"Kita udahan aja, ya?"
••
Mata Avis menatap Nayra dengan begitu tak percaya seluruh tubuhnya lemas, ia menjatuhkan diri bertumpu pada lututnya,"L-lo bercanda, kan?"
Nayra menggeleng membuat Avis merasakan perih didalam dada, "Ng-nggak, nggak...." Avis menggelengkan kepalanya lemah, "nggak mau... Gue nggak mauuu..."
"Gue ada salah apa?" Avis menatap Nayra, tatapannya begitu sendu. "Kenapa? A-aku minta maaf kalo ada salah, Naay... Ya? Aku minta maaf, jadi tolong tarik lagi ucapan ngawur kamu tadi."
Nayra menggeleng dengan senyuman membuat Avis memejamkan mata frustasi, ia mengubur kepalanya dipangkuan Nayra. "Avis nggak bakalan nurutin kata-kata Nayra kali ini! AVIS NGGAK MAU, NAY!!"
Nayra sedikit tersentak, ia menyentuh bahu Avis, "Vis, dengerin dulu alasan gue."
Avis menggeleng keras, "Nggak mau! Gue nggak mau denger apa-apa Naay!! GUE BUDEG! GUE BOLOT!"
Tes...
"Hiks! Kenapa? Avis salah apa?" Ucapnya terisak lagi dalam pangkuan Nayra.
"Eh?" Nayra menatap lelaki yang terisak dipangkuannya dengan sendu, kemudian ia menyisiri rambut lelaki itu dengan sayang. "Mau Lo itu apa sebenarnya sih, Viis?"
"Nggak mau putus! Nggak boleh! Nggak gue ijinin!" Ngototnya memeluk pinggang Nayra erat. "Kamu milik aku, Naay..."
Nayra terhenyak, sehingga sisiran pada rambut Avis terhenti. "Maksud Lo apa?"
"Gue nggak mau kita putus Naay..." Avis mengernyit tak suka, "Mendengar kata putus dari mulut lo membuat dada gue sakit Nay."
Hah? Nayra mengerutkan keningnya, "Hah? Tunggu, siapa yang bilang putus?"
"Ck!" Avis mengangkat kepalanya sambil mengusapi pipinya, "Ya elo lah, gblok !"
"Heh!" Nayra membentak sekaligus menoyor dahi Avis, "Mana ada gue bilang putus!!"
"Tadi!! Lo bilang kita udahan aja, ya... Gitu!!!"
"Apasih? Betul gue ngomong gitu, tapi udahan bukan maksud putus hubungan atau apapun yang dipikiran Lo!" Nayra mengapit dagu Avis agar menatapnya, "Maksud gue itu, udahan kita duduk disini! Dingin anjing!"
"Haah?" Mulut Avis ternganga lebar, seakan meng-welcome kepada para lalat.
Nayra memutarkan mata sembari menghempaskan apitannya, "Makanya, jadi orang jangan nethink muluuu!! Kasihan otakmu yang kecil itu! Haish! Gemes aku pengin nyowek sirahmu!"
"T-tapi tadi Lo bilang capek sama kalah! Itu apaaa?" Tanya Avis masih linglung.
"Hah?" Nayra tampak berpikir, "Oh itu! Gue capek pengin rebahan dan gue kalah dari rasa kantuk. Mwehehe..." Cengirnya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Avis memutarkan matanya tak percaya lalu kemudian ia menarik nafas dalam-dalam, lega bercampur marah rasanya. Benar-benar dadanya sakit luar biasa. Syukurlah syukurlah....
Avis sangat bersyukur bahwa ini semua hanyalah kesalahpahaman, ia meremas rambutnya sendiri, hanya salah paham dan Avis sudah begini?! Gimana kalo benar-benar terjadi?!
Ia menatap horor Nayra lekat, Nayra yang ditatap begitupun agak takut-takut, "A-apa?"
"Nay, camkan kata-kata gue dengan baik. Air mata gue mahal, tapi gara-gara Lo, gue jadi nangis tadi. Lo harus tanggung jawab."
"Hah? Apa? Itu masalah gue?"
"Tentu."
Nayra menatap Avis tak suka, "Hello mas!! Lo bocil yang nangis gara-gara mainannya diambil apa gimana?!
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYRAVIS
Teen FictionNayra yang emosian harus ekstra sabar menghadapi Avis si tengil yang anehnya hanya tengil kepadanya. Dibalik emosiannya terdapat kelembutannya. Dibalik ketengilannya terdapat perhatiannya. Ikuti keseruan cerita mereka hanya disini! Come on? Read m...