ketinggalan, nih."
Ia memegang tas Nayra, "Balikin sekarang apa nanti, yah?"
Avis nampak berpikir, emang nanti Avis bakalan ke rumah Nayra lagi, sebenarnya ia tak berniat pulang terlebih dahulu tadi, ia hanya akan mengganti baju lalu kembali sambil membawakan Nayra beberapa makanan. "Haish! Nanti apa sekarang, ya?"
Avis mengacak-acak rambutnya, "sekarang aja deh, gue juga rada khawatir sama alien gue."
Avis dengan segera mengendarai mobilnya kembali ke arah dimana rumah Nayra berada. Btw, Avis sebenarnya baru kali ini liat Nayra begitu kesakitan juga nangis tadi. Ya walaupun Nayra cuma nangis setetes doang. Tapi, "Kenapa gue jadi ikutan sakit kalo Nayra sakit, ya? Dan juga, kenapa dada gue sesak waktu liat Nayra nangis?"
"Kenapa, ya?" Tak terasa, mobilnya kini telah terparkir dihalaman rumah Nayra.
Avis mengecek jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 3 sore. Ia segera mengambil tas Nayra, namun masih didalam mobil, Avis mengernyit ketika melihat pintu rumah Nayra yang terbuka setengah begitu saja. Avis pun dengan terburu-buru turun dari mobil menuju depan rumah Nayra.
Ting tong!! "Nay?"
"Nayra?" Ting tong!!
Ting Tong Ting Tong!! "NAYRAaaa?!"
"Gue masuk aja, ya Nay? Assalamualaikum! Yang nggak jawab iblis."
Avis melangkahkan kakinya namun, alangkah kagetnya dia saat melihat Nayra tergeletak tak sadarkan diri dibelakang pintu, ia pun segera menghampirinya. "Nay?! Ya Gusti!"
"Bangun Nay!" Avis segera membopong Nayra, membawanya ke sembarang kamar dan meletakkannya dikasur. Avis menggerak-gerakkan badan Nayra,"Nay?! Bangun! Lo jangan nakutin gue, astaga."
Avis menyentuh dahi Nayra,"Badan Lo panas banget lagi! Kaya gini disuruh ke dokter nggak mau!" Avis merasa khawatir, ia melepas sepatu yang dipakai Nayra dengan gemetaran.
Kemudian ia segera memasuki kamar mandi, mengambil ember kecil serta handuk putih kecil, lalu mengisi ember itu menggunakan air hangat. Setelah itu, ia dengan tergesa-gesa membawanya sehingga beberapa tumpahan air terjatuh ke lantai. Beberapa kali juga ia hampir terjatuh akibat terpeleset, namun ia tak peduli. Ia segera memposisikan dirinya, memeras handuk yang sudah dibasahi, lalu menempelkannya didahi Nayra.
Avis kemudian mengambil sebuah botol minyak angin, lalu mengoleskannya di pelipis Nayra sambil memijatnya. Setelahnya, ia berjalan menuju ujung badan Nayra, dan kembali mengoleskan minyak ke telapak kaki Nayra lalu memijatinya dengan hati-hati.
Setelah beberapa menit, Avis menuju wastafel untuk mencuci tangan. Bukan jijik habis mijitin kaki Nayra, tapi karna Avis itu nggak terlalu suka dengan aroma minyak oles tersebut.
Ketika sedang membasuh tangannya, hp Avis yang disaku celana mendadak bergetar. Ia segera mengelapi tangan, lalu mengambil hpnya dan segera menekan tombol hijau. "Halo? Kenapa, dad?"
"Dimana? Udah jam 4, istriku nyariin."
Avis memutarkan matanya, "My mom nyariin? Rindu pasti sama anak gantengnya ini."
"Cih! Nggak rindu, cuma khawatir kamu bikin masalah diluaran sana."
"Dad? Sekali-kali nyenengin anak kek, diiyain aja, gitu kalo aku ngomong yang menyombongkan diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYRAVIS
Novela JuvenilNayra yang emosian harus ekstra sabar menghadapi Avis si tengil yang anehnya hanya tengil kepadanya. Dibalik emosiannya terdapat kelembutannya. Dibalik ketengilannya terdapat perhatiannya. Ikuti keseruan cerita mereka hanya disini! Come on? Read m...