35

41 4 0
                                    

Berita kencan menyebar bagai kobaran api yang lantas menyebabkan topik panas dikalangan para murid maupun guru.

"Haiihhh.... Capek ih! Kita putus aja deh!"

"Heh!" Avis mencubit besar pipi Nayra dengan ekspresi tak senang, "Sekali lagi kamu bilang putus, gue bakal ngelamar Lo saat itu juga."

Nayra mengerucutkan bibirnya, "Cukup ganteng Lo aja yang kelewatan, bercandanya nggak usah."

"....Padahal aku serius." Ujarnya saat sibuk memainkan kedua pipi Nayra. "Lagian kenapa sih?"

"Gue capek semenjak pacaran sama Lo, hidup gue jadi nggak tenang. Kesana-kemari banyak mata memandang sampe gregetan pengin aku colok pake tusukan gigi bekas."

Avis menyeringai tipis, "Yaudah colok aja, nanti kalo dituntut bilang aja nggak sengaja."

Nayra mendesis,"Woy! Harusnya Lo ngelarang gue bukannnya malah nge-dukung!"

Avis dengan senyum tenangnya berkata, "Karena kalo didukung pun, gue masih nggak percaya Lo mau nyolok mata orang, nginjek semut sampe pingsan doang Lo langsung mau mewek."

"Nggak gitu deh perasaan."

"Nggak gitu gimana? Noh dibelakang sekolah, tuh semut item yang Lo injek sekarang udah jadi kepala keluarga, cucu cicit sampe nggak bisa dihitung."

Nayra mendelik, "A-apaan sih, nggak ada yang begituan."

"Nggak ada apanya? Emangnya gue nggak bakalan tau, kalo Lo itu sering nyelonong kesana cuma buat kasih remahan roti? Aduh Nay, sampe nggak habis pikir gue. Aduh, pacarku haduh....."

Pipi Nayra sedikit memerah, "Kenapa Lo bisa tau?!"

Avis menatap Nayra dengan ekspresi tabah, "Jadi, beneran?"

"A-apa?!"

"Padahal gue cuma nebak."

Nayra menatap Avis dengan tak percaya, "Hih! Avis ngeselin banget sih! Hih! Ih! Ih! Ngeselin ih!" Kesalnya sambil memukuli bahu Avis.

"Pft.." Avis telihat menahan tawanya, "Apa karena sering bergaul, pukulan Lo jadi mirip sama semut?"

Mulut Nayra jangan tanya seberapa lebar, "AVIIIIIIIISS?? BISA NGGAK SIH SATU HARIIII AJA NGGAK USAH BIKIN GUE KESEL?!"

"Gue pikirin dulu, ya? Sekarang ayo kita pulang."

"What?! Lo cuma tinggal bilang iya kenapa harus mikir duluan?!"

"Shhh, udahlah nggak usah dibahas lagi oke?" Tawarnya dengan tenang menatap Nayra."Udah hampir lewat jam lima, waktunya cewe cantik pulang."

"Oh? Berarti kalo gue pulangnya melebihi jam 5 itu jelek?" Tanya Nayra dengan mata menyipit.

Avis menggeleng, lalu ia agak menundukkan kepalanya hingga sejajar dengan tinggi Nayra. "Mana mungkin, sejak kapan cewe cantik jadi jelek hanya karena masalah waktu? Cewe lain mungkin lumrah, tapi kalo cewe didepan gue ini? Sudah pasti sampai kapanpun bakalan mustahil nggak cantik dimata gue. Kalo ada yang bilang jelek selain gue, berarti matanya expired."

"....." Nayra mematung untuk beberapa saat, mengabaikan rasa saltingnya ia menyindir, "Lancar ya gombalnya? Lewat tol Jagorawi apa Cikarang?"

Avis menyeringai mengabaikan pertanyaan Nayra namun justru meraih tangan Nayra untuk digenggamnya, "Pulang, ayang..."

**

"Avis......" Gumam seseorang yang ternyata entah sejak kapan memperhatikan Avis juga Nayra.

"K-kenapa kamu milih dia... Kan ada aku." Ujar lirih seseorang itu yang adalah Selina.

NAYRAVISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang