38

5.1K 492 88
                                        

Acara makan malam berjalan dengan lancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara makan malam berjalan dengan lancar. Sekarang mereka sedang berbincang-bincang dengan hal random, namun Claire mulai teringat perihal Rui yang menyuruhnya bersiap setelah selesai makan. Ia mulai sibuk dengan pikirannya sendiri. Tanpa sadar kalau seorang Rui sedang memperhatikannya sambil menopang dagu dan senyuman. Cowok itu tau, kalau kekasihnya ini sedang memikirkan sesuatu.

"Choi Claire." panggilan dari Lyra membuyaran lamunan Claire. Ia langsung menatap Lyra dengan wajah lucu nya.

"Hah? Apa bun ?" spontan Claire. Rui sudah menahan tawanya, kala melihat wajah kekasihnya yang tegang sekaligus menggemaskan.

Lyra tersenyum sambil melirik Rui yang duduk tepat di sebelah Claire. "Bunda mau bicara hal penting sama kamu," balas Lyra lembut.

Claire mengangguk pelan. "Mau bicara apa bun ?" Asal kalian tau, jantung Claire sudah berdetak tak karuan. Ia sangat penasaran kalimat penting apa yang akan keluar dari mulut Lyra.

"Besok kita ke New York ya," jawab Lyra tiba-tiba.

Claire menaikan alisnya, "New York ?"

"Iyaa..." jeda Lyra melirik Rui dengan senyum tipisnya. Tentu Rui melihat lirikan bunda nya, ia membalas dengan senyuman juga.

"Rui ingin melamar kamu."

Uhuk...uhuk...

Seketika Claire terbatuk karena tertelan salivanya sendiri. Sungguh ia terkejut dengan ucapan bunda nya Rui.

Dengan reflek cepat, Rui memberikan gelas punyanya yang berisi air penuh ke tangan Claire. Claire tentu menerimanya dan meneguk sampai habis airnya.

Claire mengerjapkan matanya. Ia belum percaya.

"Udah tenang ?" tanya Lyra, ia tak akan melanjutkan ucapan nya jika gadis itu belum tenang.

"U-udah bun," gugup Claire. Ia memainkan jari tangannya yang berada di atas pahanya.

Lyra mengangguk. "Besok bunda sama ayah nya Rui, mau bertemu dengan ayah kamu. Memberikan kabar untuk melamar kamu."

Claire menelan salivanya, tapi kali ini tanpa terbatuk. "Bu-bunda serius ?" tanya Claire.

"Serius, tanya orang nya aja. Bunda cuma mau menyampaikan. Soalnya kata Rui, kalau dia ngomong langsung ke kamu. Bisa gak selesai-selesai karena gugup," ceplos Lyra, seketika tatapan Rui langsung tertuju pada Lyra dengan wajah cemberutnya.

"Benar kan, gak usah sok ngelak deh. Semalaman kamu ngerengek minta bunda yang ngomong. Mana pakai manja segala," lanjut Lyra dengan kekehan.

Claire menatap Rui di sebelahnya dan tersenyum jahil. Ternyata cowok yang ia kenal dulu keren, dingin, cuek jadi manja dan lucu gitu.

"Habisnya Rui, gak mau kalau hal penting itu jadi bahan tawaan karena salah ngomong," ucap Rui dengan nada lucu.

Claire kembali tersenyum.

"Jadi kamu terima lamaran Rui nanti gak ?" tanya Lyra tiba-tiba, membuat Claire seketika terdiam dan kembali menatap Lyra di depannya, bahkan ia kembali tegang.

Claire menunduk, setelahnya mengangguk pelan sambil memainkan jari tangannya. "I-iya bun, aku terima lamaran Rui."  Spontan Rui ingin memeluk Claire di sampingnya. Namun suara Vano membuat Rui menghentikan gerakannya.

"Ingat masih belum muhrim. Tahan sampai pernikahan," ucap Vano dengan nada datarnya.

Claire terkekeh melihat Rui kembali ke posisinya dengan wajah cemberut. Ia juga sambil melirik Elvano yang duduk di sebelah bunda Lyra.

Claire kagum dengan ayahnya Rui, terlihat sangat berwibawa dan...keren. Vano tidak banyak bicara. Namun sekali nya bicara membuat siapa saja langsung tunduk. Bahkan Rui langsung ciut yang di nasehatinya.

"Kalian siap-siap ya, besok kita berangkat dan untuk Claire, kamu hubungi ayah kamu yaa. Kasih kabar kedatang kami," ucap Lyra lembut.

"Iya bun."

Setelah acara makan dan membicarakan hal penting selesai, Lyra dan Vano memilih ke kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah acara makan dan membicarakan hal penting selesai, Lyra dan Vano memilih ke kamar. Sedangkan Rui dan Claire memilih menonton tv di ruang keluarga.

"Yang,"

"Hm ?"

"Kamu percaya gak kalau kita bakal menikah ?" tanya Rui menatap Claire dengan lekat. Sedangkan yang di tatapanya masih fokus ke tv.

"Percaya, karena aku cinta kamu. Begitu pun kamu yang cinta sama aku," balas Claire tanpa menatap Rui.

"Tapi yaa, aku masih gak percaya tau," ucap Rui, Claire langsung menoleh ke Rui.

"Gak percaya ?"

"Iyaa, awal pertemuan kita kan bisa di bilang susah untuk bersatu. Dimana kamu yang...bar-bar, ketemu sama aku yang orang nya gak suka kerusuhan," jawab Rui, ia sedikit memelankan suara nya pada kalimat 'bar-bar.

Claire mendengus, "Aku bar-bar juga karena ada sesuatu. Bukan karena mau aku," balas Claire cemberut.

Rui terkekeh dan menggengam tangan kanan Claire. "Iya aku tau, karena masalah keluarga kamu kan. Supaya mereka perhatiin kamu, tapi bukan nya berhasil malah mereka buat kamu tambah sakit."

Claire memanyunkan bibirnya, matanya sudah memanas. Entah mengapa jika menyinggung tentang masalah keluarganya, ia sangat sensitif.

"Aduh, jangan nangis. Maaf, aku gak bakal bahas soal itu," panik Rui, ia tak bisa melihat Claire menangis. Terakhir kali ia sangat sakit melihat gadis itu menangis waktu di club.

Claire mengucek matanya, ia tak boleh menangis. "Nggak, siapa yang nangis. Aku terharu aja. Ada yang peduli sama aku selain bibi dan Lucy,"  balas Claire dengan senyuman, ia berusaha tidak menangis.

Rui tersenyum dan mengusap kedua pipi Claire dengan lembut.

"Sekarang ada aku yang selalu ada buat kamu, jangan sakit lagi. Kalau ada masalah cerita sama aku. Kalau kamu agak kurang nyaman cerita sama aku, cerita sama bunda."

Kangen Rui dan Claire nggak ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kangen Rui dan Claire nggak ?

Maaf ya baru update 😊

05. My Enemy Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang