5. Exciting Camp...? Pt. 1

9.2K 1.2K 313
                                    

"Botol minum?"

"Cek."

"Pisau serbaguna?"

"Cek."

"Bantal tiup?"

"Cek."

"Lotion anti nyamuk?"

"Cek."

"Tali?"

"Cek."

"Penutup—"

"Sayang, kau sudah mengecek perlengkapan mereka hampir enam kali. Kau tidak kasihan melihat Jeno? Jelas dia bosan." Jaehyun berkomentar menatap Doyoung yg memegang buku catatan kecil dan si seberangnya Jeno mengecek barang-barang—lagi. Jaemin? Jaemin memainkan game di ponselnya sambil bersandar di sofa sebelah Jaehyun. Capek karena Doyoung terus-terusan mengecek perlengkapan mereka. Ini sudah keenam kalinya, for Gods sake!

"Aku hanya tidak ingin mereka ketinggalan apa pun, sayang." Balas Doyoung lalu menatap Jeno. "Kau bosan, Jeno-ya?"

Jeno mengerjap. "Uh..."

"Lihat, kan? Dia bosan dan kukira Jeno sudah menghapal semua peralatan di luar kepala karena terus-terusan di periksa. Give him some mercy, baby," Jaehyun tersenyum kepada Doyoung pengertian. Doyoung menghela nafasnya. "Fine."

"Aku..." Doyoung beralih ke bahasa inggris—aksen korea masih sangat kental. "Aku hanya..." gumam Doyoung. Tatapan Jaehyun melembut dan menepuk tempat di antara dia dan Jaemin. Doyoung kemudian berpindah dan menempatkan kepalanya di dada Jaehyun.

"Aku hanya... bayi-bayiku akan pergi berkemah dan aku terus merasa cemas..." Doyoung menghembuskan nafasnya berat. Jaehyun masih tersenyum dan mengelus pelan pucuk kepala Doyoung.

"Honey, usia mereka tujuh belas."

"I know—"

"Dan ini bukan kali pertama mereka berkemah."

"Aku juga tahu itu. Tapi aku tetap tidak bisa merasa khawatir. Maksudku, itu adalah alam liar—"

"Sayang, itu hanyalah Central Park," gumam Jaehyun geli.

"—dan aku takut terjadi sesuatu yg buruk disana. Aku... aku memiliki perasaan ini di dadaku," Doyoung memegang dadanya dan menghela nafasnya. "Kalian tidak usah pergi saja," Doyoung menarik Jaemin yg di sebelahnya dan Jeno—yg sudah berpindah ke sebelah Jaemin—dan memeluk mereka erat.

"Sayang, mereka tidak bisa bernafas."

Doyoung mendelik menatap Jaehyun dan tetap memeluk kedua putranya yg hampir outgrowth dirinya sendiri. Si kembar membalas pelukan Doyoung sedikit canggung.

"Aku lebih baik menghadapi putra-putraku pergi ke sebuah pesta dan mabuk dari melepas mereka ke alam liar seperti ini," Doyoung kembali berbahasa korea.

"Tolong jangan membuatku membayangkan mereka berdua berada di pesta tengah malam, mabuk, membuat keributan hingga tetangga harus memanggil kami polisi," Jaehyun memejamkan matanya saat dan menggelengkan kepalanya menghapus bayangan Jeno dan Jaemin di sebuah rumah, berpesta dan mabuk. Astaga, hanya dengan membayangkannya saja dia hampir terkena serangan jantung. (Well, Jaehyun hanya tidak tahu saja).

CANINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang