Teruntuk kalian yang udah nungguin cerita ini lup lup lahhhh
❤🙆❤🙆❤🙆***
"Eh Ti kita pulang aja deh ya, rame itu" pinta Dara menarik pelan lengan Tia yang baru saja keluar dari mobilnya. Di cafe Billy sudah ramai beberapa dari mereka seperti tidak asing bagi Tia dan Dara, Sepertinya adalah anak sekolah mereka.
"nanggung kali Dar, kita udah disini. Nggak papa kali yang penting ada gratisan"
"tapi liat deh temen-temennya Rian ngeliatin kita, tatapan mereka nyeremin" Dara menunjuk dengan lirikannya pada Saga, Luna, Rian, Nando dan Billy.
Dari ke lima orang itu hanya Rian yang menatap mereka normal dengan senyum menyapa. Yang lainnya menatap Dara dan Tia dengan datar.
Tia menggaruk tengkuknya kikuk, sedikit tidak enak dipandang seperti itu oleh teman-teman Rian.
"Yaudah sih kita datang di undang juga. Yaudah ah ayo"
Dara pasrah mengikuti tarikan Tia menuju cafe Billy.
Sampai di dalam Dara tersenyum kikuk pada orang-orang yang menatap mereka, ia hanya mengikuti kemana Tia menariknya.
Dan sepanjang jalan ia menatap sekitar mengamati dekorasi cafe milik Billy yang dibuat cocok untuk remaja.
Dara menoleh kearah Tia saat Tia menghentikan langkahnya, melihat Tia menatap kedepan dengan senyuman sedikit di paksakan Dara menatap siapa sosok didepannya.
Ia sedikit melebarkan matanya, lalu kembali menoleh kearah Tia ingin bertanya kenapa mereka berhenti di depan cowok itu.
"Eh Saga, dateng juga ga?" basa basi Tia yang membuat Dara melirik dengan kerutan dahi. Ya tentu saja Saga datang, Billy adalah temannya yang tidak biasa ia dan Tia yang datang padahal bukan siapa-siapa Billy.
"iya" jawaban singkat seolah tak ingin meneruskan basa basi lagi.
"Eh ada Dara sama Tia" tiba-tiba saja Luna datang dengan mengaitkan tangannya pada Saga "pasti kalian di undang Rian ya, kok nggak bareng Rian aja Dar?"
Sebelum menjawab Dara melirik sekilas kearah Saga, cowok itu menatapnya masih datar "Enggak Lun, Tia malu kalau datang sendirian mangkannya aku bareng Tia"
Seseungguhnya tia merasa terfitnah, tidak seperti itu aslinya tapi demi sahabat ia relakan saja.
Dara menoleh kearah Tia dengan senyuman tipis, seperti meminta maaf untuk ucapan tidak benarnya.
Tia mengangguk kecil sangat pelan sampai dua orang didepannya tidak menyadari jika Tia dan Dara bicara lewat tatapan.
"emm yaudah Lun Sag kita duluan kesana ya, permisi" tanpa menunggu jawaban dari Saga dan Luna, Dara menarik lengan Tia menjauh dari dua orang itu.
Dirasa sudah agak jauh Dara dan Tia menghentikan langkah mereka, ditempat yang sedikit sepi.
"gue curiga deh Dar, si Luna kayaknya pingin banget lo deket sama Rian"
Dara mengangguk setuju "nah itu aku juga ngerasa gak beres, kenapa ya Ti?"
Tia mengangkat bahunya, "Dahlah sekarang jangan dibawa mikir keras Dar saatnya berb--"
"disini kalian ternyata, gue cari kemana-mana dari tadi" Rian datang diantara keduanya dengan penampilan berbeda dengan yang tadi.
Tidak begitu berbeda sih hanya saja Rian kini memakai apron berwarna hijau lumut.
"kenapa kalian natap gue gitu?" tanya Rian melihat cewek didepannya menatapnya dengan kerutan dahi.
Dara menggeleng "enggak papa cuma mau tanya kamu kenapa pakai apron?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd To Antagonis
FantasyBagaimana jika gadis cupu tapi tidak polos yang sangat menyukai novel bertransmigrasi ketubuh Dara antagonis sekaligus selingkuhan male lead di novel My Luna. Akan direvisi sebagian besar