"Lebih baik...kita tak saling kenal untuk selanjutnya"Namun Erkana diam, membuat Lucy tambah kesal
"Minggir" lanjut Lucy mendorong tubuh Erkana agar terbebas dari kurungan cowok itu. Namun...
BRAK!
Mata Lucy terpejam dengan erat dan tubuhnya bergetar ketakutan. Karena dengan tiba-tibanya, Erkana memukul dinding tepat di sisi kanan tubuh Lucy. Nafas Lucy tiba-tiba tertahan. Sesak nafasnya telah kambuh, namun ia berusaha menahannya agar Erkana tidak melihat seberapa lemah dirinya
"Buka mata lo" ucap Erkana dingin
Namun mata Lucy tetap terpejam. Ia berusaha mengatur nafasnya agar rasa sesaknya sedikit berkurang
"Gue bi--Lo...kenapa ?!" tanya Erkana yang tiba-tiba panik saat melihat Lucy memegang dada sebelah kanannya dan nafasnya terdengar berat. Tubuh Lucy juga ingin merosot ke tanah namun dengan cepat Erkana menahan pinggang gadis itu
"Lo kenapa ?" tanya Erkana lagi, namun Lucy tidak menjawab. Matanya juga masih terpejam, ia berusaha mengatur nafasnya
Karena Erkana tidak mau terjadi sesuatu pada Lucy. Ia menggendongnya menuju klinik kampus yang tidak jauh dari keberadaan mereka
"Tahan, gue bawa lo ke klinik" ucap Erkana yang langsung menggendong Lucy ala bridal style
"Dia...Hwang Rui bukan ?"
Claire mengangguk pelan, membuat Luan tersenyum tipis
Tibanya Luan dan Claire di meja perpustakaan, mereka langsung duduk dengan Claire yang duduk di sebelah Luan
Claire terdiam sejenak
"Bang" panggil Claire
"Hm ?" balas Luan, mendonggakan kepalanya
"Menurut abang, aku..." jeda Claire membuat Luan menaikan alisnya
"Kenapa ?" tanya Luan penasaran
Claire menghela nafas dan menggelengkan kepalanya
"Gak jadi deh" lanjut Claire dan kembali fokus ke buku. Namun pikirannya bukan ke buku, melainkan pada cowok yang sedari tadi menatapnya di ujung sana dengan seorang teman cowoknya