empat puluh satu

13.9K 413 41
                                        

"Dar"

"Hmm?" Dara menoleh pada Saga yang sejak tadi tak henti-hentinya menatap dirinya. Entah apa maksud cowok itu menatapnya dengan tatapan aneh itu.

"Otak gue buntu, gue ga tau lagi gimana cara kita keluar dari novel ini" Saga tertunduk dengan tangan saling meremas di atas meja cafe yang saat ini mereka tempati.

Dara menghembuskan nafas lelah "Lo penulis harusnya lo punya banyak cara atau ide, ternyata lo cuma penulis abal-abal"

"Ck, terserah lo mau bilang apa, gue beneran pengen nyerah dengan semuanya. Ini salah gue, seharusnya gue ga senekat itu libatin lo"

Melihatnya betapa lesunya Saga, Dara hanya terdiam dengan pikiran berkecamuk, ia sebenarnya sangat marah tapi semuanya sudah terjadi ingin mengumpat ataupun memukuli Saga juga percuma. Ia hanya ingin fokus mencari cara agar mereka segera keluar dari novel romansa ini yang rasanya sekarang menjadi novel thriller karna ke psikopatan tokoh-tokohnya termasuk dirinya.

"Gue lagi mikirin satu cara dan mungkin ini cara yang terakhir yang bisa kita coba, bagaimanapun gue juga benar-benar pengen nyerah dengan semuanya. Kalau kali ini nggak berhasil gue pasrah kalau gue bakalan beneran stuck di novel ini untuk selamanya"

Telapak tangan dingin itu menyentuh punggung tangan Dara, kembali membuat Dara menoleh kearah Saga.

"Maaf"

Seharusnya Dara terharu atau apalah dengan tatapan sendu Saga, tapi entah ia malah tersenyum jenaka.

"Muka lo nggak cocok melas gitu, jelek banget" ucapnya dilanjut dengan tertawa.

Saga tersenyum tipis, di ciumnya punggung tangan Dara yang berada di genggamannya. Dara melihat itu  sembari menopangkan kepalanya menggunakan tangan lainnya yang terbebas dari Saga.

Alis Saga berkerut "tumben lo ga tantrum gue giniin"

Dara menggeleng, "selagi masih wajar ga bakalan gue ngamuk udah capek gue ngadepin lo, meskipun gue nolak juga lo bakalan maksa"

"Betul banget, Jadi cara apa yang lo pikirin?" Tanya Saga menaruh kembali tautan tangan mereka ke atas meja.

Mata Dara menatap lurus manik hitam milik Saga, ia sedikit pesimis Saga akan menyetujuinya. Tapi bagaimana lagi ia harus mencobanya.

"Mungkin lo harus balik lagi sama Luna jadi pasangan bahagia seperti di novel dan dengan gue yang menjauh dari lo. Benar-benar hilang dari kehidupan kalian berdua biarin kalian namatin novel ini dengan happy ending"

"Gak! gue ga setuju" Dan benar saja Saga menolaknya dengan tegas.

"Gue ga mau balik lagi sama cewek gila itu Dar, gue mending mati daripada balik lagi sama dia"

"Emang kita bisa mati Ga?, kalaupun bisa udah kita lakuin dari kemarin-kemarin. Nyatanya kita bakalan tetep bangun di novel ini"

"Gue belum nyobak buat mati Dar mungkin aja dengan begitu bakalan berhasil"

Dara menggeleng, "kalau lo berhasil, belum tentu gue juga ikut keluar dari novel ini. Lo mau ninggalin gue sendiri disini?"

Saga mengacak rambutnya frustasi, ia sangat-sangat menolak usulan Dara tapi di sisi lain cewek itu benar mereka tidak punya cara lain lagi. Benar atau tidaknya cara ini mereka harus mencobanya, tapi ia tidak bisa.

"Tapi Dar ga harus lo pergi ngilang gitu juga kan, Lo masih bisa ada di sekitar gue"

Dara menggeleng "Engga Ga, gue nggak mau cuma setengah-setengah. Gue akan benar-benar ngilang dari hidup lo bahkan lo nggak akan denger kabar gue sekalipun, kita end contact"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nerd To AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang