GARDENIA | SELESAI

19 || Kunjungan Tak Terduga

Soundtrack || WE DON'T TALK TOGETHER - HEIZE

***

"Jelaskan pada Oma dia siapa?"

"Oma, tadi Oma salah paham. Reksa gak--"

"Jelaskan pada Oma, dia siapa Reksa??!"

"Sejak kapan kamu mempermainkan hati perempuan hah?!"

Glek, kenapa di saat-saat seperti ini kerongkongan ku terasa kering. Setelah kekacauan yang dibuat Mas Reksa terhadapku... yaa pria itu dengan berani melakukan nya.

Aku pun tak tau sungguh Mas Reksa kerasukan apa. Rasanya aku ingin cepat-cepat membasuh bibir ku yang terasa kotor karna ciuman tadi. Tapi harus terurung setelah Nenek alias Oma Mas Reksa yang harus berkunjung tak tepat waktu.

"Reksa! Jawab Oma!!" Gertak Oma Mas Reksa yang tak ku ketahui sudah seperti apa wajah nya. Aku ingin membuka suara percayalah, tapi aku tidak bisa. Aku hanya menunduk memainkan jari-jari ku.

"D-dia cuman Asisten Reksa, Oma."

"Oma tidak akan bertanya tentang status! Oma berhak tau apa hubungan kamu sama gadis ini. Apa kamu sering melakukan hal tersebut?"

Sontak saja mata ku mendelik tak terima. "Nenek, Rasi cuman bawahan Mas Reksa. Rasi gak ada hubungan khusus sama Mas Reksa."

"Jadi nama kamu Rasi?"

Aku mengangguk sekilas.

"Sebagai seorang perempuan, harusnya kamu menjunjung tinggi martabat dan kehormatan kamu sebagai wanita. Jangan pernah mau di jadikan boneka oleh laki-laki bejad di luar sana."

Anehnya, setelah tadi berani membuka suara, malah kini aku kembali terdiam.

"Sudah berapa tahun hubungan kalian terjalin?" Tanya Oma Mas Reksa lagi yang mampu membuat kesabaran Mas Reksa habis.

"OMAA!! SUDAH REKSA KATAKAN KALAU RASI HANYALAH ASISTEN REKSA! DIA BAWAHAN!!"

Mungkin aku senang mendengar pembelaan dari Mas Reksa, tapi tak bisa dipungkiri juga kalau aku merasa rendah saat ia mengatakan hal tersebut.

"OMA JELAS MELIHAT KELANCANGAN KAMU TERHADAP SEORANG PEREMPUAN REKSA!!" Balas Oma Mas Reksa tak kalah seru.

"LALU APA MAU OMA?!" Tak pernah sekalipun aku melihatnya marah begitu besar seperti sekarang. Wajah Mas Reksa tampak memerah dengan meremas sudut meja kuat.

Seketika itu juga Oma Mas Reksa ikut berdiri. Membenahi kaca mata nya lalu menatap ku sekilas. Aku yang sudah berdiri di sebelah Mas Reksa hanya terus menahan nafas.

"Tanggung jawab."

"Nikahi Rasi."

° ° °

Hening.

Apa yang tengah ku rasakan saat ini. Penyataan Oma Mas Reksa yang sanggup membuat ku tak berkutik.

Menikah?

Yang benar saja! Aku yang rela merantau jauh ke kota adalah untuk menghindar dari satu kata tersebut. Tapi sekarang...

Berengsek!

Siapa yang tidak kesal?

Rasanya seperti kami tengah melakukan hal tak senonoh yang ketahuan oleh kepala desa. Ya walaupun benar kami melakukan kesalahan. Tapi tolong siapa pun ingatkan jika itu bukan kemauan ku!