tujuh

61.1K 4.9K 50
                                    

Bel sudah pulang berbunyi sejak berapa menit yang lalu, kelas Dara mulai sepi karena penghuninya satu-persatu meninggalkannya.

Tinggal ia, Sisil dan Tia. Masih duduk di tempat masing-masing dengan Sisil dan Tia yang menatap Dara dengan heran.

"Gak pulang Dar?" tanya Tia membenarkan tali tasnya, Ia melihat Dara belum juga membereskan tasnya.

"bentar lagi, nunggu jemputan. Kalian duluan aja nggak papa"

"yaudah sih nunggunya didepan aja, gak enak nunggu disini sendirian" ucap Sisil diangguki Tia.

Dara mengangguk di kemasinya alat tulis miliknya yang masih berantakan dimeja, lalu sedikit berlari menghampiri Sisil dan Tia.

Ketiganya pun berjalan ke parkiran bersama.

Dara yang sedang membenahi seragamnya yang tidak nyaman merasakan bahunya di senggol pelan oleh Sisil, ia mendongakkan kepalanya menatap Sisil.

"kenapa?" tanyanya yang dijawab angkatan dagu dari Sisil.

Apa maksudnya?

"Si Saga tuh"

Dara mengikuti lirikan mata Sisil, dan yah disana ada Saga dan pacarnya.

Siapa lagi kalau bukan Luna.

Dara mengangguk, lalu kembali menatap Sisil "terus?" tanyanya benar-benar bingung.
Sisil mencebik "ikutin kek, kayak biasannya, apel sama yayang lo. nih pake mobil gue, gue bareng Tia. ati-ati bawanya jangan nabrak lagi" Sisil menyerahkan kunci dengan gantungan Spongebob.

"Eh aku nggak bisa bawa mobil" tolaknya mengembalikan kunci itu ketangan Sisil.

"heh?!" Kedua sahabatnya terkejut, membuat Dara tersadar.

"maksudnya masih trauma naik mobil jadi nggak bisa" alibinya dengan cengiran.

Kedua sahabatnya manggut-manggut "yaudah kita yang nyetir"

"ng nggak usah, a aku langsung pulang aja. Supir aku udah didepan dadah" Dara langsung ngibrit meninggalkan sahabatnya yang tertegun.

Sesampinya didepan gerbang, Dara menyandarkan punggungnya di pagar tembok sekolahnya. Punggung tangannya mengusap peluh didahinya.

"huh selamat, bisa bahaya kalau aku ngikutin Saga. Takutnya bener-bener dibawa ke hotel" Dara bergidik takut untuk ucapan terakhirnya.

Dilirknya hp ditangannya menunggu balasan dari supirnya, masih centang satu abu-abu. Panggilannya juga tidak kunjung di jawab.

Mungkin sedang dijalan, pikirnya. Ia pun melangkah ke halte depan sekolah, sekolah tampaknya sudah mulai sepi. Di halte pun tinggal 4 anak.

Sepertinya juga menunggu jemputan seperti dirinya.

Ia duduk dibangku halte yang kosong, kembali ia memriksa room chat dengan supirnya. Masih sama.

Tidak mungkin kan ia naik angkotan umum, ia belum tau jalan pulang. Kalau nyasar gimana? tapi kalau ia tetep disini ia juga takut Saga menemukannya dan--

Arghhh

Dara mengacak rambut rapinya hingga sedikit kusut. Dirinya bingung, menumpang?

Pada Sisil atau Tia? Iya cuma mereka harapan satu-satunya saat ini. Masa bodo Sisil dan Tia akan tau kebohongannya mengenai supirnya yang menunggu, yang terpenting ia pulang.

"Halo Sil"

"Halo Dar, kenapa?"

"mm aku boleh nebeng pulang nggak?" Dara menggigit jari tangannya, berharap jawawban Sisil sesuai keinginannya.

Nerd To AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang