48

1.8K 226 28
                                        

"Cle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cle." Bisik Rui tepat di telinga gadisnya.

"No."

"Claire." Kali ini suara Rui terdengar. Dia mengusap rambut Claire ke belakang telinga, memperjelas wajah gadisnya. Claire masih tertidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

"Wake up, it's time for breakfast, baby." Claire mengerang pelan, bergumam sesuatu yang terdengar tidak begitu jelas tetapi, Rui masih bisa mengerti. Dimana Claire berucap. "Masih ngantuk."

Claire justru semakin meringkuk pada guling nya. Kalian tau guling yang di peluk Claire?

Seorang Rui, cowok itu berbaring di sebelah Claire. Mengelus lembut pipi Claire dengan senyuman tipis. Sudah sepuluh menit lama nya Rui membangunkan Claire tetapi, gadis itu masih saja tertidur pulas.

"Wake up, beb," seru Rui lagi begitu lembut. "Kamu lupa, ada urusan yang harus di selesaikan hari ini," lanjutnya.

Claire menghela nafas dan membuka mata perlahan dengan sangat berat hati, kemudian menemukan Rui yang berada di sebelahnya.

"Morning, lil girl," jahil Rui dengan senyuman tipis.

Claire ikut tersenyum dan memeluk pinggang Rui, menghirup dalam-dalam aroma perfume Rui.

"Hei, ayoo bangun. Jam sembilan kamu ada janji sama ayah Arion," seru Rui dengan mencubit pelan hidung Claire.

Claire mengerang pelan dan merenggangkan pelukannya. "Aku takut." lirihnya.

Rui mengelus surai hitam Claire. "Takut apa, hm?"

Claire mengulurkan tangannya dan menyentuh rahang tegas Rui, mengusapnya dengan lembut. "Takut ayah marah karena nggak cerita tentang kedatangan bunda."

Rui mengangkat kaki kanannya dan memeluk kaki Claire yang berada di bawahnya. Sedangkan Claire bersandar di dada Rui menjadikan nya bantal.

"Aku ikut bantu jelaskan. Ayah Arion nggak akan marah sama kamu, percaya," balas Rui lembut.

Claire menghela nafas dan melepaskan pelukannya. Mengubah posisi menjadi terduduk, Rui pun mengikutinya. Mereka duduk dengan saling berhadapan. "Aku tau tapi, ayah bisa marah ke bunda," ucapnya sendu.

Rui merapihkan kedua sisi rambut panjang Claire. Kemudian turun mengelus kedua pipi Claire. "Pernikahan kita tinggal menghitung hari. Kamu harus terbuka dengan orang tua tentang masalah ini. Jangan di simpan sendiri yang malah akan menjadi masalah nantinya." Nasehat Rui.

Claire memainkan jari tangan Rui yang berada di kedua pipi nya. "Kamu temenin aku, ya."

Rui tersenyum dengan anggukan. "Sure, for my princess," balas nya.

Claire turun dari kasur empuknya menuju kamar mandi. "Aku mandi dulu. Kamu ke ruang makan aja duluan."

Rui mengangguk. "Aku tunggu di sana. Jangan lama-lama."

05. My Enemy Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang