"Bu Ntin?! Siomay campur batagornya 10 k ya, kasih sambel setetes aja kecapnya banyakin. Trus, pak Nton? Es mangga 1 gelas, es batunya agak banyakan yah?" Teriak Nayra.
"Nggih, neng." Jawab pak Nton dan Bu Ntin.
Nayra mengangguk lalu berjalan untuk duduk mendahului Ani dan Nisa.
"Pak Nton, es teh manis 2 yah? Terus Bu Ntin, batagornya 5k Pake 5 sendok sambel." Kata Nisa yang diangguki.
"Kalo gue Ani, siomaynya 10k yah nggak Pake kecap trus bumbu kacangnya banyakin, trus siomaynya dipotongin kotak-kotak kecil yah?."
"Siap neng." Sahut Bu Ntin.
"Thankkyu... Kita tunggu pak! Cepetan dah laper nih mulut."
Pletak! "Gigi woy! Mana ada mulut laper, gigi yang laper atuhlah." Ucap Nisa sehabis menggeplak bahu Ani.
Keduanya kemudian terkekeh gila sambil duduk tanpa mengetahui pandangan Nayra yang menatap mereka dengan jijik. Nayra menggelengkan kepalanya, Apakah punya sahabat gila juga termasuk anugerah?
"Dih Nay? Kenapa Lo? Geleng-geleng kepala?" Tanya Ani.
"Digeleng-geleng? Digeleng-geleng kepalanya digeleng-geleng~ ada Avis nya kecil-kecil pada mabok." Selesai bernyanyi ngawur, Nisa menatap Nayra dan Ani dengan nyengir.
"Pfftt... Kyahaha! Brak brak brak! Pas banget jibang! Hahaha!" Ani tertawa begitu lepas sambil memukuli meja.
"Kyahaha! Biasa gue gituloh! Suara gue bagus banget kan? Diajari kak Shawn Mendes nih."
Nayra menatap kedua sahabatnya semakin jijik ya? Ia pun hanya mendengus kasar tak ingin berbicara. Biarlah kedua anjing ini berguguk.
Nayra baru tersadar bahwa dirinya begitu penyabar karena masih bisa berteman dengan kedua sahabatnya yang aneh ini. Ia pun menganggukkan kepalanya, bangga dengan dirinya sendiri.
Disaat dirinya tengah asyik berbangga diri, Bu Ntin dan pak Nton ada dengan membawa makanan mereka menggunakan baki,"Nih para neng cecan, pesanan telah tiba dengan sehat dan selamat."
"Makasih!!" Ucap ketiganya dengan sumringah.
"Gilaaa! Gue laper banget! Dari pagi belum makan apapun!! Untung cacing peliharaan gue semuanya lagi pada puasa." Ucap Nayra lalu mulai melahap makanannya.
"Lah Nay? Cacing Lo Sholeh banget." Kata Nisa sambil menyeruput es teh manisnya.
"Bukan lagi! Cacing gue Alhamdulillah Sholeh dan Sholehah." Jawab Nayra tanpa menoleh.
"Hah? Cacing juga beragama kah? Emang puasa apaan?" Tanya Ani yang heran.
Nayra memutarkan matanya, "CK! Beragama lah! Puasa hutang."
"Berapa hari?" Tanya Nisa mengernyit.
"7 hari, paling lama." Jawab singkat Nayra.
Ani dan Nisa mengangguk-angguk saling bertatapan, "Oouuuhhh...."
Nayra melihat kedua sahabatnya kemudian tertawa sambil menggebrak meja beberapa kali, "Kyahaha! Brak brak brak! Kalian percaya? Kyahaha! Mana ada begituan! Hihihi!"
Nisa dan Ani menatap Nayra dengan datar setelah tahu bahwa mereka telah dibodohi. "Tega." Ucap keduanya.
"Ulululuh... Kyahaha! Ngambek! Hihuhuk ukhuk!"
Nisa dan Ani saling bertatap lalu tertawa saat melihat Nayra yang tersedak, "Kualat!!" Ucap keduanya lagi.
"Ukhuk! Minum! Uweehh!" Nayra Yeng terbatuk menghadap bawahpun segera mengambil minuman yang disodorkan didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYRAVIS
Teen FictionNayra yang emosian harus ekstra sabar menghadapi Avis si tengil yang anehnya hanya tengil kepadanya. Dibalik emosiannya terdapat kelembutannya. Dibalik ketengilannya terdapat perhatiannya. Ikuti keseruan cerita mereka hanya disini! Come on? Read m...