Mata Claire perlahan terbuka, menyesuaikan cahaya yang akan masuk ke retina matanya
"Dimana ini ?" gumam Claire, ia bingung dengan suasana tempatnya. Terakhir kali ia berada di pesawat dan sekarang ia seperti berada di sebuah ruangan dengan wangi lavender yang masuk ke indra penciumannya
"Sudah bangun" ucap seseorang lembut, Claire merasakan kepalanya di elus menoleh ke kanan dan betapa terkejut saat menyadari dimana ia berada sekarang
"Pagi sayang" ucap seorang wanita dengan senyum lebarnya dan tak lupa wajah cantiknya, sangat cantik
"Bu-bunda" ucap Claire gugup, ia langsung bangun dari tidurnya menjadi terduduk
Wanita itu tersenyum. "Ayoo bangun. Bunda sudah buat sarapan pagi," ajaknya
Claire mengerjapkan matanya, ia bingung dengan dirinya yang tiba-tiba sudah berada di kamar seseorang. Tunggu!
"Kamu di kamar Rui" ucap Lyra, ia tau dengan wajah gadis di depannya ini. Terlihat sangat bingung
"A-aku di kamar Rui ?!" tanya Claire tidak percaya
"Iyaa sayang,"
"Ba-bagaimana bisa ? Bukannya aku sama Rui ada di pesawat ? Terus kenapa sekarang ada di sini ?" tanya Claire bertubi-tubi
Lyra terkekeh, ia gemas dengan gadis yang sudah lama sekali ia rindukan ini. "Nanti Rui yang akan cerita. Sekarang kamu mandi dan kita sarapan pagi bersama" balas Lyra mengelus surai hitam Claire
"I-iya bun," balas Claire yang langsung turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi
Lyra hanya menggeleng-geleng kepalanya. Ia terlalu gemas dengan tingkah gadis itu
"Akhirnya, kamu menemukan Claire." gumam Lyra
"Ayoo sayang, gak usah malu" ucap Lyra saat melihat Claire sudah keluar dari kamar Rui dan sedang menuruni tangga
Claire mengangguk pelan, ia mendekati kursi sebelah Lyra dan langsung duduk. Di depan Lyra sudah ada Elvano dan tentu Rui yang sedari tadi tidak berhenti tersenyum karena tingkah Claire yang malu-malu
"Makan yang banyak," ucap Lyra
Claire mengangguk dan sedikit melirik Rui yang duduk tepat di depannya. Namun cowok itu tersenyum miring. Ia seperti menggoda Claire. Claire mendengus, ia tau kalau Rui menggodanya.
"Awas aja" gumam Claire tidak bersuara sambil menatap kesal Rui. Hanya Rui yang bisa melihat kalimat yang keluar dari mulut gadis itu
Rui menaikan alisnya, "okee" balas Rui santai, sama hal nya dengan apa yang di lakukan Claire
"Sejak kapan kalian bertemu ?" tanya Lyra membuka topik tiba-tiba
Tatapan Claire dan Rui langsung tertuju pada Lyra
Claire melirik Rui sekilas sebelum menjawab pertanyaan Lyra. " Dua bulan yang lalu" jawab Claire malu
Rui kembali tersenyum tipis. "...Dan Rui ketemu Claire waktu dia mau interview Rui saat penerimaan ketua divisi di kampus" sambung Rui
Claire langsung menatap Rui. Sedangkan yang di tatapannya, hanya memasang wajah santai
"Serius ?! Berarti kalian satu divisi ? Claire bagian apa ?" tanya Lyra penasaran
"Aku jadi wakil ketua divisi" balas Claire
Lyra menaikan alisnya. " Jadi kalian yang mengatur divisi itu ?"
"Iya bun" balas Claire dan Rui serempak
Lyra tersenyum jahil " Bisa barengan gitu" ucap Lyra
Claire menunduk, ia sungguh malu. Terlebih Lyra, bunda nya Rui yang selalu menggodanya
"Oiya bun" ucap Rui tiba-tiba, membuat Claire mendongakkan kepalanya
"Aku sama Claire..." jeda Rui, ia menatap Claire. Ingin tau apa respon gadisnya setelah mengatakan sesuatu yang penting ini ke orang tua nya
"Iya ?" tanya Lyra penasaran dengan kelanjutan ucapan Rui
"..Pacaran" lanjut Rui santai. Tapi tidak dengan Claire. Mata Claire membulat sempurna, sungguh setelah Rui mengucapkan kata itu. Jantungnya berdetak sangat kencang
"Serius ?!" heboh Lyra, sedangkan Vano hanya tersenyum tipis. Akhirnya, putra kesayangannya sudah dewasa
"Iya bun. Tanya saja sama Claire" balas Rui dengan tersenyum jahil
Claire mengerjapkan matanya dan menatap Lyra yang sedang menunggu jawabannya
"I-iya bun, aku pacaran sama Rui" ucap Claire menunduk, pipinya sudah merah merona seperti tomat. Bahkan rasa gugupnya dua kali lipat
Seketika Lyra memeluk Claire erat dan mengelus surai hitam Claire lembut. "Akhirnya, kamu jadi pacarnya Rui" ucap Lyra senang
Claire menatap Rui yang sedang menatapnya juga. Rui tersenyum manis padanya
Lyra melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Claire lembut. "Claire. Asal kamu tau, Rui itu sudah menyukai kamu sangat lama. Di saat kamu hilang dan pergi tanpa kabar, Rui sangat terpukul. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena sudah membuat kamu pergi..."
"...Tapi bunda menjelaskan tentang kepergian kamu, agar Rui tidak menyalahkan dirinya."
"Claire. Terima kasih, kamu mau menunggu Rui sampai sekarang."
"Bunda ingin kalian selalu bersama sampai ke jenjang yang lebih serius" lanjut Lyra
Tanpa sadar mata Claire berkaca-kaca. Ia terharu mendengar ucapan Lyra. Dimana Rui sangat menyayanginya, menyukainya dan mencarinya saat ia pergi tanpa memberitahu siapapun
"Janji sama bunda" ucap Lyra lagi. Membuat Claire penasaran dengan kelanjutan ucapan Lyra
"...Kalau ada masalah cerita ke bunda atau Rui. Jangan pernah kamu pendam seorang diri. Sekarang kamu sudah bunda anggap seperti anak bunda sendiri" lanjut Lyra lembut, namun kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat Claire terharu. Ia tidak menyangkan, ada orang-orang yang sayang padanya melebih sayang ayah dan bunda nya
KAMU SEDANG MEMBACA
05. My Enemy Season 2
Roman pour AdolescentsSequel 'My Enemy' Hwang Rui Elkana Sihan