duapuluhempat

41.7K 3.6K 166
                                    

Pagi ini Dara berjalan gontai ke dalam kelasnya, teman sekelasnya menatapnya dengan tatapan bingung.

Bagaimana tidak wajah Dara saat terlihat pucat bukan karena ia sakit tapi karena ia tidak menggunakan make up apapun di wajahnya bisa dibilang ia polosan, Bahkan rambutnya ia gerai begitu saja.

Ia duduk di bangkunya yang sudah ada Sisil disana.

"Kenapa Lo?"

Dara tak menjawab malah merembahkan kepalanya di meja menghadap ke arah Sisil yang berada dikananya.

"Ih Lo nggak pake make up lagi ya Dar?"

Kini Dara menjawab dengan anggukan.

"Wah parah Dara, bentar-bentar gue ambilin make up gue"

"Nanti aja Sil, gue lagi gak mood buat make up"

Sisil yang sudah membuka resleting tasnya kembali menutupnya mendengar ucapan Dara yang terdengar lemah "Lo kenapa? Sakit?"

"Capek"

"Eh capek kenapa?"

"Si Saga" meskipun jawaban Dara singkat namun bagi Sisil itu sudah jelas.

"Kali ini kenapa lagi?" Tanyanya melirik kebawah ke sepatu Dara untuk memastikan kejadian sepatu Dara yang basah terkena air tak terulang lagi.

"Masih kayak kemarin"

"Sialan si Saga, beneran deh Dar maunya tuh cowok apa sih?"

Dara menegakkan badannya "entahlah gue juga nggak tau Sil"

"Weitss kenapa nih kok gitu wajahnya" Tia datang dengan wajah cerianya yang sangat kontras dengan wajah kedua sahabatnya yang murung dan juga kesal.

"Si Saga masih tetep kayak kemarin"

Wajah ceria Tia berubah menjadi kesal bercampur malas "ishh dahlah biarin aja dulu Dar mungkin aja lama kelamaan tuh cowok capek sendiri ganggu Lo"

Dara mengangguk, yah mungkin saja Saga akan lelah dengan sendirinya.

"Btw kalian udah pr mtk?"

"Eh?!" Dara melebarkan matanya, baru ingat dengan pr yang diberikan gurunya kemarin.

Buru-buru ia mengambil buku tulisnya di tasnya, dan benar saja soal-soal itu belum terisi satupun. Mau terisi bagaimana ia saja sama sekalin belum menyentuh bukunya ini.

Bertambah lagi penyesalannya karna keluar bersama Rian tadi malam, andai saja ia ia tetap dirumah ia pasti ingat untuk mengerjakan PR nya.

"Mampus Dara belum juga" Seruan Tia menyadarkan Dara dari lamunannya.

Dengan segera ia dan temannya mengerjakan PR nya, ia melirik jam dinding yang berada di depan. Bel masuk tinggal 10 menit lagi dan apesnya jam pertama adalah matematika.

Ia harus cepat, semoga saja otaknya sedang lancar sekarang.

***

Saat ini Dara dan kedua sahabatnya duduk di bangku kantin menyantap makanan mereka.

Ah ralat bukan hanya Dara dan sahabatnya tapi juga Rian, cowok itu tiba-tiba saja duduk disamping Sisil yang memang kosong dan tanpa sepatah kata cowok itu memakan bakso yang dibawanya mengabaikan tatapan heran ketiga cewek di depan dan sampingnya itu.

"Si Rian kenapa kok diem-diem aja?" Tanya Tia menyenggol lengan Dara.

Dara mengangkat bahunya, untuk saat ini ia sedang malas untuk menceritakan tentang tadi malam pada sahabatnya mungkin nanti saja saat rasa kesalnya sudah mulai reda ia akan menceritakan pada mereka.

Nerd To AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang