2 || Njih Mas

4.3K 240 0
                                    

Soundtrack : LOVE DEL LUNA [ OST HOTEL DEL LUNA ]

Warning : MOHON MAAF UNTUK TEMAN-TEMAN SEMUA, ADA SEDIKIT PROBLEM NIH SAMA BAB NYA. KEACAK GITU SENDIRI, JADI UNTUK KENYAMANAN KITA SAMA-SAMA, KALIAN SAMBIL PERHATIIN BAB NYA YAA

TERIMAKASIH..

Ekhem

Nah, baru deh baca wkwk

***

"Mari silahkan masuk Nona."

Yah, setelah menempuk jarak yang lumayan jauh. Kami tiba di pekarangan rumah. Aku menatap takjub pada rumah megah di hadapan ku. Apa ini yang tadi Pak Han bilang akan membawaku bersama mereka? Ke rumah megah ini?

Pria yang tadi menggendong ku sudah masuk terlebih dulu. Tanpa melirikku juga, aku yakin dia pasti sangat benci akan kehadiran ku. Karna bagaimana pun kami adalah orang asing.

"Nona?!"

"Eh iya Pak."

Pak Han mengulas senyum, mengusap pelan lengan ku. "Tuan Reksa memang seperti itu, mari saya antar Nona masuk ke dalam."

Aku menahan tangan Pak Han sebelum masuk ke pintu utama. "Pak, saya pergi saja ya Pak. Saya bisa mencari kost-kost an sekarang untuk di tinggali. Pak Han tidak perlu membawa saya masuk."

"Tapi Nona, ini perintah Nyonya--"

"Pak Han, dimana gadis itu?"

Seorang wanita keluar dengan dress putih begitu anggun.

Pak Han yang semula berdiri langsung membungkukkan badan nya menunduk. "Ini Nyonya yang bersama dengan Tuan Reksa tadi."

Aku yang semula diam berdiri langsung ikut membungkukkan badan ku juga. "Malam Bu," sapaku menunduk.

"Makasii ya Nak, sudah menolong putra saya dari preman malam." Tau-tau wanita ini sudah memeluk tubuh ku. Aku berdiri mematung kaku saat mendapat pelukannya.

"Justru putra Ibu yang sudah menolong saya." Tuturku mengusap pelan punggung wanita tersebut sebelum kami mengakhiri pelukan dadakan ini.

"Ayo masuk dulu, Saya masak banyak hari ini."

Lagi, wanita tersebut melakukan kontak fisik dengan ku. Malah sekarang tangan nya menarik ku masuk ke dalam rumah.

"Nama kamu siapa sayang?"

"Rasi, Bu."

Wanita tersebut mengulas senyum nya, mempererat genggaman nya pada tangan ku. "Rasi cantik sekali nak, Saya ingin sekali punya anak perempuan. Eh tapi ternyata belom rejeki saya untuk mendapat anak perempuan. Hhehe."

Aku cantik katanya, haha aku sendiri tidak yakin kalau aku cantik. Di desa para perempuan jarang merias diri. Bahkan aku tidak memakai riasan apapun saat ini, hanya memakai pelembab bibir untuk bibir ku yang kering.

"Ibu lebih cantik dari saya malah." Aku terkekeh berkata jujur. Wanita yang menarikku ini begitu cantik, dia sangat anggun dengan dress putih nya. Bisa aku tebak usianya yang tak jauh dari Ibuku. Mungkin karna Ibuku sering terpapar matahari, kulit Ibu menjadi lebih kusam. Memakai dress seperti wanita di hadapan ku ini pasti akan melekat cantik jika dipakai Ibu.

"Kalau begitu kamu cantik seperti saya." Seru wanita tersebut yang ku balas senyuman.

"Ayo duduk sini, sayang kalau makanan nya tidak ada yang makan." Tau-tau kami sudah sampai di meja makan. Pertama kalinya aku melihat makanan berjejer penuh di meja. Aku duduk di salah satu kursi dekat dengan wanita tadi.

GARDENIA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang