34

4.3K 503 34
                                        

Rui dengan lihai mengendarai mobil sport milik nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rui dengan lihai mengendarai mobil sport milik nya. Sedangkan Claire di sebelah Rui, hanya duduk dengan santai. Senyum tercetak di bibir ranum nya, tatapannya juga tak pernah lepas dari Rui.

“Ke sirkuit crown mau gak ?” tanya Rui tiba-tiba.

Claire tersenyum lebar. “Ayoo! Ayo! Aku mau ke sana, kangen sama tempat itu.” balas Claire heboh.

Rui tersenyum dan mengusak surai hitam Claire. “Iyaa, Ayo kita ke sana.” balas Rui

Lima menit kemudian, mereka telah tiba di sirkuit. Namun keadaan sirkuit telah ramai, mereka tidak tau kalau ada balapan di sirkuit itu.

“Siapa yang balapan ?” tanya Claire penasaran. Pasalnya mereka hanya melihat dari bangku penonton.

“Mau turun ke bawah ?” tanya Rui.

“Tapi, kita kan gak tau mereka siapa. Kalau gengs yang sadis gimana ?” tanya balik Claire dengan wajah lucunya

Rui terkekeh, “Ada aku, tenang aja.” jawab Rui sambil menggengam tangan Claire.

Claire tersenyum. “Ayoo deh, ke sana” ucap Claire, tidak takut lagi. Karena Rui membuatnya tenang.

Rui dan Claire mendekat ke balapan tersebut.

“Choi Claire ?”

Claire yang namannya di panggil, menoleh. Namun setelahnya ia membulatkan matanya. “Si-Sion” gumam Claire terkejut.

“Ini beneran lo. Choi Claire!” ucap Sion terkejut, begitupun Blue Eyes. Sungguh, mereka rindu dengan gadis itu.

Sion berjalan cepat menuju Claire dan ingin memeluknya. Namun seseorang yang berada di sebelah Claire membuat langkahnya terhenti.

Sion menatap tajam dan menampilkan wajah ke tidak sukaannya pada Rui. Namun tidak dengan Rui. Ia memasang wajah dinginnya.

Claire menatap mereka bergantian dan setelahnya memecahkan aura mengerikan di sekitar mereka. “Sion...” panggil Claire lembut.

Sion mengalihkan tatapannya pada Claire, setelahnya langsung memeluknya

Rui yang melihat kekasihnya di peluk ingin memberi bogeman untuk cowok itu, namun tangan Claire yang masih di genggamannya, mengeratkan pegangannya. Gadis itu seperti memberikan isyarat untuk tenang. Membiarkan cowok ini untuk memeluknya sebentar.

Rui menghela nafas kasar dan akhirnya menurut. Ia menatap cowok itu dengan tajam, seolah Sion adalah musuhnya. Namun karena Claire, ia berusaha menahan gejolak itu. Emm, cemburu mungkin.

“Bisa lepasin pacar gue,” ucap Rui dingin. Ia tidak suka cowok itu berlama-lama menyentuh gadisnya.

Sion yang mendengar ucapan Rui, melepaskan pelukannya pada Claire dan menatap tajam Rui. “Pacar ?” tanya Sion dengan tawa meremehkan.

Rui memutar bola mata malas. Ia paling tidak suka di remehkan.

Claire yang berada di antara mereka, menelan salivanya. Ia takut dengan aura mereka. Apa lagi melihat wajah Rui yang menatap Sion dengan  tatapan tajamnya.

“Tanya aja,” balas Rui melirik Claire di sebelahnya. Oiya, tangan mereka masih bergenggaman.

Sion menatap Claire, namun mata nya menangkap  tangan Claire yang menggengam tangan Rui.

“Claire, bisa lo jelaskan ?” tanya Sion dengan serius.

Claire melirik Rui di sebelahnya, sebelum menjawab pertanyaan Sion.

“Gu-gue...pacaran sama Rui,” balas Claire gugup.

Tanpa sadar, Sion mengepalkan tangannya. Namun setelahnya menghela nafas panjang.

“Dengar. Jadi jangan ganggu milik gue” Sambung Rui dengan senyum tipisnya.

Sion memutar bola mata malas.

“Ayoo pulang, aku malas di sini” lanjut Rui. Ia malas bertemu dengan Blue Eyes. Apa lagi Sion.

“Ahh, I-iya...Sion, gue pamit pulang ya.” ucap Claire

Sion kembali menghela nafas, “Kita baru ketemu, lo gak kangen sama Blue Eyes ?” tanya Sion sendu. Ia belum puas melihat Claire. Sudah setahun lamanya, Sion tidak bertemu dengan gadis itu.

“Nan--” ucap Claire terpotong.

“Claire, udah masuk Young Wings” sambung Rui santai. Tapi tidak dengan Claire

Secepat kilat, tatapan Claire beralih pada Rui. Rui yang di tatap Claire hanya menaikan alisnya. “Aku gak salah ngomong kan” ucap Rui pelan.

“Lo milih Young Wings dari pada Blue Eyes ?!” ucap Sion tak santai.

“Bu-bukan gitu, Io. gue bisa je--”

“Gue gak nyangka secepat itu lo lupain Blue Eyes” ucap Sion dengan senyum kecutnya.

“Sion, bu--”

“Udah lah, pergi sana sama pacar lo. Aaa...atau lo udah di apa-apain sama dia, sampai lo tunduk-” belum menyelesaikan ucapannya. Sion sudah tersungkur ke tanah.

“Jaga omongan lo!” ucap Rui tak santai. Ia juga memberikan bogeman untuk Sion.

Tangan Rui menarik kerah baju Sion dengan posisi Rui yang duduk di atas perut Sion.

Sion meludah ke sisi kiri. Sepertinya bibirnya telah robek akibat pukulan kuat Rui.

“Gue benar kan, Claire udah lo apa-apain ?” tanya Sion lagi dengan senyum meremehkan.

Rahang Rui mengeras dan ingin memberikan bogeman lagi untuk cowok brengsek di hadapannya ini. Namun dengan tiba-tiba tangannya yang terkepal di tahan. “Ru-Rui udah, aku ga-gapapa. Kita pulang aja” lirih Claire. Ia tak percaya, sahabatnya bicara seperti itu padanya.

Claire menahan tangisnya, ia tak mau terlihat lemah di depan orang.

Rui beralih menatap Claire. Wajahnya berubah menjadi sendu. Ia paling tidak bisa melihat gadis nya menangis.

Tatapan Rui kembali pada Sion. “Jaga omongan lo. Lo aman kali ini karena Claire. Sekali lagi gue dengar ucapan lo yang brengsek itu keluar...” jeda Rui menatap tajam anggota Blue Eyes sekilas.

“Gue jamin Blue Eyes akan hancur di tangan Young Wings!” lanjut Rui mendorong tubuh Sion sampai kembali tersungkur ke tanah.

“Ayoo,” ajak Rui menggengam erat tangan Claire dan meninggalkan sirkut.

Regan yang berada di tempat itu menghela nafas kasar. “Sion, lo udah keterlaluan sama Claire” ucap Regan, membantu Sion untuk berdiri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
05. My Enemy Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang