"Ah segernya..." Ucap Avis ketika keluar dari kamar mandi. Dengan memakai baju hitam besar serta celana pendek abu-abu, handuk putih kecil tersampir dibahunya bertujuan untuk menahan tetesan air rambut yang masih agak basah. Avis menyisir rambutnya kebelakang membuatnya nampak begitu menggoda.
Saat ia hendak keluar dari kamar, ia mengernyit dan menghampiri sesuatu yang menarik perhatian matanya. Sebuah bingkai foto terpajang diatas meja yang sepertinya ini meja belajar Nayra. Dilihatnya foto itu terdapat dua orang dewasa sedang tersenyum ke arah kamera. Avis membalikkan bingkai foto mengira bahwa ada semacam tulisan keterangan siapa ini, namun tak ada apapun.
Avis memperhatikan sekitarnya, kamar Nayra terlalu sepi jika dibanding kamar-kamar cewe SMA pada umumnya yang pernah ia lihat difilm. Hanya ada beberapa pajangan kata-kata motivasi dan lukisan abstrak. Tak ada boneka atau benda yang berbau imut lucu dikamar Nayra.
Ini? Apakah menyedihkan? Kenapa Avis sangat merasakan hawa kesepian jika melihat keseluruhan kamar Nayra?
Avis berjalan sambil menggosok-gosok rambut basahnya menggunakan handuk, kemudian segera duduk disofa sebrang Nayra. Ia melirik Nayra yang sedang menonton tv sambil mengemil camilan. Nayra yang merasakan itu kemudian mendelik, "Apa Lo?! Jangan ngiler, gue pelit."
Avis memutarkan bola matanya saat melihat Nayra yang menyembunyikan camilannya dibawah ketek. "Kagak elah."
Nayra berdecih, kemudian kembali menyantap camilan sembari pamer pada Avis. Avis menggelengkan kepalanya, "Hairdryer dimana, Nay? Kok rambut Lo masih ditangkup, sih?"
"Eh?" Nayra menyentuh handuk yang membungkus rambutnya lalu nyengir, "Klalen."
"Bentar, gue ambilin hairdryer nya." Ucap Nayra Segera berjalan menuju kamarnya.
27 detik kemudian, Nayra kembali dengan hairdryer berada ditangannya. "Nih! Eh? Iiiiiihhh Tuhkan, jajan gue dilalap juga sama Lo."
"Dikit doang elah, lumayan enak." Ujar Avis lalu meletakkan camilan itu kembali dimeja, menerima hairdryer yang diberikan Nayra dengan kasar.
Nayra mencebikkan bibirnya, mengambil camilannya lalu berjalan sambil menghentakkan kaki, namun Avis mencekal pergelangannya. Nayra menaikkan satu alisnya, "Duduk sini, gue keringin rambut Lo."
Avis mendudukkan Nayra dilantai yang didasari bantal sofa, dan Nayra hanya melaksanakannya walaupun masih sebal. Setelah mencolokkan listriknya, Avis membuka handuk yang melilit rambut Nayra, dan mulai mengeringkannya. "Ini Rambut apa sapu ijuk?"
Nayra tak menjawab, ia sepertinya sangat menikmati keadaannya saat ini. Menonton tv sambil nyemil lalu ada yang mengeringkan rambutnya, beh! Enak anjir. Berasa jadi princess.
Setelah beberapa menit berlalu, kini tinggal Avis yang sedang mengeringkan rambutnya sendiri. Sedangkan Nayra, ia malah masih asyik nonton nyemil walaupun Avis tau Nayra beberapa kali sudah menguap.
"Taruh mana hairdryernya?" Tanya Avis sembari menggulung kabel.
"Taruh meja aja. Hoam!"
Avis mengernyit melihat Nayra yang menguap, "Tidur gih, udah jam setengah 9 juga."
"Ih! Nggak maulah!besok tanggal merah, gue mau begadang."
"Begadang gimana? Gue liat Lo daritadi nguap mulu. Nggak berfaedah juga begadang buat apa."
Nayra mengerucutkan bibirnya, "Kan lagi seru nih film."
"Besok masih ada lagi." Avis menarik Nayra agar segera beranjak dari duduknya, "Ke kamar sekarang, terus tidur."
"Lo gimana? Mau tidur dimobil?"
"Eh? Iya juga ya? Gue kan tidur dimobil, gue keluar dulu baru Lo kunci deh pintu rumahnya." Ucap Avis sembari mengambil hp.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYRAVIS
Teen FictionNayra yang emosian harus ekstra sabar menghadapi Avis si tengil yang anehnya hanya tengil kepadanya. Dibalik emosiannya terdapat kelembutannya. Dibalik ketengilannya terdapat perhatiannya. Ikuti keseruan cerita mereka hanya disini! Come on? Read m...