44 || Momen tak terlupakan

2.1K 138 5
                                    

Happy reading

***

Karna bermain air tadi, alhasil baik aku dan Mas Reksa, kami sama-sama basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karna bermain air tadi, alhasil baik aku dan Mas Reksa, kami sama-sama basah. Menyebabkan pakaian yang kami kenakan menjadi lembab tak nyaman.

Aku tengah terduduk di salah satu bangku yang menghadap ke pantai. Kurasa kini waktu sudah memasuki adzan maghrib, karna langit mulai menghitam dengan sendirinya.

Mas Reksa? Entah kemana dia hanya menyuruh ku untuk tetap disini.

Apa mungkin Mas Reksa mau meninggalkan ku disini?

Sejahat itu jika benar-benar terjadi.

Aku menunggu nya cukup lama, sampai akhirnya sebuah sodoran paperbag terarah padaku.

"Ganti pakaian kamu dengan ini. Kita bisa ganti di masjid itu." Seru Mas Reksa menunjuk ke belakang, dimana tidak jauh dari pantai terdapat masjid disana.

"Mas Reksa sendiri?"

"Saya juga bawa."

Aku mengangguk.

Kami pun berjalan beriringan, bisa saja memakai mobil untuk sampai di Masjid. Namun kurasa berjalan beriringan menuju masjid seperti ini lebih indah untuk ku jadikan sebuah momen.

Sampai di jalan aspal, kurasakan sapuan tangan hangat Mas Reksa yang menggenggam tangan ku. Mas Reksa dengan telaten menuntun ku dari beberapa mobil yang melintas dengan laju cepat.

Namun kurasa aku terlalu nyaman dengan genggaman nya, sampai tangan ku berbalas menggenggam nya. "Enak Mas, anget." Ujar ku karna Mas Reksa sudah menatap ku meminta penjelasan.

Ku kira Mas Reksa akan menolak atau mengelak misalnya, namun rupanya genggamannya lebih erat dari yang tadi.

Sumpah demi apa jantung aku berdegup lebih kencang dari tadi!!

Gapapa Rasi...

Tetep kalem.

Namun sayang kami sampai lebih cepat dari yang aku perkirakan. Padahal aku mau lebih lama.

"Perempuan yang sana, sehabis itu kamu kesini lagi. Saya akan tunggu kamu disini, mengerti?"

Aku mengangguk, "Umm!"

Mas Reksa membalik tubuhnya terlebih dulu, namun tidak jadi setelah tubuh nya kembali berbalik ke arah ku.

"Kenapa Mas? Ada yang lupa?"

"Pastikan kamu tidak kemana-mana setelah selesai. Tunggu saya disini, jangan berkeliaran. Banyak orang jahat!"

Rasanya aku baru pertama kali mendengar nasihat nya. Biasanya kan hanya ada sejuta satu ucapan sombong nya.

"Iya Rasi tungguin."

"Bagus."

Akhirnya kami sama-sama berpencar, Mas Reksa ke bagian pria, aku ke bagian perempuan.

GARDENIA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang