Rui & Claire kembali nih!
Ada yang kangen mereka?.
.
.Claire menuruni anak tangga, tepatnya berada di rumah kakak sepupunya. Claire terbiasa tinggal di sana karena sang ayah yang harus bekerja keluar negeri dan meninggalkannya sendiri.
Senyuman tercetak saat melihat kedua sang kakak sedang bermain PS di ruang keluarga. Ada ide untuk menjahili mereka. Sudah lama Claire tidak membuat kedua kakaknya itu kesal.
"Eh, Claire," sapa Nio yang terlihat serius menatap TV. Sedangkan Juan terlihat santai dengan bersender di sofa.
Smirk tercetak, Claire berjalan menuju televisi tepatnya stop kontak yang menghubungkan aliran listrik.
"Ngapain di sana?" Luan heran dengan tingkah Claire.
CTAK!
"CLAIRE!" Kesal kedua nya saat gadis itu mencabut kabel tv dan PS bersamaan.
Claire cengengesan dan berlari kecil ke sekitar sofa. "Claire, kamu nyebelin banget!" Nio bangun dari duduknya, begitu pun Luan. Kalau kejahilan Claire sudah keluar, Luan tidak akan tinggal diam.
"Biarin, wlee!" Claire tertawa dengan memeletkan lidahnya.
"Claire sini nggak?" Nio semakin gemas dengan adik nya itu.
Claire yang ingin menghindar, berlari keluar rumah sampai menuju taman, tentu Nio dan Luan mengikuti perginya gadis itu namun, langkah mereka seketika terhenti saat Claire tiba-tiba terdiam di depan gerbang rumah nya.
"Claire, ada apa?" Heran Luan mengikuti tatapan Claire yang hanya terdiam di tempat.
Nio yang mengetahui sesuatu langsung menyenggol lengan Luan. Di luar gerbang ada seorang wanita paruh baya dengan setelan kantoran, wanita itu menatap Claire dengan tatapan yang sulit di artikan.
Luan yang baru menyadari langsung menatap Claire khawatir. Terlihat jelas rahang gadis itu mengeras, seperti menahan amarah yang sangat besar.
"Cle—"
"Ngapain anda ke sini?" Potong Claire cepat, tatapan nya sangat dingin. Juan dan Nio pun menyadari aura gelap dari sekitar gadis itu.
"Sayang..." Lirih wanita itu dengan kedua mata berkaca-kaca.
Kedua tangan Claire terkepal. Decakan terdengar. "Sayang? Anda bicara sayang ke siapa?" tanya nya sinis.