"Er, Lucy tuh" ucap Rion, ia melihat Lucy berjalan di koridor kampus dengan seorang cowok dan wajah Lucy terlihat bahagia
Tatapan Erkana langsung tertuju pada gadis itu
"Gue harap lo ja-- Er, mau kemana ?!" tanya Rion saat melihat Erkana pergi meninggalkannya
"Er!" panggil Rion lagi, namun Erkana tidak meresponnya
"Iyaa, hahaha lo ju--aduhh! Apaan sih ?!" ucap Lucy kesal, ia berbalik badan dan menatap seseorang yang menarik lengannya
"Apaan sih!" kesal Lucy lagi
"Ikut gue," ucap Erkana dingin, ia menarik lengan Lucy agar mengikutinya
"Ish! Lepas! Gue gak mau ikut lo!" balas Lucy ketus
"Bisa lepasin tangan lo dari Lucy" ucap seseorang yang tadi bersama Lucy dengan menahan lengan Lucy yang satunya lagi
Mata Erkana dan orang itu beradu dengan memancarkan aura peperangan
"Gak usah ikut campur!" balas Erkana ketus
"Lo udah buat merah tangan Lucy dan dia juga gak mau ikut lo" ucapnya santai
Erkana berdecak, ia menepis tangan orang itu dari Lucy dan kembali menarik tangan Lucy agar mengikutinya
Orang itu ingin maju memberikan bogeman untuk Erkana, namun Lucy memberikan tatapan pada orang itu agar diam
"Kalo ada apa-apa dengan Lucy. Lo...berurusan sama gue" ucapnya dengan penekanan
Erkana tersenyum tipis dan memilih tidak merespon orang itu
"Regan, gue pulang dulu" ucap Lucy dengan jalan terburu-buru karena Erkana menarik lengannya dengan berjalan cepat
Regan menghela nafas pelan, ia berharap cowok itu tidak menyakiti Lucy
Lucy dan Erkana tiba di taman belakang kampus
Erkana melepaskan tangan Lucy dan berbalik badan menatap gadis itu dengan tatapan dingin
"Mau apa ?" tanya Lucy datar
Erkana diam, ia tidak menjawab pertanyaan Lucy
Lucy berdecak
"Kalau gak ada yang mau di omongin gue--" ucap Lucy terhenti seketika saat seorang Erkana mendorong tubuh Lucy ke dinding dan memojokkannya. Erkana mengunci tubuh Lucy dengan kedua tangannya yang berada di sisi kanan kiri tubuh Lucy
Lucy membeku, ia menahan nafasnya sejenak. Ada perasaan takut yang menjalar di tubuhnya karena tatapan Erkana yang sangat tajam, seolah dirinya marah. Tapi marah karena apa ?
"Ma-mau a-apa ?" ucap Lucy terbata-bata, ia takut setengah mati
"Lo mau buat gue cemburu ?" ucap Erkana tiba-tiba dengan suara deepnya
Lucy menatap manik mata Erkana yang memancarkan api
"Ma-maksud lo apa ?" tanya Lucy terbata-bata, ia berusaha menghilangkan rasa takutnya
Erkana memutar bola mata malas dan tertawa remeh
"Lo..." jeda Erkana
"Apa ?!" tanya Lucy ketus, entah mengapa ia tidak menyukai saat Erkana tertawa seolah meremehkannya
Lucy tersenyum miring
"Lo cemburu, saat gue sama Regan ?" tanya Lucy menantang
Erkana terdiam
"Bukannya lo mau gue menjauh dari lo"
"Apa lagi yang lo mau dari gue!" lanjut Lucy yang nadanya sedikit meninggi
"Setelah satu tahun gue nunggu lo. Tapi lo malah sama cewek lain...hahaha" ucap Lucy dengan tertawa miris
"Gue juga punya perasaan, hati gue gak selamanya bisa di sakiti sama lo" ucap Lucy, kali ini wajahnya sedikit di naikan. Seolah dirinya menantang Erkana
Lucy tersenyum miring
"Gue mundur...gue capek. Cuma gue yang berjuang, sedangkan lo..." jeda Lucy, tatapannya berubah menjadi sendu
"Diam dan gak merespon sama perjuangan gue" lanjut Lucy tersenyum miris. Tak terasa matanya berkaca-kaca
Lucy mendekatkan wajahnya pada Erkana dan menatapnya dengan tajam
"Lebih baik..."
"Kita tak saling kenal untuk selanjutnya" lanjut Lucy