"Ru, diam! Gue risih jadi pusat perhatian" kesal Claire, sedari tadi Claire selalu di ganggu Rui. Membuatnya menjadi pusat perhatian, terlebih para mahasiswi yang menatap sinis Claire tak suka
"Habisnya diam aja dari tadi," balas Rui, ia sedikit kesal. Claire terlihat ceria dengan si Nio itu tapi giliran dengan dirinya, gadis itu terlihat cuek dan dingin
Claire menghela nafas dan bangun dari duduknya. Ia meninggalkan Rui, namun Rui, mengejar Claire dan menahan lengan gadis itu saat tibanya di ujung koridor
"Kamu kenapa sih ?!" ucap Rui menarik lengan Claire membuat gadis itu menghadap langsung ke dirinya
Claire menatap Rui dingin dan matanya ia alihkan ke arah lain
"Gue capek jadi bahan omongan mereka, setiap hari selalu aja ada yang ganggu gue" ceplos Claire. Ya, selama Rui datang lagi ke kehidupannya. Claire menjadi tidak tenang, ada saja yang mengerjainnya atau mengucapkan kalimat yang tidak pantas untuknya
Rui terdiam sejenak mendengar ucapan Claire
Claire menunduk
"Hidup gue selalu menderita, Ru. Gue capek, gue mau jadi orang biasa" lanjut Claire sendu
"Okee, gue mundur. Gue gak akan ganggu lo lagi. Maaf untuk selama beberapa hari ini ganggu lo" ucap Rui tiba-tiba dengan kalimat jadi gue-lo, dan langsung pergi meninggalkan Claire seorang diri
Claire mengepalkan tangannya, bukan itu yang dia mau, Rui salah paham. Claire tidak mau Rui menjauh darinya, tapi sikap Rui belakang ini yang berubah derastis membuat para mahasiswi di kampusnya penasaran dan iri....sampai-sampai mereka mengerjainya agar menjauhi Rui
Dua hari berlalu, setelah event kampus. Rui benar-benar menjauh darinya, bahkan saat berpapasan dengannya, cowok itu tidak menyapa Claire sama sekali. Seolah Claire adalah orang asing baginya
Sekarang Claire sedang menunggu kak Nio. Ia memandang ponselnya. Perasaan gundah setelah dua hari, dengan pertimbangan yang matang. Claire mengetikan pesan untuk Rui, tetapi tak ada satupun yang ia kirim. Semuanya berakhir di hapus begitu saja
Claire menarik nafasnya dan menghebuskan perlahan. Ia akhirnya mengirim pesan kepada cowok itu. Urusan di balas atau tidak itu belakang, yang terpenting pesan itu terkirim
Rui
Ru, lo marah ?---
Skip timeTiga hari berlalu, Rui tidak membalas pesannya. Membuat Claire gelisah di buatnya
"Mau kemana ?" tanya Azura, saat ia melihat Claire terburu-buru merapihkan buku-bukunya
"Ada urusan" jawab Claire
"Gue duluan" pamit Claire dan keluar kelas
Selama kakinya melangkah menuju suatu tempat, mata para mahasiswi menatap Claire sinis
Claire memilih tetap berjalan dan sedikit menunduk
Cafe
Rui dan teman-temannya sedang duduk-duduk santai menikmati waktu istirahatnya
Devano sibuk dengan games nya, Zelo sibuk dengan bukunya. Sedangkan Rui sibuk dengan ponselnya
Zelo mendongakkan kepalanya hanya untuk mengganti lembar selanjutnya. Namun senyum tipis tercetak saat dirinya melihat Claire menuju ke tempat mereka. Tepatnya menghampiri sahabatnya ini. Hwang Rui
"Ehh, Claire" sapa Zelo dengan senyuman
Rui maupun Devano menoleh saat mendengar suara Zelo
"Gue mau ngomong sama Rui sebentar. Bisa nggak ?" tanya Claire
"Jangankan ngomong. Lo minta di peluk Rui juga pasti mau kok. Ya enggak Ru ?" tanya Devano
Claire berdecak, wajahnya terlihat kesal karena omongan Devano yang frontal
Zelo tersenyum tipis
"Lo denger gue, gak ?" tanya Claire pada Rui
"Jangan serius Claire. Santai aja" ucap Zelo
"Gue ngomong sama Rui, bukan sama lo" ucap Claire ketus membuat Zelo terkejut karena Claire terdengar kasar padanya
"Lo nggak dengar gue, hah ?!" kesal Claire lagi
Tatapan Claire tertuju pada Rui yang memandangnya dalam diam. Cowok itu bersikap cuek. Rui bangun dari duduknya dan melangkah keluar cafe, Devano maupun Zelo memilih diam. Pasti ada masalah di antara mereka berdua
Rui mencari tempat kosong dari keberadaan para mahasiswa
Rui menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap ke Claire. Ia memasang wajah datarnya
"Lo kenapa sih ?" tanya Claire langsung
"Lo...marah sama gue ?" tanya Claire lagi
"Gue gak marah. Mending lo pulang, udah selesai kuliahnya kan" jawab Rui dengan wajah dinginnya. Ia mengusir Claire secara halus
"Gu--"
"Udah gue bilang, gue gak marah" potong Rui
Claire menghela nafas
"Maaf karena ucapan gue, buat lo tersinggung...." jeda Claire menatap manik mata Rui
"Atau ganggu lo." lanjut Claire
"Udah gue bilang, gue gak marah" ucap Rui lagi
"Kalau gak marah, kenapa sikap lo selama tiga hari kaya gini ke gue ?" ucap Claire, namun Rui tidak membalasnya. Cowok itu memalingkan wajahnya ke arah lain
"Oke" ucap Claire mudur. Claire mengerti dengan bahasa tubuh Rui
"Gue kira lo serius sama gue, tapi...nyatanya lo cuma main-main" lanjut Claire dengan tersenyum kecut. Ia sadar diri, satu tahun lamanya bisa membuat semua perasaan berubah
"Harusnya gue sadar dari awal, kalau lo nggak benar-benar suka sama gue..." jeda Claire, entah mengapa mata nya sudah berkaca-kaca
"Ternyata cuma gue yang masih sama dengan perasaan gue yang dulu." lanjut Claire menatap Rui sendu
"Maaf," ucap Claire. Rui pernah membuat perasaannya kembali terbang tinggi setingginya, tetapi malah dibuat jatuh oleh cowok ini sampai dasar tanah saat ini. Seharusnya...ia tidak menunggu cowok itu untuk kembali padanya