"Sorry Dar"
Dara menoleh kearah Rian yang menatapnya dengan wajah merasa bersalah.
"hmm" hanya gumaman yang ia berikan, karna ia masih kesal dan sedang tidak ingin berbicara dengan Rian yang menjadi pelaku utama ia berada disini.
Tapi jika dipikir-dipikir lagi ini juga salahnya, Rian memang mengajaknya atau bisa dibilang memaksanya tapi ia juga mau-mau saja diajak. Padahal tadi sudah benar ia menolak tapi kenapa ia merubah pikirannya, harusnya ia tak terpengaruh dengan kata-kata mamanya yang kasihan dengan Rian dengan begitu ia tak akan berada disini.
"lo mau pesen apa?" tanya Rian memberikan buku menu yang baru saja diberikan oleh Nando ke padanya.
Dara menoleh sekilas lalu menggeleng, ia merasa tidak nafsu untuk makan apapun daripada nanti ia membuang-membuang makanan lebih baik ia tidak pesan apapun.
"Beli minum aja ya?" tawar Rian yang tetap di jawab gelengan oleh Dara.
Rian mengangguk dengan pelan, ia pun menyebutkan apa yang ingin ia pesan kepada pegawai kafe. Setelahnya ia kembali berbincang dengan temannya dengan sesekali melirik kearah Dara yang terlihat tak bersemangat sedikitpun.
Dara menggulir layar hp nya dengan malas bahkan beberapa pesan dari temannya belum ia balas karena terlalu malas untuk melakukannya, ditambah lagi moodnya yang sudah hancur saat ini.
Dara melihat ke meja depannya yang baru saja Rian letakkan pasta disana, ia menoleh kearah Rian dengan alis berkerut.
"Saga yang nyuruh"
Tanpa sadar ia berdecak tak suka setelah mendengar jawaban itu, ternyata masih ada saja yang cowok itu lakukan padanya.
Dara meletakkan hpnya di samping piring itu, lalu ia mengambil sendok dan mulai memakannya.
Makanan sudah didepannya tidak baik untuk menolak. Lagian ia takut jika ia menolak Saga tak segan akan langsung membuangnya, mungkin saja kan Saga melakukannya mengingat bagaimana sifat cowok itu.
Dara memakan makanan itu dengan pelan karena seperti yang ia bilang ia sedang tidak nafsu untuk makan apapun.
Dalam tunduk untuk menyuapkan makananya Dara melirik pada sebuah tangan yang terjulur untuk meletakkan segelas jus di samping piringnya.
Ia melirik pada pemilik tangan, seperti dugaanya orang itu adalah Saga.
Dara mengangkat bahunya tak peduli, terserah cowok itu akan melakukan apa selagi tidak merugikannya. ia pun melanjutkan memakan makanannya yang kini tinggal setengah.
Ia menyandarkan punggungnya pada kursi menatap lurus pada piringnya, ia menyerah tak bisa lagi menghabiskan pastanya. Di ambilnya jus yang diberikan Saga hingga tandas.
Ia melihat sekitar, banyak dari teman-teman Saga yang sudah menyelesaikan makanannya termasuk Rian yang berada disampingnya.
"Lama" gumamnya pelan sembari mengambil hpnya untuk kembali menyibukkan diri dengan benda persegi itu.
Jam sudah menunjukkan 21.07 masih ada satu jam dari waktu yang diberikan oleh mamanya. Tapi ia ingin pulang sekarang juga, Apa mereka tidak berniat untuk pulang atau ke tempat lain begitu?
"Udah selesai kan?"
Dara mendongakkan kepalanya menatap kearah Saga yang berbicara.
"Yoi" jawab Nando menyandarkan punggungnya pada kursi.
"Kita pulang sekarang"
Mata Dara berbinar senang,setelah mendengar itu Dara dengan cepat Dara memasukkan hpnya pada tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd To Antagonis
FantasyBagaimana jika gadis cupu tapi tidak polos yang sangat menyukai novel bertransmigrasi ketubuh Dara antagonis sekaligus selingkuhan male lead di novel My Luna. Akan direvisi sebagian besar