Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah pertengkarannya dengan Claire kemarin malam, Rui tidak bisa menghubungi atau bertemu gadis itu. Claire seperti menghindar, bahkan saat Rui mengunjungi rumah gadis itu dan kakak sepupunya, Claire tidak ada di rumah.
"Bang, lo yakin Cle nggak pamit atau bilang sesuatu sebelum pergi?" tanya Rui khawatir.
Nio menggeleng. "Nggak pamit dia pergi nya, gue telpon juga nggak di angkat." jawabnya yang sama-sama khawatir.
Rui memejamkan mata sejenak. "Kamu kemana sih, Cle," gumamnya cemas. Sudah menelpon ratusan kali pun Claire tidak mengangkat nya.
"Bang Luan kemana?" tanya Rui. Siapa tau dia bersama Claire.
"Ada tugas kampus dari siang belum pulang," jawab Nio jujur.
Tidak ada pilihan lain, Rui meminta bantuan teman-teman kampusnya untuk mencari keberadaan Claire.
"Bang kabarin kalau ada berita keberadaan Cle, ya," seru Rui sebelum meninggalkan kediaman cowok itu.
Nio mengangguk. "Gue juga cari Cle, siapa tau lagi sama teman-teman nya," balas nya.
Rui sudah keluar kawasan rumah, laju mobil nya sekarang menuju tempat-tempat yang biasanya ia kunjungi bersama Claire. Rui berharap gadis itu berada di sana.
Tangan kanannya yang menganggur memilih menelpon satu-persatu teman Claire. Berharap gadis itu bersama mereka.
"Halo, Ru, ada apa?" Terdengar suara cewek dari sebrang sana.
"Cle ada sama lo nggak?" tanya Rui langsung.
"Lah! Cle nggak berangkat ke kampus. Gue kira dia sama lo," balas Azura di sebrang sana dengan heran.
Rui semakin di buat cemas. "Lo nggak bohongin gue kan?"
Decakan terdengar. "Lo nggak percaya sama gue? Dari pagi gue nggak ada kabar dari dia. Pesan dari gue aja nggak di bales," jawab Azura serius.
Telpon terputus setelah Rui memutuskan sambungan sepihak. Tangan nya kembali bergerak, ia mencoba menelpon Claire lagi, berharap gadis itu mengangkatnya.
Di sisi lain dengan tempat yang berbeda.
Claire terduduk di depan kursi bar. Kebiasaan nakal Claire di masa lalu nya kembali terulang saat perasaan nya telah hancur. "Satu gelas lagi," pinta Claire pada bartender. Wajah nya sudah memerah, tapi dia masih ingin meminum alkohol tersebut.
Bartender itu mengangguk dan membuatkan minuman untuk Claire. Posisi Claire tertidur di atas meja bar dengan kepala menelungkup di lipatan tangannya. Sudah dua jam ia di sana seorang diri.