lima

75K 6.2K 214
                                    

Mereka sampai dikantin dan disuguhi dengan keramaian kantin, mereka menatap sekeliling mencari bangku kosong yang bisa mereka tempati tapi sayang tak ada satupun bangku yang tersisa.

"Yah gimana dong gue laper banget ini"

Seyra melihat Tia dengan merasa bersalah ini juga salahnya karna menahan mereka untuk meminta mereka mengantarnya padahal ia bisa memintanya nanti saja.

"Tia sorry"

"eh ngapain lo minta maaf"

"salah aku ngulur waktu tadi"

"bukan salah lo kali emang biasanya kantin rame banget kita dulu juga sering gk kebagian tempat duduk"

"Heh lo bertiga"panggilan yang tidak ditemukan siapa yang dipanggil yang entah mengapa membuat ketiganya menoleh bersamaan seolah mereka lah yang dipanggil, tapi memang mereka:)

"itu siapa?"tanya Seyra menatap cowok yang duduk disalah satu bangku kantin tak jauh dari posisi mereka berdiri, cowok itu menatap kearah mereka dengan datar membuat Seyra merasa tidak nyaman.

"kak Farhan"

"kak Farhan manggil kita?"

"dari tatatapanya sih iya, Tia lo yang kesana"

"ehh kenapa gue lo aja kali"

"nggak gue takut"

"ya sama gue juga takut"

Seyra yang hanya menonton saling suruh itu melebarkan matanya saat kedua sahabat Dara menatapnya dengan senyuman manis.

Seyra menggelengkan kepalanya saat tau dari tatapan itu"enggak Aku nggak mau"

"ayolah Dar kak Farhan nggak gigit kok dan kayaknya kak Farhan natap lo bukan kita"

"aku nggak mau, Kak Farhan natapnya kayak benci git Aku jadi takut"

"Terus gimana nih, apa kita kabur aja?"usul Tia diangguki semangat oleh sahabatnya.

"ide bagus"

"Ayok"Tia menarik tangan sahabatnya.

"Si bodoh"


Ketiganya berhenti saat mendengar kembali suara Farhan yang nyelekit dihati.entah mengapa kantin yang sejak tadi ramai menjadi hening saat Farhan berbicara.

"kak Farhan ngatain Sisil ya?"

"enak aja, ngatain Tia itu pasti"

"nggak mungkin lah ngatain gue secara gue peringkat 3 umum" sombongnya sembari mengibaskan rambut digerainya kebelakang.

"fix kak Farhan ngatain lo Dar, jadi lo yang tanya ke kak Farhan maksudnya apa dia ngatain lo bego. kalau perlu sih caci maki juga, nggak terima gue sahabat gue dikatain bego"

"tapi aku takut"

"nggak usah takut, gue dan Sisil disini mantau lo"

"kalau aku di apa-apa ini gimana?"

"kita langsung gas membantu" jawab Tia menyakinkan.

"Beneran ya?"

"iya" Sisil dan Tia mengangguk semangat.

Seyra mengangguk lalu melangkah kearah bangku dimana Farhan dan teman-temanya berada.

"kalau gue berani Dar" Tia melanjutkan ucapanya setelah Dara sedikit jauh darinya dan gilanya Sisil ikut mengangguk setuju.

Seyra berjalan dengan menunduk karna Farhan terus saja menatapnya seolah ia musuhnya.

Tiba di bangku Farhan ia berhenti masih dengan menunduk.

"ke kenapa ya kak?"tanya Seyra sedikit terbata. Tanganya meremas rok sampingnya.

Bukan jawaban yang ia dapat namun suara kursi yang bergesekan dengan lantai.

Seyra terkejut saat tubuh seseorang mendekat kearahnya. Ia memundurkan tubuhnya dan mendongak. Didapatinya Farhan berdiri didepannya dengan tersenyum miring.

Farhan kembali mendekat kini dengan menahan tangan Seyra agar tidak menjauh darinya. Ia mendekatkan wajahnya ke telinga Seyra.

"gue tau lo amnesia"setelah membisikan itu ia memundurkan wajahnya dan lagi-lagi tersenyum miring melihat raut pucat Seyra.

"ma maksud kakak apa?"

"dan gue tau rahasia terbesar lo"

Seyra berkeringat tanganya yang terpilin terasa dingin.

"Ra rahasia?"tanya Seyra menatap wajah puas Farhan.

"ayo bicara" Farhan menarik tangan Seyra keluar dari kantin yang seketika menjadi rusuh.

***

Keduanya berhenti di taman belakang sekolah yang sepi dan sedikit kotor.

Farhan melepaskan tanganya dan menghadapkan Seyra padanya.

"lo selingkuhannya Saga"ucapnya langsung.

Seyra membulatkan matanya dengan tubuh menegang. Farhan yang melihat itu terkekeh pelan.

"hah gak sia-sia gue nyewa seseorang buat mantau si Saga" ucapnya dengan menyugar rambutnya kebelakang.

Lagi-lagi Seyra terkejut dengan ucapan Farhan.

"kayak nya bakal seru kalau perselingkuhan ini terungkap"

Seyra terdiam

"hubungan Saga dan Luna hancur begitupun hubungan lo dan Saga bahkan lebih dari hancur"

Seyra masih terdiam dengan bibir menipis tidak tau harus bagaimana.

"tapi gue nggak akan sebar perselingkuhan lo dan Saga"

Seyra menatap Farhan dengan sorot mencerah.

"dengan satu syarat"

Jantung Seyra semakin berdentak kencang entah kenapa firasatnya mengatakan 'Syarat' itu akan berakhir buruk untuknya.

"Buat Luna dan Saga putus"

***

Aku kembaliiiii

Nerd To AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang