Mendesah, Nayra mengerutkan keningnya. "Woy anjir? Lo mau sampe kapan ber-gelayutan diketek gue?"
"...." Bukannya menjawab, Avis justru duduk dengan memeluk Nayra yang masih berdiri. Jangan lupa, bibirnya masih mencebik sehingga membuat Nayra ada timbul rasa ingin menjepitnya dengan jepitan kolor.
Nayra sekali lagi mendesah kalah, "Lepasin gue." Ujarnya seraya mencoba merenggangkan rangkulan Avis.
Avis mendongak dengan tatapan tajam, "Kalo gue lepasin Lo mau ngapain?"
"Nyapu sambil salto."
"...."
"Ya terserah gue mau ngapain lah bego...." Jawab Nayra sudah sangat sebal.
Avis berdecak, "Kalo ditanya jawabnya yang bener bisa nggak sih?"
"Lo aja nanyanya nggak masuk akal begitu, ngapain juga gue jawabnya bener." Balas Nayra dengan acuh.
Avis menatap Nayra dengan sinis,"Sebel deh gue sama Lo, Nay."
Nayra menaikkan satu alisnya, "Terus? Gue harus bilang wow dipucuk Monas gitu?"
"CK! Lo kok gitu sih?!"
"Loh, Lo kok marah?"
"Ih Nayra! Ngapain bernada anjir?" Respon Avis sebal sendiri karena dia malah sedikit tersenyum gara-gara respon Nayra, padahal kan Avis sedang dalam mode ngambek.
"Awokawok!! Mau ketawa ketawa aja bang! Nggak usah ditahan, nanti gantengnya luntur." Ujar Nayra dengan tangan yang bermain-main dengan pipi setengah gembil milik Avis.
"Nggak mau yaaa... Gue lagi kesel, nggak usah bikin gue tambah kesel deh."
"Dih jibang Lo!" Nayra menoyor kepala Avis tanpa beban.
"Sakit aduh!"
"Lebay ah!" Ucap Nayra acuh dimulut namun dirinya malah kini tengah mengusap-usap kepala Avis.
Avis terpaksa memejamkan matanya, usapan tangan Nayra di kepalanya terasa begitu nyaman namun, tetap saja bibirnya masih Bimoli, "..... Lo jadi alien nggak usah cantik-cantik napa? Jadi alien ya alien aja, napa harus cantik imut manis begitu? Kan gue takut Lo digondol buaya."
"Hah?"
"Hah heh hah heh? Tinggal bilang iya aja apa susahnya?"
"Apa Lo bilang?gue nggak ngerti Lo ngoceh apa dah."
"Nah! Lo lemot begini aja imut, gimana gue bisa ngebiarin Lo keluar rumah tanpa gue? Gue yang susah kalo Lo culik, Nayraaaa." Ungkap Avis dengan raut frustasi.
"Stop dulu, Nyet! Kasih gue waktu buat mikir!" Jawab Nayra membiarkan jari telunjuknya berada didepan bibir Avis. "Jadi, Lo bilang... Gue cantik banget sampe-sampe seorang Avicena takut gue digondol buaya dan juga diculik orang? Gitu? Haha! Nggak lucu!"
Mata Avis menyipit, "Gue serius."
"Serius dari Hongkong! Untuk kekhwatiran Lo yang pertama nih yaaa... Emang gue cewek apaan? Emang di mata Lo, gue itu tipe cewek yang bakal kegondol buaya?" Tanya Nayra dengan dominasi yang kuat.
Avis tak berani menatap matanya, "Ya bisa aja, Lo kan bego-nya pro."
"....." Nayra menatap Avis dengan tak percaya, "Yakali! segitu nggak percayanya Lo sama gue."
"Bukan gitu."
"Halah!"
"Serius ini gue takut Lo dibawa orang."
"Mau dibawa kemana?" (Nada lagu Armada)
"Ish Nayraaaa, nyanyi teros!" Bimoli Avis kembali.
"Astagaaa, susah banget ya ngomong sama bayi? Lo nggak usah khawatir gitulah, gue mana mungkin kegondol orang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYRAVIS
Teen FictionNayra yang emosian harus ekstra sabar menghadapi Avis si tengil yang anehnya hanya tengil kepadanya. Dibalik emosiannya terdapat kelembutannya. Dibalik ketengilannya terdapat perhatiannya. Ikuti keseruan cerita mereka hanya disini! Come on? Read m...