Nayra turun dari mobil sembari menerima uluran tangan seorang pemuda gagah yang merekahkan senyuman kepadanya, siapa lagi kalau bukan yayangnya.
"Buset, berasa kayak idol aja nih gue." Gumam Nayra saat berjalan diatas karpet merah.
Mendengar gumaman Nayra, Avis hanya tersenyum tipis. Sedetik kemudian ia berbisik kecil pada Nayra, "Cie gugup yang mau ketemu keluarga besar calon suami."
Sibadak! Umpat Nayra dalam hati.
"Avis?"
Baru saja Avis dan Nayra memasuki ruangan, seseorang memanggil lantas keduanya menoleh. "Oh..." lirih Avis.
Ketika orang itu ada dihadapannya, Avis yang pertama mencium punggung tangan orang itu dan disusul Nayra.
"Tambah cantik aja nih." Ucap Avis dengan mengangkat satu alisnya kepada orang itu.
PLAK!
"Mulutnya, mirip siapa sih kamu? Nenek sendiri kok digenit-in." Gemas si nenek mencubit pipi Avis yang sedang terkikik.
Avis menyeringai, "Mirip Laskar?"
"AW! Nenek?!" Teriak Avis kesakitan karena telinga yang ditarik neneknya.
"Apa?" Neneknya melotot, Avis mengerucutkan bibirnya.
AVIS KALAH, Nayra terkekeh.
"Eh? Ututu, siapa nih? Cantik banget." Ucap nenek Avis mengabaikan Avis namun justru menatap Nayra dekat sekali, hampir membuat Nayra berpikir nenek akan menciumnya.
Nayra tersenyum kikuk, melirik Avis supaya membantunya namun malah Avis berpura-pura tak peka. Alhasil Nayra membuka mulutnya dengan canggung, "Saya Nayra Agisa temennya Avis, nek."
Avis dan sang nenek membuka matanya dengan lebar, lebih lebaran Avis sih. "Nay?!"
"Ah..." Sang nenek yang melihat Nayra mengabaikan tatapan maut Avis membuat dirinya senang. LULUS! "Oh, temen -nya Avis ya, kok bisa Avis punya temen secantik kamu sih?"
Nayra menahan tawanya mendengar pertanyaan aneh nenek, sedangkan Avis bertambah dongkol.
"Bercanda nek, sebenarnya saya pacarnya Avis hehe." Ucap Nayra yang membuat Avis serta nenek lagi-lagi terkesiap.
"N-nah bener! Pacar Avis nih." Ucap Avis salting satu tangan mengacak-acak puncak rambut Nayra sedangkan tangan yang satu menutupi wajahnya.
Sang nenek tersenyum jahil, "Kok mau Nayra?"
"Nenek?!"
"Haiszz, sana masuk kasih ucapan selamat ke ponakan kamu. Belum kan?"
Avis memutarkan bola matanya, "Nenek mau kemana?"
"Mau ke toilet, ikut?"
"Mau."
"Haish!" Si nenek sudah mengangkat tangannya tinggi-tinggi berniat mencubit pipi Avis lagi namun terlambat karena Avis kabur sambil cekikikan jahil.
Nayra menggeleng-geleng, "Bener-bener dah, nenek sendiri aja lo jahilin?"
"Nenek yang duluan ya gue ikutan lah."
"Ck. Btw, gue nggak nyangka tadi itu nenek lo. Soalnya kayak masih muda banget. Tanyain rahasia awet mudanya apa dong, Vis." Bisik Nayra ke telinga Avis.
"Gue tau kok rahasianya."
Nayra melebarkan matanya, "Apaan tuh?"
Avis menyisir rambutnya dengan satu tangan ke belakang, "Gue."
Nayra memejamkan mata sembari mengatur nafasnya, cakar boleh?
Kemudian ia berjalan lagi dengan Avis yang mengikutinya dari belakang bagai anak ayam plus celotehannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYRAVIS
Teen FictionNayra yang emosian harus ekstra sabar menghadapi Avis si tengil yang anehnya hanya tengil kepadanya. Dibalik emosiannya terdapat kelembutannya. Dibalik ketengilannya terdapat perhatiannya. Ikuti keseruan cerita mereka hanya disini! Come on? Read m...