37. Truth

1.7K 284 55
                                    

"I told you to be careful."

"Yes, baby."

"I told you, to take care of yourself."

"Yes, honey, I—"

"You said you can handle this."

"Yes, honey, I kno—"

"You said to believe in you, to trust you."

"Yes, darling. I do—"

"But what now? Kau terluka, putra-putramu pun terluka. Bagian mana dari kalimatku yang tidak kau mengerti? Karena sepertinya kau menganggap angin lalu perkataanku."

"No! Baby, darling, I promise, aku tidak mencoba untuk terluka, atau putra-putra kita, ini adalah keadaan genting dimana—"

"You should protected them."

"I— I'm sorry, darling."

"But you didn't."

"This one's very much sorry. Please forgive this one. This—"

"Shut up, I'm still mad at you!"

Jeong Jaehyun menutup mulutnya seketika. Kondisinya saat ini berada di lantai dengan posisi bersimpuh. Ia bersama Jeno, Jaemin dan Jisung bersimpuh bersama dengan Doyoung Kim mondar-mandir di hadapan mereka, mengomel.

Keempat laki-laki tersebut menundukkan kepala mereka, tak berani untuk mengangkat barang seinci pun. Bahkan ketika menjawab kalimat Doyoung, Jaehyun sama sekali tidak mengangkat kepalanya.

Kneeling, adalah hukuman yang lumayan lumrah di rumah keluarga Jeong. Jeno dan Jaemin saat kecil sangat sering mendapatkan hukuman bersimpuh jika mereka terlalu nakal. Namun baru kali Jaehyun ikut bersimpuh, dan dengan tambahan Jisung.

"Jisung-ah, kau tidak perlu bersimpuh juga, bangkitlah. Istirahatlah, kau pasti lelah," Doyoung kemudian menarik Jisung untuk bangkit berdiri. Jisung menurut, terlalu takut untuk membuka suara dan menatap Jaehyun, Jeno serta Jaemin dengan skeptis. Namun ia tetap pergi ke kamarnya sendiri.

Jadi tidak, Jisung tidak jadi bergabung dalam hal bersimpuh bersama ini.

"Both of you," mata Doyoung menatap putra kembarnya. Mendadak keringat dingin membasahi belakang punggung Jeno dan Jaemin. "Kalian berdua adalah seorang Alpha, tapi bagaimana bisa kalian justru diselamatkan dan dilindungi oleh adik kalian?"

Jeno, Jaemin, dan Jaehyun serentak menoleh menatap Doyoung. Pikiran mereka sama, adik? Namun Doyoung tak menggubris pandangan yang persis sama tersebut. Ia melipat kedua lengannya di dada menatap nyalang pada kedua putranya. Jeno dan Jaemin kembali menunduk seketika.

"Bagaimana kalian berdua bisa begitu ceroboh dalam memprovokasi Nakamoto Yuta? Aku mengerti, kalian berpikir Yuta tidak ada andil sama sekali dalam hal ini—begitu pun diriku tak menyangka bahwa Yuta pun ikut di dalamnya—namun setidaknya, cobalah untuk berhati-hati! Meskipun Yuta tidak memiliki andil, namun pastikan bahwa ia tidak bisa menyerang kalian lagi. Tidak seperti tadi!" Sembur Doyoung. Jeno dan Jaemin menelan ludah bersamaan.

"We're very sorry, appa," keduanya berkata serentak.

Doyoung hanya mendengus kesal. "Dan kau," wajah tampan yang telah kembali muda tersebut beralih pada suaminya; Jeong Jaehyun. Dan Jaehyun mendadak gugup seketika. "Kau bilang kau sudah mencurigai Nakamoto Yuta, tapi apa buktinya? Kau tumbang hanya karena Yuta menyuntikkan wolfsbane pada sistemmu?! Bukannya indera kalian seribu lebih tajam dari manusia?? Seharusnya kau bisa menghindar! Bagaimana jika yang disuntikkan Yuta adalah racun mematikan!" Suara Doyoung meninggi dan napasnya terengah, menarik perhatian pada suami dan kedua putranya.

CANINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang