36 || Bimbang

2K 130 1
                                    

Soundtrack : Widodari_Denny Caknan

Gak tau kenapa playlist jawa, tapi emang lagi ngefeel nya lagu itu :v

Happy Halu!

***

Cukup siang sekali, aku dan Mas Reksa sama-sama sibuk dengan urusan kami sendiri.

Aku yang tengah memilah beberapa dokumen untuk dibawa ke kantor, dan Mas Reksa yang masih merapikan setelan formal nya.

Kami sudah kembali ke kamar, setelah acara sarapan bersama selesai.

"Rasi berangkat dulu ya Mas." Aku pamit terlebih dulu, dan oh ya, jangan mengolok ku karna sudah tidak mendiami Mas Reksa.

Aku hanya merasa, sifat yang seperti itu bukan diriku. Dan setidaknya ada setitik sikap Mas Reksa yang buat aku untuk bertahan

"Rasi,"

Langkah ku tertahan saat suara bariton milik Mas Reksa memanggil.

"Iya Mas?"

"P-pakaikan!"

Aku menatap cengo pada uluran tangan Mas Reksa yang melampirkan sebuah dasi berwarna navy.

"R-rasi?" Aku gak mau di anggap geer. Jadi setidaknya sedikit memastikan itu perlu.

"Iya."

Meskipun begitu, aku sempat melihat raut Mas Reksa yang tampak malu. Kurasa gengsi nya sedang bergulat dengan sisi julid nya.

"Gak biasanya Mas minta Rasi pakaikan. Ada apa?" Aku meraih dasi nya. Sedikit berjinjit untuk memakaikan dasinya.

"Memang nya salah? Toh kamu istri saya. Sudah sepatutnya kan istri melayani suami?"

"Bukannya Mas gak pernah ingin ada pernikahan ini ya?"

"Iya."

"Rasi gatau, seharusnya mudah buat gugat Mas Reksa. Tapi tanpa sadar, sikap tarik ulur dari Mas Reksa yang buat Rasi bimbang."

Kami saling bertatapan. Tatapan ku yang penuh harap padanya. Dan tatapan tak terbaca oleh Mas Reksa.

"Ijinin Rasi buat mencintai Mas Reksa sehabisnya. Seterusnya, Rasi pastikan untuk gak menyusahkan Mas Reksa lagi. Rasi pastikan itu."

Entah mengapa, setelah mengucapkan serangkaian kata yang sudah ku susun jauh dari terakhir kami bertengkar, rasanya seperti ada luka yang kembali melebar pada relung hatiku.

Setelah dipikir kembali, kurasa tidak seharusnya memaksakan cinta pada Mas Reksa.

Mungkin benar Mas Reksa yang memulai pernikahan ini. Tapi Mas Reksa tidak melibatkan perasaan.

Aku lah yang telah melibatkan perasaan padanya.

"Rasi,"

Aku menatap nya, menunggu seonggok ucapan nya yang mungkin membutuhkan mental ku untuk mendengar ucapan pahit darinya.

"Tetap jadi Rasi yang menyebalkan, mungkin itu sedikit membantu kamu untuk melepaskan saya."

Nyatanya, ungkapan kasih sayang darimu memang tidak pernah ada.

Lucu sekali rasanya saat takdir harus selalu mempermainkan perempuan.

Tiba-tiba, aku membenci diriku sebagai perempuan. Lemah, dan berperasaan.

***

Setiap teori tak pernah salah.

Jadi, jangan pernah salahkan jika ada teori yang berujar, 'Jika laki-laki berkerja dan berpikir dengan logika nya sebanyak 90% banding 10% perasaan.

GARDENIA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang