43 || Salah praduga

1.9K 126 2
                                    

Happy reading

***

Malamnya, tepat di jam pukul 9 malam Adrian masih di rumah. Lebih tepatnya tengah di ruang TV dengan Mas Reksa. Mereka sepertinya tengah membahas pekerjaan.

Bisa ku dengar beberapa dari perbincangan nya yang tidak aku mengerti. Seperti membahas saham, aset, dan sejenisnya.

"Tapi bukankah harusnya yang ini Pak? Yang harus kita pindahkan?"

Aku sempat menoleh saat Adrian mencoba menjelaskan melalui ipad nya. Namun fokus ku malah teralih pada kedekatan nya dengan Mas Reksa.

Apa-apaan dengan tubuh Mas Reksa yang terlalu mepet itu?

Harus banget gitu posisinya kayak meluk dari belakang?

"Jangan yang itu, akan lebih baik untuk aset yang ini kita pindahkan ke bank yang ada di Eropa. Disana akan lebih aman untuk menyimpan nya."

Aku masih mengawasi keduanya. Kenapa Mas Reksa belum menjauhkan tubuhnya dari Adrian juga??

Keenakan?

"Rasi mau ambil cemilan, kalian mau juga?"

"..."

Tidak ada yang menyahut.

Segitunya suara ku ini tidak mereka pedulikan?

"Mas!"

"Eungh?" Jawabnya tanpa mengindahkan tatapan nya dari ipad yang tengah dibawa oleh Adrian.

"Gajadi!"
Makin membuat ku kesal saja.

Aku berlalu ke dapur, dengan di ikuti Murphy dari belakang. Entah kenapa melihat interaksi Mas Reksa dan Adrian makin membuat ku terpikirkan akan ucapan Dono tadi siang.

Apa mungkin selama ini Mas Reksa juga punya hubungan yang kayak gitu sama Adrian? Sesama laki-laki?

Semakin memikirkannya makin buat aku mikir yang engga-engga akan Mas Reksa.

Karna itu, aku mengambil semua cemilan yang sekiranya bisa mengubah mood aku menjadi lebih baik.

Namun sepeninggal dari dapur, aku melihat pemandangan dimana tangan Adrian tengah meraba dada Mas Reksa yang harus terbuka kancing nya.

Sontak aku berjalan mendekat dengan melempar asal cemilan yang lain.

"Mas!!"

Dengan segala kekuatan yang aku punya, aku mendorong tangan Adrian dari tubuh Mas Reksa.

"Saya tau kamu bisa saja suka sama yang sesama jenis, tapi jangan Mas Reksa! Saya peringatkan kamu buat jangan goda suami saya!"

"Asal kamu tau saja, kami saling mencintai. Jangan merusak hubungan kami karna kamu yang terus godain Mas Reksa."

Aku berseru dengan kedua tangan yang aku angkat ke sisi pinggang. Menatap tajam mata Adrian yang dengan lancang nya malah melirik Mas Reksa yang ada di belakang ku.

Kurang peringatan nya atau gimana?

"Jangan natap suami saya gitu ya! Mas Reksa gak butuh asisten, saya bisa ngurus Mas Reksa sendiri!"

Aku bisa maklum kalo saingan ku perempuan, tapi kalo harus Adrian--yang gender nya laki-laki, aku gak mau kalah dong!

"Kayaknya Mba--" Ucapan Adrian terpotong saat suara dari Mas Reksa membenahi.

"Adrian, kamu tidak perlu menjawab nya. Kamu pulang saja."

Apa-apaan maksudnya?

"Kok pulang sih?" Heran ku yang sudah menatap Mas Reksa penuh tuntutan.

GARDENIA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang