33. He's Back.

3.8K 693 344
                                    

Noted ; hai, long time no see? Hahahaha Nanti pesan di akhir chapter ini dibaca ya^^, update yg ini sebagai warm up dan tes ombak sebelum hal lainnya, haha. Dan oh! Maaf kalo ada typos dan kata-kata gajelas, karena aku nervous banget dah lama ga nulis><

••••

Kebahagiaan.

Ini adalah kebahagiaan.

Ya, kebahagiaan dimana suatu keadaan pikiran atau pun perasaan yg ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yg intens. Dan bagi Alex Jung atau Jung Jeno, kebahagiaannya saat ini adalah kecukupan serta kegembiraan yg intens.

Kecukupan, karena akhirnya setelah sekian lama, ia merasa dirinya lengkap. Terlengkapi dalam setiap sisi dan sudut, bagai puzzle yg telah kembali terkumpul dengan sempurna.

Kegembiraan yg intens karena, setelah sekian lama pula ia akhirnya kembali memiliki sesuatu yg membuatnya akan terus bertahan. Sesuatu yg menjadikannya sebagai topangan, untuk terus melangkah, dan menghancurkan dinding ketakutan yg sangat kokoh dalam sekejap yg telah menghantuinya kemarin-kemarin.

Sebenarnya, jika ia harus jujur, perasaan bahagia ini sungguh abstrak. Karena tak mampu dilihat oleh mata telanjang atau tak kasat mata, tidak dapat ditangkap oleh panca indera, serta tak bisa didengar meski suara tersebut di dalam kepalanya.

Perasaan ini meletup-letup, menggelitik perutnya yg memicu Jeno untuk tertawa keras, serta perasaan yg sangat lega dan nyaman hingga Jeno rasa ia mampu tertidur barang sejenak karena nyamannya dan lapangnya dada Jeno saat ini. Semua beban yg menumpu di pundaknya telah terangkat.

Seolah Jeno mampu untuk terus tersenyum hingga hari berakhir, hingga esoknya, esoknya, dan esoknya lagi. Perasaan yg juga ingin membuat seorang Jung Jeno menitikkan airmata. Airmata haru karena akhirnya, akhirnya, Alpha muda itu dapat kembali bernafas dengan sangat mudahnya.

Karena ia kembali.

Jung Jaemin. Yg merupakan sahabat masa kecilnya hingga ia remaja, Alpha yg bersanding bersebelahan dengannya, pemuda yg berbagi rahim beraamanya, dan, dan

Saudara kembarnya.

Saudara yg Jeno sayangi dan lindungi melebihi dirinya sendiri. Adiknya yg sejak kecil sering ia jaga tatkala orang tuanya tak berada di dekat mereka. Juga teman serta sahabat yg berbagi ikatan batin yg sama. Jaemin, yg selalu, dan akan selalu mengerti Jeno tanpa Jeno harus berkata-kata, begitu pun sebaliknya.

Jaemin, yg juga mengemban takdir yg sama di pundak mereka. Jaemin, yg memiliki kedudukan yg sama dengannya. Jaemin, yg akan selalu berdiri berdampingan dengannya. Iya, Jaemin. Jung Jaemin.

Karena sekali lagi, adik kembarnya itu telah kembali.

Masih dengan senyum yg sama. Dengan rentetan giginya yg rapih dan putih sedikit mengintip dibalik senyumannya. Masih dengan kedua bolamata yg berpupil semerah darah, tidak meruntuhkan kerlip di setiap tatapannya. Dan masih dengan tangan yg akan menarik Jeno untuk kembali berdiri berdampingan seperti sebelum semua kekacauan ini terjadi. Seperti kata Jaemin sendiri beberapa tahun silam;

Me and you, against the world, big bro.

Dan Jeno, Jeno yg merupakan anak tertua. Jeno yg merupakan seorang kakak. Jeno yg memiliki umur yg sama dengan Jaemin namun sudah harus dipaksa menjadi tameng dari adiknya ini, dipaksa untuk menjadi kuat agar dapat menjadi punggung tempat adiknya untuk berlindung. Dan Jeno, yg dipaksa untuk menyimpan semua perasaannya agar mampu menjadi kekuatan untuk adiknya, akhirnya meluruhkan airmata.

CANINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang