"Semuanya terasa berat buat aku, Vis." Ucap Selina dengan air mata yang mengalir.
Selina menyenderkan kepalanya tepat didada Avis yang hanya berdiam diri. "Aku sakit dan waktu yang aku punya tinggal sedikit. Aku belum bisa bahagiain ayah, aku terus kepikiran gimana nanti ayah kalo misalnya aku udah nggak ada. A-aku belum mau mati... hiks..."
Avis memejamkan matanya teringat ucapan ayah Selina tadi, ayah Selina memohon hingga berlutut kepadanya untuk menjaga Selina. Tentu saja Avis menolak, dia pikir siapa itu Selina sampai harus Avis yang jagain?
Namun, mendengar ucapan Selina yang mengatakan bahwa dirinya sakit parah membuatnya sedikit goyah. Pikirnya, kasihan. Dalam tak sadar, Avis memeluknya bermaksud memberi kekuatan agar Selina kuat.
Gluduk jeder! (Suara petir dan gemuruh)
"Nay?! Nayra?!"
Nayra menoleh ke asal suara, "Kak Alex?"
Alex keluar dari mobilnya dan langsung menghampiri Nayra, "Astaga Nayra, lo ngapain hujan-hujanan?!"
"Loh? Kak Alex juga, ini hujan kak nanti sakit, ngapain kesini?"
Alex menggeram, "Sekarang bukan waktunya lo khawatirin gue! Ayo masuk mobil gue."
"Nggak usah, nanti mobilnya basah."
"Nayra? Please..."
Mendengar nada bicara Alex, Nayra akhirnya mengangguk lalu berjalan menuju mobil dengan tangan yang digenggam Alex.
Setelah memasuki mobil, Alex memberinya handuk kecil. "Makasih kak."
Alex tak menjawab membuat Nayra cemas, "Kak? Kak Alex?"
"Hm."
"Lo marah?"
"Enggak."
Nayra hanya mengangguk-angguk, untuk beberapa saat suasana mobil menjadi sepi. Sudah tak tahan, Alex mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. "Kenapa jalan sambil hujan-hujanan?"
"Em, pengin olahraga." Cengir Nayra.
"Olahraga? Hujan begini?"
"K-katanya bikin sehat." Jawab Nayra mengalihkan pandangan.
Alex menghela nafas, "Avis mana? Kenapa ngebiarin lo sendiri?"
".... nggak tau."
"Lo lagi berantem sama Avis?"
Nayra tak menjawab membuat Alex mengerti, "Kenapa nggak telpon gue? Gue bisa nganterin lo."
"Lowbat." Jawab Nayra sembari memperlihatkan hpnya yang mati. "Kalo hp gue nggak lowbat gue juga pasti bakal pesen taxi online kok."
"Haduh Nayra, jangan gitu dong lain kali."
"Iya-iya... btw, pipi lo kenapa? Gue liatin kayak agak merah bengkak gitu." Ucap Nayra menunjuk pipi kiri Alex.
"Beneran merah? Anjin*!! Astaga muka gueee..." Rengeknya ketika melihat pipinya sendiri di kaca mobil. "Gimana nih besok gue sekolahnya?? Muka paripurna gueee... bolos deh."
Nayra menatap Alex dengan jijik sedangkan Alex hanya cengengesan. "Tadi ada nyamuk dipipi gue, trus gue tepuknya terlalu keras kayaknya deh, makanya jadi gini."
"Pokoknya, lain kali jangan jalan malam-malam sendirian lagi Nay, sekarang ini banyak orang jahat. Terus, sedia powerbank kalo kemana-mana." Sambung Alex.
"Iyaaa."
"Dibilangin paham nggak?"
"Paham kok paham. Nah, udahnyampe, gueturun ya. Makasihtumpangannya, btw jasnyaguebawadulu soalnyamauguelaundry. Bye!" Ucapnya sebelum menutup pintu mobil dan berlari menuju dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYRAVIS
Novela JuvenilNayra yang emosian harus ekstra sabar menghadapi Avis si tengil yang anehnya hanya tengil kepadanya. Dibalik emosiannya terdapat kelembutannya. Dibalik ketengilannya terdapat perhatiannya. Ikuti keseruan cerita mereka hanya disini! Come on? Read m...