Huh?∆•∆•∆•∆
"Mulai hari ini kita pacaran."Ucap Avis masih setengah tak percaya.
Iya, Avis kaget bahwa Nayra mau menerima tawarannya dibanding mendapat ciuman darinya. Sebegitu takutnya kah bibirnya?
Luar biasa ekspresinya.
"Jadi, kita juga harus melakukan apa yang biasa dilakukan oleh orang yang berpacaran."
"Huh? Maksud Lo apa?" Nayra mengernyit.
"Maksud gue kaya berpegangan tangan, pelukan, cium sana cium sini.."
"Apa!! Apa-apaan itu! Ci.. cium?!"
"Iya lah, apalagi? Kalo Lo udah siap, sex juga boleh."
Nayra membelalakan matanya, "Se... Brengsek ya!!"
"Ngapa Lo ngatain gue brengsek mulu sih Nay? Lagian Lo kenapa sih?"
"Sial! Gue... Tarik jawaban gue...." Nayra berlari keluar dari ruangan itu sebelum kepalanya mendidih.
"Eh Nay! Nggak boleh tarik lagi kata-kata Lo! Nay!"
Avis juga bergegas keluar dari gudang hendak menyusul Nayra, namun Nayra malah berbelok ke area kamar mandi perempuan. Alhasil ia mengurungkan niatnya.
"Gila si Avis!"
Rutuk Nayra setelah mencuci mukanya yang tadi sempat panas. Nayra memandang wajahnya di cermin wastafel.
"Eh Nay? Kenapa Lo?"
Tanya Ani yang habis keluar dari toilet hendak membasuh muka disamping Nayra.
"Nggak."
"Hah? Ada Nayra juga?" Nisa heran melihat kedua sahabatnya berada ditempat yang sama.
"Heh! Lo berdua janjian apa gimana?" Tanya Nayra yang juga heran.
"Hehe! Janjian kita. Wkwk gue takut Nay, juga pengin ghibah nih mulut dari tadi." Ani menjawab sambil cengengesan.
"Bener banget. Mulut ku belum bisa damai kalo belum ghibah."
"Siapa?"
"Apanya Nay? Yang dighibahin?"
"Yang nanya bego!"
"Lah Nay, gimana sih? Bukannya tadi Lo yang nanya kita? Kita jawab malah Lo sewot." Ucap Ani sambil merapihkan rambutnya.
"Serius! Lo kenapa Nay? Gara-gara si Avis lagi?"
"Nggak! Apaan sih!"
"Nah kan, bener berarti pasti Avis penyebabnya. Kenapa hayo?" Nisa memicingkan matanya pada Nayra.
"Nggak!"
"Crita aja Nay, Lo diapain sama Avis? Atau nggak kita berdua yang nanya sendiri sama dia."
Nayra mendapat tatapan paksa dari kedua sahabatnya. Ia melihat sekelilingnya, tak ada orang selain mereka bertiga.
"CK. Oke! Tuh bajingan ngajakin gue pacaran."
"Hah?"
"Pacaran?"
"Avis?"
"Sama lo?"
Nayra mengangguk malas mendengar pertanyaan kedua sahabatnya.
Mereka bertiga diam.
3 menit berlalu.
"Jadi? What happened, Nay?!"
"Apa-apaan Nay? Kenapa tiba-tiba Avis ngajakin Lo pacaran? Apa kita ngelewatin adegan pentingnya?"
"Gue nggak tau! Gue... Bingung!" Nayra menggaruk rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYRAVIS
Teen FictionNayra yang emosian harus ekstra sabar menghadapi Avis si tengil yang anehnya hanya tengil kepadanya. Dibalik emosiannya terdapat kelembutannya. Dibalik ketengilannya terdapat perhatiannya. Ikuti keseruan cerita mereka hanya disini! Come on? Read m...