Erkana membawa Lucy ke mobilnya dan menurunkan Lucy di kursi sebelah pengemudi. Tatapan khawatir di berikan Erkana pada Lucy. Tangan Erkana terulur menyentuh pipi Lucy dan mengelusnya dengan lembut
"Kenapa gak dengerin gue sih. Luc" gumam Erkana
Lucy tiba-tiba membuka mata dan setelahnya langsung panik.
"Tenang Lucy. Lo udah aman" ucap Erkana yang langsung memeluk tubuh Lucy dengan erat dan mengelus pungung gadis itu dengan lembut
Lucy tiba-tiba terisak mengingat perlakuan Fero dan Deon padanya
"Tenang, ada gue di sini" ucap Erkana lagi, ia kembali menepuk-nepuk punggung Lucy pelan
"Sorry, gue telat" Bisiknya
Lucy melepaskan pelukannya pada Erkana dan menatap cowok itu dengan air mata yang masih mengalir
Erkana tersenyum tipis dan menghapus air mata yang mengalir di pipi Lucy dengan lembut
"Kok bisa tau gue di sini ?" tanya Lucy lirih diselingi sesegukannya
Erkana mengusak surai hitam Lucy lembut dan mengusap kedua pipi gadis itu dengan ibu jarinya
"Apa yang gak gue tau dari lo," balas Erkana lembut
Lucy mengerjapkan matanya mendengar nada bicara Erkana yang sangat lembut padanya
"Fero dan Deon anggota Young Wings dan gue tau tempat biasa mereka kumpul" lanjut Erkana. Lucy masih mendengar ucapan Erkana dengan serius
"Gue suruh mereka buat putusin lo" ucapan Erkana yang satu ini membuat Lucy menaikan alisnya
"Kenapa ? Kenapa lo minta mereka putusin gue ?" tanya balik Lucy penasaran
Erkana kembali tersenyum tipis
"Apa lupa ucapan gue tadi siang ? Gue minta lo putusin mereka sebelum jam 5 sore. Tapi nyatanya, gue gak dapat kabar itu dari lo" jawab Erkana
Lucy menunduk
"Gue lakuin itu ke lo karena gue gak mau lo ada masalah sama anggota Young Wings"
"Solidaritas mereka emang kuat sama anggota Young Wings, tapi untuk perempuan belum tentu mereka baik"
"Gue bicara ini ke lo, karena gue peduli sama lo dan paling utamanya..." jeda Erkana, membuat Lucy mendongakkan kepala dan menatap Erkana serius
"Gue sayang sama lo. Gue gak suka ada cowok lain yang dekat sama lo selain gue" lanjut Erkana lembut
Tanpa sadar kedua pipi Lucy menjadi merah merona. Sepertinya Lucy sudah mulai luluh pada Erkana
"Ru, kamu serius ?" tanya Claire tidak percaya
"Hmm, nih buktinya. Tiket pesawatnya udah sama aku" balas Rui santai sambil menunjukan dua tiket pesawat di hadapan Claire
Claire langsung memeluk Rui dengan erat
"Makasih, makin sayang deh" ucap
Claire senang sambil menggerakan tubuh Rui ke kanan dan kiriRui mengangguk dan mengelus surai hitam Claire lembut
"Nanti malam kita berangkat" ucap Rui
"Nanti malam ?"
"Iyaa, lebih cepat lebih baik" balas Rui
Skip time
Malam hari pun telah tiba. Claire dan Rui sudah tiba di bandara dan sepuluh menit kemudian pesawat mereka langsung take off. Di dalam pesawat Claire duduk bersebelahan dengan Rui
"Ru,"
"Hm ?" Rui menoleh pada Claire yang duduk tepat di sampingnya
"Lucy marah gak ya sama aku" ucap Claire, karena sudah setahun lamanya ia menghilang, tidak ada kabar dari Lucy dan teman-temannya
Rui mengelus surai hitam Claire lembut
"Menurut aku, wajar kalau mereka marah sama kamu. Tapi, gak akan lama. Aku jamin itu" balas Rui, ia berusaha membuat Claire berfikir positif
"Karena pastinya mereka kangen sama kamu," lanjut Rui
"Kamu yakin ?" tanya Claire sambil menaikan alisnya
"Yakin sayang" balas Rui
Claire mengangguk pelan dan menyenderkan kepalanya pada bahu Rui
"Aku ngantuk,"
Rui terkekeh dan mengelus kening Claire, agar gadisnya ini tertidur
"Tidur aja, kalau waktunya makan aku bangunin nanti" balas Rui
Claire mengangguk dan mulai memejamkan matanya