tigapuluhtujuh

30.6K 3.2K 312
                                    

Iya-iya author lanjutin ini woilah mental author tersentil baca komenan kalian😭

Tapi gpp author jadi intropeksi diri, emang kalau dipikir-pikir lagi endingnya agak gak jelas.

Maaf atas ketidaknyamananya dan author juga minta maaf karna author kayak plin plan gini.

Maaf bangetttt🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Dan makasih yang masih setia baca cerita ini🙏🙏

***

Dara mengernyit saat merasakan sakit yang begitu sangat di sekujur tubuhnya, ia mencoba menggerakan tubuhnya namun hanya jarinya saja lah yang bereaksi.

"DARA?!"

Teriakan yang tiba-tiba itu membuat sakit di kepalanya semakin menjadi, bahkan ia ingin menangis sangking sakitnya.

Ia ingin protes pada orang yang tak henti-hentinya berteriak memanggil dokter igu, Namun untuk membuka matanya saja ia tak mampu apalagi membuka bibirnya yang terasa kering itu.

"DOK! DOKTER"

Teriakan itu dibarengi dengan langkah kaki yang terdengar terburu-buru.

Ceklek

Dara mendengar suara pintu yang tertutup dengan sedikit kuat, ia duga orang yang sejak tadi berteriak itu baru saja keluar dari kamarnya?

Ah dimana ia sekarang?

Dara mencoba sekali lagi untuk membuka matanya, kali ini berhasil matanya terbuka dengan perlahan.

Dilihatnya sekitar, dari langit-langit ruangan lalu ke sisi samping kanan dan kirinya.

Ia berhenti pada tangannya yang terhubung dengan selang infus, melihat itu ia yakin sekarang bahwa ia berada di rumah sakit.

"Dia tadi gerakin jarinya dok!"

Dara melirik kearah pintu ruangan yang terbuka, disana muncul pria paruh baya dan wanita cantik yang mengenakan jas putih dan dibelakang mereka ada laki-laki dan lelaki itu adalah Saga?!

Jadi sejak tadi berteriak itu Saga?!

Dara memejamkan matanya sejenak meredakan emosi yang tiba-tiba saja muncul. Ia sedang lemah saat ini ia tidak ingin menguras tenaganya hanya untuk merasakan emosi pada cowok itu.

"DARA LO UDAH SADAR?!" Lagi.

Saga menghampiri Dara, mendahului dokter yang akan memeriksa Dara. Dokter itu menatap kelakuan Saga dengan gelengan kepala maklum.

Dara menatap kearah Saga, lurus pada manik mata cowok itu, sangat ketara bahwa Saga sangat khawatir.

Ia merasakan tangannya digengam oleh Saga, perasaannya menghangat. Jika dilihat dengan teliti bawah mata Saga sedikit memerah bahkan penampilan cowok itu terlihat berantakan.

Rambut yang biasanya rapi itu kini acak-acakan benar-benar seperti terkena badai.

"masnya boleh mundur dulu, biar saya meriksa keadaan pasien"

Saga melepas genggamannya, ia mundur beberapa langkah kebelakang membiarkan dokter dan perawat itu menggantikan posisinya disamping kasur Dara.

Setelah memeriksa keadaan Dara, dokter tersebut berbalik "Kalau boleh tau dimana keluarga pasien?"

Mata Saga melebar baru ingat tentang orang tua Dara, dengan cepat ia merogoh sakunya.

Sebelum memencet ikon telpon pada nomor Mama Dara, ia membalas pertanyaan dari dokter yang sempat ia lupakan.

"orangtua Dara baru aja pulang dok, saya akan hubungi"

Dokter itu mengangguk "nanti bilang saja untuk ke ruangan saya"

Nerd To AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang