enam

67.8K 4.9K 119
                                    

Hii guyss
Aku kembali

Cuma mau bilang bab-bab sebelumnya banyak yang aku revisi, kalo kalian berkenan baca lagi bab-bab sebelumnya soalnya agak banyak yang aku revisi. Sinopsis juga aku revisi sedikit

Kalau ada typo komen ya:)

Happy reading

***

Seyra mendongakan kepalanya "kalo aku nggak mau? Kakak mau apa?"

Farhan berdecih, ternyata ancamannya tidak ber efek pada Dara or Seyra (mulai sini kita panggil Dara, nanti bab-bab sebelumnya akan aku revisi lagi).

"ya gue tinggal pake acara ini buat misahin Luna dan Saga"

Farhan merogoh saku celanya, diotak atiknya hp ditangannya setelah itu menghadapkan layar yang menampilkan foto.

Dara menutup mulutnya tak percaya, itu foto Dara dan Saga sedang memasuki sebuah kamar. Melihat banyaknya kamar disamping kanan kiri dan depan ia yakin itu adalah hotel.

Sampai sanakah hubungan mereka? Itu berarti ia sudah tidak perawan?

Tubuh Dara lemas, fakta itu benar-benar membuatnya terkejut. sangat.

"Gue akan kirim ini ke orangtua lo dan Saga gue juga akan sebar ini, mungkin kalian bakal di nikahin kalo nggak sih minimal Luna bakalan mutusin Saga. Gimana? Mau lo yang bertindak apa gue?"

Dara terdiam, bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan? Menerima perintah Farhan? Ia yakin ia tidak akan bisa memisahkan Luna dan Saga. Tapi jika Farhan yang bertindak, itu akan bahaya orangtuanya akan kecewa dan yang paling mengerikannya dinikahkan dengan Saga? Tidak ia tidak mau. Itu mimpi buruk baginya.

"kelamaan lo mikir gue sebar aja kalo gitu"

Dara Melebarakan matanya"eh jangan, i iya aku mau"

"mau apa?"

Dara memajamkan mata untuk meredakan emosinya pada cowok didepannya "Iya, aku bakal buat Saga dan Luna putus. Puas?"

Farhan terkekeh pelan, dimasukkanya kembali hpnya ke saku.

Ia menepuk pelan kepala Dara "bagus, gue mau sesegera mungkin denger berita mereka pisah. 2 bulan, kalo 2 bulan mereka belum juga pisah gue akan sebarin foto lo"

Seyra menatap kesal punggung Farhan yang menjauh meninggalkan dirinya.

Ia hendak ikut beranjak, tapi getaran di saku roknya membuatnya berhenti. Ia mengeluarkan hpnya yang sempat bergetar, menandakan ada pesan masuk.

Saga
Dimana?

Dara berdecak, ia sedang kesal dan frustasi rasanya. Sangat malas untuk membalas pesan dari sumber kekacauannya.

Ia ingin mengabaikan pesan itu, tapi sebelum honya kembali ke saku. Hpnya kembali bergetar menunjukkan nama Saga.

Apa lagi?

"apa?" tanyanya dengan suara ia usahakan se biasa mungkin, meskipun sedang kesal.

"dimana?"

"di toilet, kenapa?"

Ia berbohong tentu saja, tidak mungkin kan ia bilang yang sebenarnya. Bisa-bisa Saga curiga, dan rencananya akan gagal sangat awal.

"Lo kira gue bodoh? Ngapain lo sama Farhan di belakang sekolah? Pacaran?"

Udah tau kok nyanya,

Eh

Dara melebarkan matanya, lalu menatap ke sekitar.

Deg

Ia mendapati Saga menatapnya, tajam? Tampak jelas cowok itu sedang marah.

Dara menelan ludah tidak enak, Saga tidak mendengar apa yang ia dan Farhan bicarakan kan?

Sepertinya belum, tapi mengapa Saga marah?

"kesini"

Dara berjalan menghampiri Saga tangannya masih memegang hp yang ia tempelkan ketelinga.

Setelah sampai barulah ia menaruh hpnya di saku, Dara menunduk jujur ia takut berhadapan dengan Saga.

Bahkan emosinya terkalahkan dengan rasa takutnya, bisakah Saga tidak menatapnya seperti itu? Itu menyeramkan.

"A apa?"

"ngapain sama Farhan"

Dara meringis mendengar pertanyaan itu, ia tidak punya jawaban untuk itu otaknya buntu saat ini untuk mencari alibi yang tepat.

"mm itu.." Dara menggaruk tengkuknya, Ayo Dara berpikir.

Hening, Dara yang sibuk mencari jawaban dan Saga yang menunggu Dara melanjutkan ucapannya.

"Kak Farhan nyuruh aku buat jadi cheerleaders" masa bodo jawabannya tidak masuk akal karena hanya itu yang muncul di otaknya saat ini.

Perasaan Dara semakin tidak enak saat diliriknya Saga yang menatapnya dengan kerutan dikening.

"oh"

Jawaban singkat itu sukses membuat Dara menghembuskan nafas lega, kepala Dara terangkat saat telunjuk Saga mengangkat dagunya.

Dara menatap Saga dengan mata lebarnya yang mengerjap bingung, wajah Saga semakin mendekat.

Dara memundurkan wajahnya, namun tertahan oleh tangan Saga yang kini sudah menahan tengkuknya.

"Gue kangen, pulang sekolah seperti biasa" Saga berbisik tepat ditelingannya membuat tubuh Dara kaku.

Saga memundurkan wajahnya berhenti tepat didepan wajah Dara, sangat dekat hingga Dara bisa merasakan hembusan nafas Saga dipipinya.

Tangan Dara terkepal saat merasakan benda lembut basah menyentuh bibirnya, Matanya terpejam erat dengan jantung yang berdetak tak karuan. Tubuhnya benar-benar kaku dan kakinya terasa lemas.

Dara meringis saat bibirnya digigit selanjutnya ia rasakan lidah Saga menelusuri rongga mulutnya.

Ciuman itu terhenti dengan nafas keduanya yang ngos-ngosan.

"balas" perintah Saga kembali menempelkan bibirnya, Dara benar-benar tidak siap. Ia mungkin akan jatuh bila Saga tidak memeluknya.

Lumatan Saga menuntunya untuk membalas, tapi ia tidak tau cara membalasnya. Ia pun mengikuti bagaimana cara Saga menciumnya.

Ia bisa merasakan bibir Saga sedikit tertarik keatas, lama mereka berciuman hingga keduanya merasakan membutuhkan oksigen.

Dara meraup oksigen dengan rakus, ini gila bagaimana bisa ia membalas ciuman Saga. Tidak, ini tidak benar. Tidak seharusnya ia membalasnya.

"Gue suka, nanti pulang sekolah tunggu di parkiran. Seperti biasa tunggu sampai sekolah benar-benar sepi"

Kembali Dara merasakan usapan dikepalanya, dan masih seperti tadi ia ditinggalkan setelah usapan itu.

Punggung Saga menjauh, Dara meremas roknya. Kenapa ia membalasnya?!!

Bodoh.

Ia tidak akan pergi nanti, tidak peduli Saga akan menunggu ataupun marah padanya. Ia tidak peduli.

Dara berjalan kekelasnya karena bel sudah berbunyi, jalannya masih menunduk ia tak henti-hentinya mengusap bibirnya dengan punggung tangannya menyebabkan orang-orang mentapnya aneh.

Sekali lagi

Ia tidak peduli.

***

Nerd To AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang