Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lucy menatap kesal Erkana yang sedang duduk santai di sofa. Sedangkan yang di tatapnya, malah tersenyum jahil pada Lucy
"Apa lihat-lihat!" kesal Lucy
Erkana tersenyum tipis. "Uututu...ada yang ngambek nih" balas Erkana dengan nada mengejek
Lucy memutar bola mata malas. Erkana bangun dari duduknya dan langsung mengenggam tangan Lucy erat "Ayoo, mereka udah nunggu" ajak Erkana
Lucy mengerutkan keningnya dan menunduk, ia menatap tangannya yang di genggam Erkana. Namun entah kenapa genggaman Erkana sangat nyaman, membuat Lucy membiarkannya "Mereka ? Emang kita mau ketemu siapa ?" tanya Lucy penasaran
"Rahasia. Makannya ikut aja, lo pasti bakal senang" balas Erkana dengan senyuman
Lucy menghela nafas dan akhirnya terpaksa mengikuti cowok itu
Di sepanjang perjalanan Lucy penasaran, akan di bawa kemana sama cowok di sampingnya ini
"Er, kita mau kemana sih ?" tanya Lucy
"Sabar, dikit lagi sampai kok" balas Erkana, membuat Lucy mendengus
"Tinggal jawab aja sih!" kesal Lucy
Erkana terkekeh dan melirik sekilas Lucy di sampingnya. "Calm down beb," ceplos Erkana, sontak membuat Lucy langsung menatap cowok itu. Namun setelahnya tatapannya ia alihkan keluar jendela mobil. Pipinya tiba-tiba panas, pasti rona merah timbul di kedua pipinya
Lucy mengerutkan keningnya. Ia kenal jalan ini.
Tunggu!
"Ini ke arah rumah Rui bukan sih ?" tanya Lucy, ia baru sadar. Ini arah jalan ke rumah Rui dan sahabatnya. Choi Claire
"Yes" balas Erkana singkat
"Mau ngapain ke sana ?" tanya Lucy lagi
"Nanti juga tau," balas Erkana, lagi-lagi Lucy di buat kesal. Sungguh, ia sangat penasaran
Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka tiba di depan rumah Rui dan Claire
Erkana menatap rumah Rui. Namun tidak untuk Lucy, karena tatapan menuju ke rumah sahabatnya, Choi Claire. Ia sangat menrindukannya
"Luc," panggil Erkana
"Hah ? Iya ?"
Erkana menghela nafas. Ia sangat tau, gadis di sampingnya ini pasti merindukan sahabatnya
"Ayoo, turun" ajak Erkana, ia membantu Lucy melepaskan seatbelt
"Ma-makasih" ucap Lucy
Erkana mengangguk dan mengusak surai hitam Lucy pelan. "Ayoo, mereka sudah nunggu kita" ucap Erkana
Lucy akhirnya keluar dari mobil. "Ada apa sih ?"
"Ikut aja," balas Erkana, ia kembali menggengam tangan Lucy dan membawanya masuk ke dalam kawasan rumah Rui
"Rui bukannya di New York ya ?" tanya Lucy heran. Namun Erkana tidak merespon
Lucy mendengus dan ingin memukul cowok di sampingnya ini. Namun kegiatannya terhenti saat dengan lantangnya Erkana menyebut nama sahabatnya "Choi Claire!"
Lucy menatap Erkana bingung. Karena penasaran, ia mengikuti arah pandang Erkana
"Look. There your best friend, right ?" ucap Erkana menunjukan keberadaan Claire yang tak jauh darinya.
Seketika mata Lucy membulat sempurna. Ia mematung di tempat. Di sana, ia melihat Choi Claire sedang menatapnya
Segera Lucy berlari dan memeluknya dengan erat. Erkana dan Rui tersenyum, mereka akhirnya bertemu. "Sumpah...hiks lo jahat sama gue!" Lucy marah di selingi dengan tangisannya
"Lo pergi tanpa pamit sama gue!"
"Gue marah sama lo. Choi Claire!"
"Gue benci sama lo!"
Amarah Lucy keluar semua. Ia senang sahabatnya kembali, namun di saat bersamaan ada rasa kecewa. Mengingat satu tahun lalu, dimana sahabatnya ini pergi tanpa memberikan kabar dan hilang sampai sekarang
"Maaf" ucap Claire, hanya itu yang bisa ia ucapkan untuk saat ini
Lucy melepaskan pelukannya pada Claire. Ia menatap sahabatnya ini
"Aduh!" ringis Claire. Karena Lucy menjitak keningnya cukup kencang
Claire tersenyum tipis," Gak berubah ya, dari dulu masih sama," ucap Claire
Lucy mendengus dan menghapus air matanya
Tatapan Claire beralih pada Erkana yang berdiri di belakang Lucy
"Gimana hubungan lo sama dia ?" tanya Claire, ia menatap tajam Erkana. Bukan tanpa alasan Claire menatap Erkana seperti itu.
Claire dapat info dari Rui. Kalau Erkana mempermainkan hati sahabatnya ini, namun Rui juga menjelaskan kalau Erkana ingin memperjuangkan Lucy, setelah Lucy memilih mundur
Lucy melirik Erkana sekilas, setelah mengangkat kedua bahunya
"Gak tau," balas Lucy pelan
"Ekhmm," dehem Erkana tiba-tiba membuat Lucy dan Claire menoleh padanya
"Boleh pinjam Lucy sebentar" pinta Erkana
Claire menaikan alisnya, namun setelahnya mengangguk
Dengan tiba-tiba, tangan Erkana menggengam kedua tangan Lucy dengan lembut "Mungkin, waktunya kurang tepat" ucap Erkana
Lucy mengerutkan keningnya, mendengar ucapan Erkana yang tidak ia mengerti
"...Dan terlalu cepat juga. Tapi gue gak bisa tahan untuk berlama-lama"
Rui merangkul Claire. Ia tau apa yang selanjutnya akan terucap dari mulut sahabatnya ini "Pasti Lucy akan terkejut setelah ini" gumam Rui dengan senyum tipisnya
Claire menatap Rui heran. "Terkejut ?em-"
" I just wanna say something. I love you and will you be mine ?" lanjut Erkana, membuat ucapan Claire terhenti dan menutup mulutnya. Ia terkejut, begitupun dengan gadis yang di genggam tangannya oleh Erkana
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.